Sukses

Ekonom: KTT G20 Wajib Bahas Antisipasi Kelangkaan Pasokan Global

Ketika melihat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina, seharusnya negara-negara G20 atau pelaku bisnis yang ada di G20 turut berkontribusi untuk mendamaikan kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20 Indonesia sedang berlangsung di Nusa Dua Bali. KTT G20 ini berlangsung pada 15-16 November 2022. Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger.

Terdapat tiga isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia pada 2022, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.

Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal, menyarankan selain tiga isu prioritas yang dibahas dalam KTT G20, yang paling penting adalah memperkuat kerangka jangka pendek bagaimana mengantisipasi kelangkaan supply global terutama dari bahan pangan.

Menurut dia, dalam setahun terakhir ini banyak negara yang kesulitan dari sisi input produksi dan komoditas, yang kemudian memicu inflasi domestik di negara-negara bersangkutan dan membuat mereka tertekan secara ekonomi.

“Penting juga kita mengantisipasi komoditas dengan memperkuat kerja sama regional juga global,” kata Fithra Faisal kepada Liputan6.com, Selasa (15/11/2022).

Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan pangan maupun energi bisa dilakukan pemetaan antar negara. Misalnya dibuat pemetaan regional, di daerah Asia unggul dari sisi input bahan pangan, kemudian di Timur Tengah unggul dari sisi energi terutama energi-energi fosil, dan negara-negara maju unggul dalam teknologi.

“Ini harus dipetakan, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan energi yang paling utama. Sehingga penting untuk membuat langkah-langkah antisipatif, jika terjadi kelangkaan global kita bisa punya lumbung bahan pangan maupun energinya,” jelasnya.

 

2 dari 4 halaman

Negara Miskin Paling Terdampak

Sebenarnya yang paling besar dampaknya pada dua sektor ini adalah negara-negara yang miskin, bagaimana mereka tanpa gejolak saja sudah berada dalam tekanan, apalagi ketika ada semacam gejolak yang kita tidak tahu kapan berakhir.

“Berarti harus ada antisipasi juga jangka pendek,” imbuhnya.

Kemudian, dia juga menyebut ada juga isu yang seharusnya penting dibicarakan, yakni terkait perang Rusia-Ukraina. Sebab, perang kedua negara itu berdampak terhadap keberlangsungan ekonomi dunia.

“Juga menjadi topik seharusnya dibicarakan meskipun tidak secara eksplisit karena topiknya sensitif, yaitu perang antara Rusia dan Ukraina. Bagaimana pun kalau kita bicara bisnis, inikan suatu hal yang sifatnya universal ada kepentingan ekonomi disitu,” ujarnya.

Dia berharap, ketika melihat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina, seharusnya negara-negara G20 atau pelaku bisnis yang ada di G20 turut berkontribusi untuk mendamaikan kedua negara tersebut jika memang pendekatan lewat negara atau institusi itu sulit.

“Bagaimana kalau orang-orang bisnis terlihat disitu. Mungkin pendekatan business to business di G20 ini bisa membuat tensinya mereda,” pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Jokowi: Kita Tak Boleh Biarkan Dunia Jatuh ke Perang Dingin Lagi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak pemimpin negara untuk tak membiarkan perang dingin kembali terjadi. Dia menekankan dunia tak boleh lagi terpecah belah.

Hal ini disampaikan Jokowi saat di depan para pemimpin negara dan lembaga internasional saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Total ada 17 pemimpin negara G20 yang hadir pada KTT ini.

"Kita seharusnya tidak membuat dunia terbelah menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh pada perang dingin lagi," jelas Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11/2022).

Dia menyampaikan bahwa apabila perang terjadi, maka akan sulit bagi negara unruk bergerak maju dan bertanggung jawab ke generasi masa depan. Untuk itu, Jokowi menekankan bahwa perang harus dihentikan.

"Menjadi bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus menghentikan perang. Jika perang tidak berhenti, maka akan sulit bagi dunia untuk maju," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Menjembatani Perbedaan

Jokowi menuturkan bahwa Indonesia sebagai presiden G20, telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan sangat lebar. Namun, kata Jokowi, keberhasilan KTT G20 akan tercapai apabila semua pihak menyisihkan perbedaan yang ada.

"Keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia," katanya.

Jokowi menuturkan bahwa Indonesia adalah negara demokraei yang memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Oleh sebab itu, Indonesia mendorong semangat demokrasi yang sama dalam KTT G20.

"Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota," tutur dia.

"Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20," sambung Jokowi.