Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan atau Menko Luhut mengungkap ada peluang ekonomi kelautan yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Sektor pangan dari hasil perikanan jadi salah satu yang bisa ambil peran.
Sejalan dengan momentum Ocean 20 (O20) sebagai rangkaian G20, Kemenko Marves menginisiasi Blue Natural Capital (BNC). Luhut mengatakan dalam mewujudkan tujuan O20, perlu dilakukan tindakan nyata.
Karena selanjutnya 020 digunakan sebagai platform global dalam menghasilkan dan menerapkan banyak tindakan nyata untuk pemanfaatan laut yang berkelanjutan.
Advertisement
“O20 merupakan wadah bagi perusahaan global di dunia dan negara-negara anggota G20 untuk membuat dan mewujudkan komitmen bersama menuju laut yang berkelanjutan, inklusif dan memanfaatkan peluang pasar dalam ekonomi kelautan,” jelas Menko Luhut mengutip keterangan resmi, Rabu (16/11/2022).
Sejalan dengan potensi tersebut, Holding BUMN Pangan ID Food turut ambil bagian. Caranya dengan mendukung BNC melalui sektor perikanan yang dikelola grup perusahaan.
Dukungan ini melalui sarana prasarana perikanan melalui ekosistem rantai pasok nelayan di sejumlah wilayah operasional yang dikelola. Disamping itu, PT RNI ini juga akan jajaki peluang pemberdayaan sumber daya laut sebagai pengembangan komoditas perikanan. Hal ini sebagai bagian dari dukungan terhadap BNC, yang merupakan aset untuk dijadikan bahan konsumsi sekaligus penopang perekonomian.
“Salah satu kontribusi BNC adalah pemanfaatan rumput laut, selain optimalisasi pemanfaatan hasil kekayaan laut berupa produksi ikan nelayan,” ucap Direktur Utama lD Food. Frans Marganda Tambunan.
Frans melanjutkan Holding pangan ID Food berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengembangkan blue economy dan blue food melalui lini bisnis sektor perikanan.
“Peran ID FOOD pada O20, selain pemberdayaan mitra nelayan untuk peningkatan produksi hasil laut guna menjaga pasokan perikanan, sekaligus pemanfaatan sumber daya laut lainnya untuk olahan maupun ketersediaan pangan,” ujar Frans.
Kolaborasi
Hal ini pun menurutnya sebagai bagian dari sinergi kolaborasi dengan Kemenko Marves untuk berkontribusi dalam mewujudkan O20 sebagai tindakan pelestarian dan pemanfaatan laut dan sumber daya kemaritiman secara berkelanjutan.
“Bahkan potensi kerja sama ekspor ID FOOD Group ke negara-negara anggota G20 dari pemanfaatan sumber daya produksi nelayan Indonesia, seperti octopus steam, whole cleaned cuttlefish, ball type octopus, tuna loin ke Amerika Serikat dan Jepang, dan diharapkan menarik minat perikanan dan potensi ke anggota G20 lainnya,”ujar Frans.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menambahkan pihaknya selalu mengutamakan ekosistem perikanan berkelanjutan dalam mengelola bisnisnya.
Sebagai anak perusahaan ID FOOD di sektor perikanan, PT Perindo mengembangkan blue food retail perikanan hasil tangkapan nelayan Indonesia untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, PT Perindo juga memasok konsumsi ikan untuk masyarakat luar negeri dengan jangkauan ekspor ke 9 negara.
Advertisement
Jajaki Kerja Sama
Holding BUMN Pangan ID Food menjajaki kerja sama dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab. Kerja sama ini menyasar beberapa bidang, mulai dari buah-buahan hingga padi.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menyebut kalau ini bagian dari momentum Business 20 atau B20. Salah satu perannya adalah menjalankan temu bisnis antar negara G20.
"Terdapat potensi perluasan kerja sama sektor pangan dengan UEA, selain rencana investasi untuk revitalisasi Rice Milling Unit (RMU) yang dikelola ID FOOD Group, pada pertemuan bisnis ini juga dilakukan pembahasan potensi kerja sama lainnya guna peningkatan sektor perdagangan pangan diantaranya palm fruit, dan Indonesia tropical fruit, kolaborasi pelaku usaha pangan dan _private sector_ lokal Indonesia," paparnya dalam keterangan resmi, Senin (14/11/2022).
Menurutnya, Indonesia kaya akan produksi buah tropis nusantara yang memiliki nilai tambah dan kompetitif untuk pasar domestik dan internasional. Sehingga ID FOOD dukung pemerintah Indonesia terhadap potensi peluang perdagangan tingkat global untuk komoditas buah-buahan.
Ekspor Kurma
Sementara itu UEA merupakan eksportir kurma terbesar dunia, dan minat konsumsi kurma di Indonesia cukup banyak. Dengan potensi ini, terdapat peluang peningkatan perdagangan pangan yang dapat dikerjasamakan dengan perusahaan terkait di UEA maupun pelaku usaha pangan di Indonesia.
"Kami terus perluas sinergi untuk potensi peningkatan perdagangan pangan, termasuk kolaborasi dengan Kadin Indonesia, sebagai wujud sinergi antara pemerintah, BUMN pangan dengan pelaku usaha," ungkap Frans.
Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha Holding Pangan ID FOOD, Febriyanto menambahkan melalui momentum B20 ini, dapat berpeluang perluas komunitas bisnis internasional bagi ID FOOD. Sehingga berpeluang juga dalam mendapatkan kepercayaan dari komunitas global untuk kerja sama bisnis denganID FOOD.
Selain itu, Ketua Umum Kadin Indonesia M. Arsjad Rasjid mengatakan bahwa penyelenggaraan B20 Indonesia kali ini tidak hanya membahas rekomendasi, melainkan terkait warisan dan aksi juga. Menurutnya, agenda B20 Indonesia sejalan dengan G20 sehingga dapat dikatakan bentuk gotong royong antara pemerintah dengan pelaku usaha.
Advertisement