Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan kalau seluruh dunia, termasuk anggota G20 harus berbenah di sektor kesehatan. Dia menyebut kalau kesalahan saat pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan ini tak boleh terulang.
Ini disampaikannya dalam pembukaan sesi kedua konferensi tingkat tinggi atau KTT G20, di Hotel Apurva, Kempinski, Nusa Dua, Bali. Menurutnya, penanganan pandemi harus menjadi satu titik pelajaran bagi seluruh negara.
Baca Juga
"Dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi covid-19, ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global," tegasnya dalam forum KTT G20, Selasa (15/11/2022).
Advertisement
Dia menegaskan komitmen itu harus menjadi modal bagi setiap anggota The Group of 20 atau G20. Jokowi juga menantikan berbagai pandangan dari pemimpin anggota G20.
"'Never Again', harus menjadi mantra kita bersama, saya menantikan pandangan dan kontribusi Yang Mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia," sambungnya.
Untuk diketahui, negara di seluruh dunia mengalami kesulitan di bidang kesehatan. Adanya pandemi, memunculkan permasalahan pada bagian arsitektur kesehatan global.
Maka, kerja sama antar negara, baik negara maju dan berkembang dinilai perlu dijalankan. Ditambah lagi, Jokowi ingin ada persiapan kedepannya dalam menghadapi pandemi yang kemungkinan akan terjadi kembali.
Â
Presiden Joko Widodo menggelar lima pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 Bali, yaitu dengan Presiden Amerika Joe Biden, Presiden Komisi Eropa Ursula Gertrud Von Der Leyen, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Australia, dan Presi...
Kesenjangan Kesehatan Tak Bisa Dibiarkan
Presiden Joko Widodo mewanti-wanti penguatan aristektur kesehatan di forum Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20. Dia ingin negara berkembang juga turut diperhatikan secara serius.
Jokowi memandang kalau negara berkembang tidak boleh ditinggalkan. Apalagi, banyak negara berkembang yang terpukul sangat dalam akibat dari pandemi Covid-19.
"Negara berkembang, harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan, negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global termasuk pusat manufaktur dan riset," bebernya dalam KTT G20, Selasa (15/11/2022).
"Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan," tambah dia.
Kepala negara mengatakan, kerja sama riset dan transfer teknologi perlu diperkuat. Kemudian, akses bahan baku produksi untuk negara berkembang juga diperluas.
"WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan," bebernya.
Â
Advertisement
Bersiap Hadapi Pandemi
Presiden Joko Widodo mewanti-wanti anggota G20 untuk bersiap mengahadapi potensi pandemi kedepannya. Ini disampaikan dalam forum kedua Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.
Jokowi mengingatkan kalau pandemi bisa datang kapan pun. Maka, salah satu hal konkret yang dibentuk adalah Pandemic Fund.
"Para pemimpin G20, dunia kita semakin pulih dari pandemi covid-19, namun kita tidak boleh lengah, darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Kali ini dunia harus lebih siap, kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita," kata dia dalam Forum KTT G20, Selasa (15/11/2022).
"G20 harus mengambil langkah-langkah nyata dan segera," kata dia.
Â
WHO Harus Kuat
Kepala negara ini menekankan kalau salah satu upaya yang harus dilakukan adalah memperkuat organisasi kesehatan dunia atau WHO. Harapannya, hal ini bisa jadi landasan dalam menangani krisis kesehatan kedepan.
"Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus menjadi ruh arsitektur kesehatan global," paparnya.
Sebagai upaya kolaborasi, G20 berhasil menghadirkan wadah untuk menampung dana persiapan pandemi, dinamai Pandemic Fund. Jokowi meminta, negara anggota G20 ikut terlibat dalam memberi pendanaannya agar lebih optimal.
"Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indoneisa telah memberikan komitmen USD 50 jtua. G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan traktat (perjanjian internasional) pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasionalkawasan dan global," terangnya.
Advertisement