Sukses

Pengusaha: KTT G20 Bakal Selamatkan Dunia dari Krisis

B20 Summit Indonesia 2022 yang menjadi rangkaian acara KTT G20, sukses menghasilkan komunike yang menekankan pada inovasi, inklusi dan kolaborasi guna menyelamatkan dunia dari berbagai ancaman krisis

Liputan6.com, Jakarta B20 Summit Indonesia 2022 yang menjadi rangkaian acara KTT G20, sukses menghasilkan komunike yang menekankan pada inovasi, inklusi dan kolaborasi guna menyelamatkan dunia dari berbagai ancaman krisis.

Dokumen ini berisi 25 rekomendasi kebijakan dan 68 policy actions, yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke para pemimpin negara G20 dalam konferensi tingkat tinggi, atau KTT G20 2022.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno optimistis komunike B20 bisa jadi solusi selamatkan dunia dari krisis, asalkan seluruh negara anggota G20 fokus pada aksi konkret bersama.

"Selama hasil komunike dikerjakan oleh seluruh anggota G20, saya yakin bisa mengurangi krisis yang akan terjadi di tahun 2023," ujar Benny kepada Liputan6.com, Selasa (15/11/2022).

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini pun memahami, kekuatan negara anggota G20 sendiri masih belum seimbang, lantaran ada yang pendapatan per kapitanya sudah tinggi dan ada yang masih rendah.

Namun, ia tetap yakin hasil komunike B20 bisa ditindaklanjuti di KTT G20 Bali, sehingga jadi obat untuk meredakan krisis yang terjadi.

"Walaupun ukurannya masih berbeda antara yang kaya dan miskin, selama ada kesepahaman dan akhir sepakat, maka hal tersebut bisa menghasilkan yang terbaik," kata Benny.

 

2 dari 4 halaman

Harapan ke Jokowi

Benny mengatakan, dirinya dan para pengusaha lain berharap Jokowi bisa menyuarakan akar masalah dari krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, yang memicu terjadinya krisis pangan dan krisis energi.

"Perang harus berhenti, supply pangan dan bahan bakar harus lancar," pinta dia.

Menurutnya, semua negara anggota G20 harus saling berkolaborasi, tanpa perlu terlalu lama berpikir terkait proses eksekusinya. "Harus saling bantu pokoknya, kan semangatnya inclusive dan kolaborasi," tandas Benny.

3 dari 4 halaman

Presiden Dewan Eropa di KTT G20: Ingin Krisis Dunia Berakhir, Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel meminta negara anggota G20 menekan Rusia agar segera menghentikan perang di Ukraina. Mengingat Rusia memiliki kekuatan posisi yang kuat di karena menjadi anggota Dewan Tetap Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjadi salah satu anggota negara G20.

"Rusia (merupakan) anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota G20 (tetapi) menyerang negara Ukraina yang bebas dan berdaulat," kata Charles di Media Center KTT G20, Bali International Convention Center (BICC), ITDC, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Dengan posisi politik yang dimilikinya, Rusia dengan mudahnya memengaruhi semua negara. Baik itu negara-negara di Eropa , Afrika hingga ke Timur Tengah.

"Rusia sangat memengaruhi kita semua, dimanapun kita tinggal dari Eropa hingga Afrika atau Timur Tengah," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu telah memperkeruh kondisi ekonomi global. Dampak pandemi yang belum selesai makin parah karena terjadi krisis pangan dan krisis energi.

4 dari 4 halaman

Satu-satunya Cara

Maka, kata Charles satu-satunya cara mengatasi masalah ini, hanya dengan menghentikan perang di Ukraina. Kemudian menghentikan pembatasan ekspor pupuk hingga energi dari Rusia.

"Satu-satunya cara terbaik untuk mengakhiri krisis akut pangan dan energi adalah Rusia mengakhiri perang yang tidak masuk akal dan mengharapkan Piagam PBB juga akan mendidik mereka untuk mengatasi tantangan utama ketahanan pangan," tuturnya.

Dia menambahkan krisis pangan yang terjadi sekarang ini telah membuat banyak orang menghadapi kelaparan parah dan kekurangan gizi meningkat. Kremlin telah memutuskan untuk memberikan bantuan pangan demi mencegah terjadinya kelaparan, kemiskinan, dan ketidakstabilan.

"Ini juga memiliki konsekuensi global yang dramatis pada pengembangan obat-obatan, termasuk di Asia," pungkasnya.