Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjelaskan target di ranah digital pada 2023. Salah satu target BSI pada tahun depan, yakni peluncuran Super APP.
SEVP Digital & Transaction Banking Bank Syariah Indonesia (BSI) Parulian Saragih menuturkan, pihaknya ingin Super App ini segera diluncurkan. Kemudian,Bank Syariah Indonesia juga ada bank as a service.
Baca Juga
"Target kita sebetulnya Supper App, kita ingin supper app ini segera di launching. Kemudian kita ada bank as a service, kita ingin kejar,” kata Parulian di sela 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).
Advertisement
Menurut ia, Super App ini menjadi kegiatan nasabah saat melakukan kontak dengan bank atau biasa disebut touchpoint.
"Karena, kita melihat bahwa Supper App touchpoint dengan nasabah kita, kita melihat bahwa kita perlu lebih dari satu touchpoint,” kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya ingin menggenjot dari sisi bank as a service. Sehingga, penawaran produk jasa-jasa dari BSI bisa dilakukan melalui channel yang lain.
"Touchpoint itu tidak perlu punya kita, bisa jadi punya partner-partner kita. Makanya bank as a service nya ingin push. Sehingga, penawaran produk jasa-jasa kita itu bisa lewat channel yang lain juga. Itu dua hal jadi kunci kita,” ujar dia.
Parulian menuturkan, Super App ini sebenarnya bukan tiba-tiba diluncurkan, melainkan ada beberapa tahap dalam peluncurannya.
“Super App itu cuma hasilnya aja di depan, cara kerja kita yang tadinya waterfall jadi agile. Nanti punya resource sendiri, terus kemudian punya digi lab sendiri, kemudian fitur-fitur kita update 4-6 minggu misalnya,” kata dia.
Dengan demikian, Parulian mengaku, BSI ingin membuat fitur di dalam Super App ini lebih baik dari yang sekarang.
"Jadi Super App satu, di belakang kerjanya besar, itu bisa diapresiasi ketika sudah launch, UI UX insyaallah lebih baik dari yang sekarang, bank as a service lebih baik dari yang sekarang,” pungkasnya.
Komitmen Bank Syariah Indonesia Terapkan Pembiayaan ESG
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berkomitmen dalam penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (tata kelola perusahaan) atau ESG.
Penerapan prinsip ESG ini selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). BSI juga terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan sehingga tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan pembiayaan terkait ESG BSI terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi.
“Tujuannya agar perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada para stakeholders. Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” ungkap Hery dalam paparan publik, Kamis, 27 Oktober 2022.
Per September 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 51,03 triliun atau 25,54 persen dari total pembiayaan yang dicatatkan. Perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit).
Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic jumlahnya telah mencapai Rp 84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan 19 Desa Binaan BSI yang tersebar di Aceh, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Makassar.
Sementara itu dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata. Terbaru yakni Masjid BSI Pananjakan di kawasan Bromo Jawa Timur.
Adapun terkait aspek people, BSI memberikan lebih dari 400 program beasiswa. Sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah rawan banjir.
“Kami akan terus mendorong pembangunan keuangan berkelanjutan dan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai daerah, Di antaranya melalui project green campaign dan kepedulian terhadap lingkungan,” pungkas Hery.
Advertisement
Laba Bank Syariah Indonesia Tumbuh 42 Persen hingga Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berhasil membukukan kinerja positif pada kuartal tiga 2022. Hal ini tercermin dari laba bersih yang meningkat 42 persen secara tahunan (YoY) mencapai Rp 3,21 triliun.
BSI juga membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun, atau tumbuh 11,86 persen pada periode yang sama. Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK.
Kinerja solid juga didukung oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35 persen, yaitu menjadi Rp 199,82 triliun. Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen.
Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59 persen.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja perseroan hingga September 2022 berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid.
"Kami terus melakukan transformasi dan efisiensi di internal serta mencermati perkembangan ekonomi di dalam negeri dan global, agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja BSI yang sehat dan berkelanjutan," kata Hery dalam paparan publik BSI, Kamis (27/10/2022).
Rasio Keuangan
Hery menambahkan kinerja perseroan yang konsisten tumbuh sehat terdorong oleh sinergi dan konsistensi membangun Islamic Ecosystem. Sinergi itu menjadi salah satu katalis utama bagi BSI untuk membukukan pertumbuhan yang berkelanjutan dan semakin cemerlang sepanjang tahun ini.
"Kami optimistis Islamic ecosystem menjadi bentuk kesinambungan yang saling menguatkan dan mendukung. Hal ini memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan bisnis perseroan," ujar dia.
Pencapaian kinerja BSI juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan. Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53 persen secara yoy menjadi Rp 280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44 persen. Serta efisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56 persen.
Advertisement