Liputan6.com, Jakarta - Terminal VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu 8 November 2022, untuk menyambut tamu kehormatan KTT G20 2022 di Bali. Selanjutnya, hak kelola bandara tersebut akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dana pembangunan VVIP Bandara Ngurah Rai seluruhnya berasal dari APBN Kementerian PUPR sekitar Rp 60 miliar.
Baca Juga
Tak hanya itu, Kementerian PUPR juga mengalokasikan dana untuk proyek pembangunan lainnya guna mengakomodasi kegiatan acara puncak KTT G20 pada 15-16 November 2022 mendatang.
Advertisement
"Itu (pembangunan VVIP Bandara Ngurah Rai) Rp 60 miliar, karena dalam rangka G20 itu (terminal VVIP lama) kecil, digantiin yang gede. Itu dari APBN PU. Semua yang di sini dari APBN PU, mulai dari Tahura, VVIP, jalan-jalan, Apurva Kempinski, dan lainnya," jelas Menteri Basuki di sela-sela G20 Special Event, HELP, Water & Disasters di Conrad Hotel, Bali, Jumat (11/10/2022).
Selepas G20, ia menambahkan, pengelolaan dan proses pemeliharaan VVIP Bandara Ngurah Rai akan diserahkan kepada Pemprov Bali.
"Untuk pemeliharaannya, nanti akan kita serahkan. Begitu dibangun, kita serahkan. Yang VVIP itu sudah kita serahkan tidak ke Angkasa Pura I, tapi ke Pemerintah Bali, karena tanahnya milik Pemda," kata Menteri Basuki.
Bukan hanya VVIP Bandara Ngurah Rai, berbagai proyek infrastruktur untuk mendukung kelancaran rangkaian acara puncak Presidensi G20 Indonesia nantinya akan dibawahi pemda setempat.
Basuki pun meyakini, proyek-proyek itu selanjutnya bisa terus dikembangkan untuk mendulang penghasilan daerah. Seperti Taman Hutan Raya atau Tahura Mangrove, yang jadi salah satu lokasi yang dipersiapkan untuk KTT G20 Bali.
"Kalau yang ada revenue-nya pasti bisa untuk pemeliharaan. Tapi kalau yang baru-baru ini, pasti bisa. Kayak Tahura, itu bagus, bisa untuk kawasan wisata," ujar Menteri Basuki.
Jokowi Resmikan Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai dan 3 Pelabuhan di Bali
Presiden RI Joko Widodo meresmikan Terminal VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan tiga pelabuhan di Bali. Ini merupakan pintu masuk dalam menyambut delegasi Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.
3 pelabuhan yang diresmikan Jokowi adalah Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul, dan Pelabuhan Penyeberangan Sampalan.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, pada sore hari ini saya resmikan Gedung VVIP Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kemudian yang kedua Pelabuhan Sanur. Yang ketiga Pelabuhan Penyeberangan Sampalan, dan yang keempat Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul Nusa Ceningan di Provinsi Bali,” ujar Presiden Jokowi di mengutip keterangan resmi, Rabu (9/11/2022).
Pada kesempatan peresmian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, revitalisasi Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai dilakukan dalam rangka mendukung penyelenggaraan G20, dimana Indonesia menjadi tuan rumah dan memegang presidensi pada tahun ini.
“Kita ingin memberikan kesan yang baik, karena terminal VVIP ini menjadi tempat singgah sementara dan pertemuan dari para tamu penting negara,” ujar Menhub Budi.
Untuk diketahui, revitalisasi terminal yang dibangun kurang lebih 3,5 bulan ini adalah hasil kolaborasi antara Kemenhub, Kementerian PUPR, Kemen BUMN, Kemenkeu, arsitek asal Bali, dan pihak terkait lainnya. Ruang lingkup pekerjaan revitalisasi terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai meliputi beautifikasi terminal VVIP (eksisting); pembangunan terminal VVIP (baru); penataan lansekap dan service road (baru); dan realokasi EMPU kargo dan bangunan lainnya.
Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai memiliki wajah baru dengan desain bangunan yang modern namun tetap ada sentuhan tradisional khas bali. Bangunan dan desain interior bandara terinspirasi dari bangunan asal Bali bernama Wantilan. Artinya, bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan masyarakat adat Bali.
Advertisement
Tiga Pelabuhan
Sementara itu, Kemenhub juga telah menyelesaikan pembangunan tiga pelabuhan di Provinsi Bali yang akan akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan transportasi dan meningkatkan konektivitas antar pulau.
Sebelum dibangun, pelabuhan ini masih merupakan pelabuhan tradisional dan belum memiliki fasilitas pendukung seperti dermaga, sehingga wisatawan yang mau naik kapal harus masuk ke air di pinggir pantai. Setelah dibangun, ketiga pelabuhan ini memiliki wajah baru, lebih nyaman, memiliki fasilitas dermaga dan fasilitas lainnya, dan memenuhi aspek keselamatan.
Pembangunan Pelabuhan Sanur sudah dimulai sejak Desember 2020 dan selesai pada tahun ini. Desain bangunan terminal dibuat oleh arsitek asal Bali (Popo Danes), yang kental nuansa kearifan lokal. Bangunan terminal di desain menyerupai perahu mecadik atau kapal tradisional sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Dibangunnya Pelabuhan Sanur, dan Pelabuhan Sampalan serta Pelabuhan Bias Munjul, akan melengkapi konektivitas transportasi di kawasan segitiga emas (Sanur, Nusa Penida, Nusa Ceningan).
Kehadiran pelabuhan ini diharapkan semakin meningkatkan kenyamanan bagi masyarakat yang berwisata, berlibur, atau masyarakat setempat yang ingin beribadah. Serta dapat mendukung sektor pariwisata di Bali, dan akan meningkatkan geliat ekonomi masyarakat di Bali dan sekitarnya.