Sukses

Junjung Leaders' Declaration, Indonesia Komitmen Berantas Kemiskinan Energi

Negara G20 sepakat mempercepat program transisi energi dengan memperkuat rantai pasok dan keamanan, seraya mendiversifikasi sistem dan kombinasi energi, antara fosil dan yang terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan komitmen Indonesia mendorong penggunaan energi bersih dan terbarukan, lewat pengembangan Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM). Itu tertuang dalam atau Deklarasi Pemimpin G20 Bali, atau Leaders’ Declaration poin ke-12.  

Paragraf tersebut memaparkan rencana pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan poin ke-7, atau SDG 7 soal penggunaan energi bersih dan terjangkau. 

 
"Paragraf 12 mengenai pencapaian SDGs nomor tujuh itu bagaimana akses terhadap energi dan menghilangkan kemiskinan akibat kekurangan akses terhadap energi," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers usai KTT G20 di Bali Rabu (16/11/2022) kemarin.
 
Adapun poin ke-12 Leaders' Declaration menegaskan, negara G20 siap menjunjung komitmen mencapai target SDG 7, dan berupaya menutup kesenjangan akses energi serta memberantas kemiskinan energi. 
 
"Menyadari peran kepemimpinan kami, dan dipandu oleh Bali Compact dan Bali Energy Transition Roadmap, kami (G20) berkomitmen untuk menemukan solusi guna mencapai stabilitas, transparansi, dan keterjangkauan pasar energi," melansir poin ke-12 Leaders' Declaration, Kamis (17/11/2022).
 
Negara G20 sepakat mempercepat program transisi energi dengan memperkuat rantai pasok dan keamanan, seraya mendiversifikasi sistem dan kombinasi energi, antara fosil dan yang terbarukan. 
 
Eksekusinya dilakukan lewat penggunaan pembangkit listrik yang rendah atau nol emisi (termasuk yang bersumber dari sumber daya energi terbarukan semisal panel surya), serta mendorong berbagai negara untuk meningkatkan efisiensi energi sesuai kemampuan. 
 
 
2 dari 2 halaman

Penerapan Teknologi

G20 juga menilai penting akselerasi penerapan teknologi dengan melakukan adopsi kebijakan. Implementasinya dilaksanakan dengan mendongkrak tersebarnya pembangkit listrik bersih dengan sumber daya energi terbarukan, termasuk menyetop operasi PLTU batu bara.
 
Atas dasar itu, negara G20 dala jangka menengah sepakat menghapus pemberian subsidi untuk bahan bakar fosil, sembari memberikan dukungan untuk negara yang paling miskin dan rentan. 
 
"Kami akan memperkuat kerja sama internasional serta dialog produsen-konsumen yang relevan untuk mengamankan keterjangkauan dan aksesibilitas energi dengan membatasi volatilitas harga energi, dan meningkatkan teknologi yang bersih, aman, inklusif, dan berkelanjutan, termasuk mengembangkan interkonektivitas energi regional," tulis G20 dalam Leaders' Declaration. 
 
Tak hanya itu, G20 pun komitmen mempromosikan investasi di sektor energi terbarukan pada sektor industri. Lalu, merumuskan mekanisme fiskal, pasar dan peraturan untuk mendukung energi bersih sesegera mungkin. 
 
Termasuk mekanisme penetapan harga karbon dan insentifnya, sambil memberikan dukungan untuk negara yang paling miskin dan paling rentan.