Sukses

Di KTT G20 Bali, Jeff Bezos Ajak Pemerintah dan Swasta G20 Atasi Krisis Iklim

Executive Chairman Amazon Jeff Bezos mengajak kerja sama antara pemerintah dan pengusaha swasta tak sebatas mengatasi inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Executive Chairman Amazon Jeff Bezos mengajak kerja sama antara pemerintah dan pengusaha swasta tak sebatas mengatasi inflasi. Ini disampaikannya dalam forum B20 sebagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.

Orang terkaya setelah Elon Musk itu melihat peluang kerja sama antara pihak pemerintah dan perusahaan swasta di sektor lain. Kini, yang telah berjalan adalah mengenai upaya mengatasi inflasi dan kenaikan harga lainnya.

"Keberhasilan mengharuskan kita untuk memenuhi kebutuhan mendesak sekaligus meletakkan dasar untuk masa depan jangka panjang yang lebih baik. Ketika pemerintah dan pebisnis swasta mengatasi masalah inflasi, utang, dan peningkatan risiko yang mendesak, tetaplah penting untuk tetap memperhatikan tantangan abadi dalam mengatasi krisis iklim dan alam," ungkapnya dalam B20 Summit, Senin (14/11/2022).

Informasi, pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada menyempitnya rantai pasok global yang menyebabkan inflasi dan berbagai maslaah ekonomi lainnya. Kondisi ini diperparah dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, tantangan krisis iklim semakin hari semakin nyata terlihat. Berbagai upaya dekarbonisasi pun jadi wacana yang dilontarkan banyak negara dan perusahaan swasta. Namun, langkah konkretnya baru masuk pada tahap awal.

"Kami tahu bagaimana membalikkan tren ini. Solusi membutuhkan kepemimpinan publik (pemerintah), swasta dan warga negara," tegasnya.

Upaya ini jadi salah satu dari 3 prinsip utama yang disarankannya pada pebisnis G20. Menurutnya, langkah-langkah ini perlu dijalankan secara bersama-sama.

 

2 dari 4 halaman

Kemiskinan Turun

Pada kesempatan itu, Jeff Bezos menggambarkan sejumlah peluang dari berkembangnya ekonomi dunia. Dia mencatat, ada penurunan persentase kemiskinan dan peningkatan persentase teknologi.

"Mari kita belajar dari pencapaian masa lalu. Ketika saya lahir, rata-rata orang di dunia hidup hingga usia 53 tahun. Hari ini, rata-rata orang hidup 73 tahun tingkat kemiskinan dunia pada waktu itu telah turun 75 persen dan melek huruf orang dewasa telah berlipat ganda," ujarnya.

"Dan meskipun populasi dunia telah berkembang pesat sejak waktu itu, produksi pangan telah meningkat lebih pesat lagi. Teknologi maju telah memainkan peran utama," imbuhnya.

Dari sisi teknologi, misalnya tenaga surya yang sudah turun sebesar 99 persen sejak 1979. Dia mencontohkan saat Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter memasang panel surya di Gedung Putih pada waktu itu.

"Inovasi, pendidikan, kewirausahaan dan kebijakan publik yang lebih baik, bertanggung jawab atas keuntungan ini. Kami telah menghadapi tantangan sejak kami menulis sejarah, dan kami manusia selalu menemukan cara untuk mengatasinya," bebernya.

 

3 dari 4 halaman

Jangan Terjebak

Lebih lanjut, pendiri Bezos Earth Fund ini juga mengajak para pebisnis untuk bergabung memberikan pembiayaan untuk mengatasi krisis iklim. Menurutnya, ini tidak serta merta menjadi lahan yang tidak menguntungkan secara bisnis.

Sebaliknya, dari kacamata Jeff Bezos, pembenahan dari dampak krisis iklim bisa membawa pengembangan teknologi ke arah yang lebih baru. Lebih lagi, itu juga akan membawa kepada efisiensi produksi.

"Mari kita tidak terjebak. Dalam pola pikir bahwa banyak pemimpin bisnis dan pemerintah ingin berani mengurangi kerusakan lingkungan, tetapi mereka khawatir hal itu akan meningkatkan biaya dan mengganggu pertumbuhan. Kita sekarang tahu tindakan cerdas melawan perubahan iklim tidak hanya menghentikan hal-hal buruk yang terjadi," kata dia.

"Hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendorong teknologi baru, mengurangi ketidakpastian dan mengarah pada peluang baru," abah dia.

Ini yang jadi landasan Bezos Earth Fund untuk mengalokasikan sekitar USD 10 juta untuk mengatasi perubahan iklim. Sekaligus mengejar target nol emisi karbon lebih cepat.

"Pemahaman baru inilah yang mendorong kami untuk membuat janji iklim dan menetapkan tujuan untuk mencapai nol karbon bersih pada tahun 2040 10 tahun lebih awal dari tujuan Perjanjian Paris sebagai bagian dari janji ini. Amazon bertujuan untuk memberi daya pada semua operasinya dengan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2025," tutupnya.

 

4 dari 4 halaman

Dampak Krisis Iklim

Executive Chairman Amazon Jeff Bezos mengisahkan hal menarik sekaligus ironis kepada delegasi bisnis di forum B20 dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20. Dia melihat dampak krisis iklim terhadap bumi saat mengangkasa dengan Blue Origin beberapa waktu lalu.

Jeff Bezos mengungkapkan pengalamannya saat pergi ke luar angkasa dengan Blue Origin beberapa waktu lalu. Dia melihat secara langsung dampak dari perubahan iklim yang mengikis atmosfer bumi.

"Permukaan planet kita terbuat dari lapisan yang sangat tipis dan rapuh. Saya teringat tahun lalu ketika saya pergi ke luar angkasa dengan Blue Origin. Saya diberitahu bahwa melihat Bumi dari luar angkasa mengubah lensa di mana Anda melihat dunia, tetapi saya tidak siap menghadapi seberapa kenyataan," kata dia dalam sambutannya di forum puncak B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

Dari pandangannya, atmosfer bumi terlihat tipis. Dia mengaku, pemandangan itu membuat bumi terlihat sangat indah, termasuk vegetasi, tanah, hingga kondisi laut yang mengesankan bumi sangat layak dihuni.

"Tapi mereka sedang terdegradasi dan pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dunia sedang memanaskan lautan, meningkatnya badai, mengintensifkan lautan kita menjadi asam dan stok ikan kita menurun. Tanah terkikis dan gurun merambah," bebernya.