Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia terus menggalang kerjasama bilateral multilateral dan global. Karena masalah dunia saat ini baik krisis Pandemi dan Perubahan Iklim (Climate Change), maupun geopolitik.
Menurut dia, permasalahan tersebut tidak akan mampu diatasi dan diselesaikan oleh negara manapun tanpa kerjasama dan kolaborasi berdasarkan saling menghormati, kemerdekaan dan keadilan sosial bagi seluruh bangsa dan negara di dunia.
Oleh karena itu, dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20, Indonesia bersama negara anggota G20 menyepakati deklarasi transisi energi atau Just Energy Transition Partnership (JETP).
Advertisement
Diketahui Pemerintah Indonesia menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI untuk mengelola pendanaan dalam transisi energi. Hal itu diungkapkan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati.
“Pada saat mendampingi Presiden KTT G20, para Menkeu juga menggunakan kesempatan untuk “catch up” dan bilateral di sela-sela meeting,” kata Menkeu, dikutip Jumat (18/11/2022).
Menkeu mengungkapkan, bersama US Treasury Secretary (Menkeu Amerika Serikat) Janet Yellen dirinya mengobrol mengenai perkembangan ekonomi dunia, tantangan yang dihadapi dan bagaimana kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat dapat diperkuat dan dijaga dalam situasi geopolitik yang sangat menantang.
Kata Sri Mulyani, Secretary Yellen Champaign untuk mendorong Sustainable Finance di Finance Track, serta pendukung kuat untuk Energy Transition Mechanism yang just and affordable untuk Indonesia dan South Africa.
“Bersama MDBs - Climate Investment Fund mendukung Indonesia country platform ETM yang dikelola @ptsmi_id PT SMI, telah disepakati USD 500 juta yang dapat ditingkatkan menjadi USD 4 miliar,” ujar Menkeu.
Hal Lain
Selain itu, inisiatif Amerika Serikat bersama negara Jepang Jerman, private sector melahirkan JETP “Just Energy Transition Program” untuk Indonesia dengan indikasi nilai investasi USD 20 miliar.
Dana tersebut untuk mendukung transisi energi Indonesia agar makin rendah CO2, adil dan tetap terjangkau (affordable) bagi masyarakat, perekonomian dan keuangan PLN dan Keuangan negara.
Disisi lain, Amerika Serikat melalui Secretary Yellen adalah pendukung utama dan pertama untuk pembentukan Pandemic Fund (Financial Intermediary Fund) dengan kontribusi terbesar sebesar USD 450 juta.
Posisi ini bersama dengan kepemimpinan Indonesia yang kuat, dipercaya dan konsisten menjaga semangat kerjasama telah mendorong negara-negara G20 dan non G20, serta filantropis ikut berkontribusi dan mendukung hingga Pandemic Fund dapat terkumpul mencapai diatas USD 1,5 miliar.“Dana ini akan dimanfaatkan untuk negara miskin dan berkembang membangun sistem kesehatan agar siap menghadapi Pandemi,” pungkasnya.
Advertisement