Liputan6.com, Jakarta - Asuransi di berbagai aspek, dinilai mampu menjadi pelindung bagi masyarakat. Tak hanya soal kesehatan dan jiwa, ternyata asuransi juga berfungsi untuk melindungi keuangan masyarakat.
Sementara, pertanyaan 'bagaimana cara kerjanya?' mungkin timbul di tengah-tengah masyarakat. Hal ini, jadi salah satu bukti juga kalau penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah ketimbang negara lain.
Baca Juga
Business Director Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo mengungkap, kalau literasi keuangan Indonesia masih berada di posisi rendah. Terkhusus lagi soal literasi di produk keuangan seperti asuransi.
Advertisement
"Menurut data OJK bahwa literasi keuangan di Indonesia masih rendah, dan khususnya untuk asuransi, penetrasi asuransi sendiri baru 3 persen dari GDP. Angka ini masih rendah kalau dibandingkan negara lain," kata dia dalam Workshop Life and Health Insurance 101, Rabu (16/11/2022).
"Padahal kita tahu bahwa asuransi adalah satu produk keuangan dan proteksi keuangan bagi masyarakat Indonesia," tambah dia.
Dia memandang kalau kepemilikan asuransi bisa menjaga ekonomi keluarga maupun perorangan. Pada akhirnya, keuangan dari keluarga atau orang tersebut bisa lebih berkelanjutan dengan bantuan asuransi.
Pada kesempatan yang sama, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia Himawan Purnama mengungkapkan cara kerja asuransi sebagai pelindung ekonomi. Secara singkat, asuransi bisa jadi jalan keluar dari risiko-risiko dalam kehidupan.
Dia memulai dengan tahapan-tahapan kehidupan. Dimana, di tiap-tiap fasenya memiliki risiko yang berbeda. Pada bagian ini pula asuransi memiliki peran yang penting.
"Jangan sampai beli asuransi ikut-ikutan gaya, jangan sampai seperti itu, karena kita harus paham kita saat ini ada di tahapan kehidupan yang mana," terangnya.
Mengamankan Biaya Tak Terduga
Secara tidak langsung, Himawan menuturkan kalau adanya asuransi menjadi salah satu pengaman dari pengeluaran yang tidak terduga. Misalnya, yang muncul akibat risiko pekerjaan. Paling mudahnya, ada risiko kesehatan yang bisa muncul kapan saja.
Sebut saja, seseorang yang tengah mengumpulkan biaya untuk pernikahan. Namun, ditengah jalan, orang itu mengalami sakit dan membutuhkan biaya yang besar.
"Jangan sampai kita lagi mengumpulkan dana untuk mempersiapkan pernikahan, misalnya, jangan sampai udah kerja keras lalu tiba-tiba kita terjadi risiko penyakit akhirnya duit yang kita kumpulkan itu biaya nikah akhirnya dipakai untuk biaya rumah sakit," paparnya.
Advertisement
Genjot Literasi Keuangan
Menyambung soal literasi, Bianto mengatakan kalau pengetahuan mengenai asuransi di masyarakat masih sering menemukan ketidaksesuaian. Salah satu alasannya, karena kurang masifnya penyebaran informasi yang valid soal asuransi.
"Tentu dengan kebutuhan mendasar ini literasi asuransi keuangan saecara umum itu diperlukan masyarakat kita, walaupun sayangnya kesalahpahaman terhadap produk keuangan termasuk asuransi saat ini masih kadang-kadang masih terjadi di masyarakat kita karena exposure yang masih kurang," kata dia.
"Allianz sendiri berkelanjutan terus lakukan inisiatif untuk support pemerintah OJK dan value added pada masyarakat kita untuk berikan edukas finansial ini, terutama di bidang asuransi baik di artikel, CSR maupun socmed yang kita miliki," paparnya.