Liputan6.com, Jakarta Kontribusi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina yang bergerak di sektor hulu migas untuk menjamin keamanan pasokan dan akses energi diwujudkan melalui program unggulan berbasis EBT dalam inisiatif Desa Energi Berdikari.
Dengan tersedianya akses listrik dari pemanfaatan EBT di 2 daerah terpencil, pengurangan emisi mencapai 375,61 ton CO2eq/tahun dan masyarakat dapat melakukan penghematan dari pembelian BBM yang selama ini digunakan untuk pemakaian genset hingga Rp 704 juta per tahun.
Baca Juga
Program unggulan berbasis EBT dalam inisiatif Desa Energi Berdikari Pertamina di lingkungan Subholding Upstream dikembangkan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang termasuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan merupakan program pemanfaatan energi baru terbarukan dari energi surya melalui Program 'Kembang Bersinar' dan 'Berbagi Energi Surya Terbarukan (BEST)' di wilayah pesisir Delta Mahakam, Kalimantan Timur yang mendukung pencapaian SDGs 7.
Advertisement
Pemanfaatan EBT bagi yang sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga digunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan berkontribusi pada pencapaian SDGs 8 dan mendukung pencapaian SDGs 13 dari aspek lingkungan.
Sepanjang 2018 hingga 2022, sebanyak lebih dari 2.300 unit solar home system telah dikembangkan PHM untuk menyediakan akses energi terbarukan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasinya.
"Melalui Program Desa Energi Berdikari Pertamina berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), Subholding Upstream mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi energi yang tersedia dan mengubahnya menjadi sumber daya yang berkelanjutan," terang Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Inovasi Pengelolaan Solar Home System
Program Kembang Bersinar dijalankan PHM di Kelurahan Muara Pegah, Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, dengan mengembangkan inovasi pengelolaan solar home system (SHS) sebagai substitusi generator berbahan bakar diesel.
Pengelolaan program ini dilakukan oleh masyarakat setempat melalui Badan Pelaksana Listrik Tenaga Surya (BPLTS). Program ini berhasil menjadi solusi atas keterbatasan akses listrik yang sebelumnya sering dihadapi masyarakat.
Di daerah terpencil lainnya di pesisir Delta Mahakam, yaitu Desa Tani Baru, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, PHM mengembangkan pengelolaan SHS melalui program BEST.Lokasinya terpencil, di kawasan rawa yang hanya bisa dijangkau dengan perahu kecil, tanpa listrik, dan hanya mengandalkan penampungan air hujan untuk kebutuhan air masyarakat.
Program BEST dikelola oleh unit usaha milik desa (BUMDes) untuk menggantikan generator berbahan bakar diesel.
Atas pelaksanaan kedua program EBT tersebut, PHM memperoleh penghargaan Platinum pada kategori Best Environmental Excellence Award pada ajang internasional The 14h Annual Global CSR Award yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, Kamis (3/11/2022).
"Penghargaan ini menjadi motivasi kami untuk terus memberi akses energi khususnya EBT di wilayah minim akses energi dengan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan terkait," pungkas Arya.
PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compat (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social, dan Governance (ESG).
PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial dan memiliki tata kelola yang baik.
Advertisement
Pertamina Serius Garap Bisnis PLTS Atap
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, saat ini sedang mendorong Pertamina NRE sebagai subholding energi baru terbarukan (EBT) Pertamina, agar lebih serius mengoptimalkan captive market solar photovoltaic (PV) rooftop atau PLTS atap di Indonesia.
Dia menyatakan, Pertamina Group akan mendukung penuh upaya pengembangan EBT yang ditugaskan kepada Pertamina NRE, guna anak perusahaan itu bisa memanfaatkan peluang di sektor energi terbarukan (renewable energy) di masa mendatang.
“Sudah ada pasarnya terbuka, kami hitung contoh solar PV ada sekitar 800 megawatt,maksimal 1.500 MW, boleh ditanya perusahaan lain tidak ada captive market itu,” kata Nicke dalam acara Launching Pertamina NRE, Kamis (3/11/2022).
Lebih lanjut, kata Nicke, nanti Pertamina NRE akan menerima alokasi investasi yang signifikan supaya bisa mengoptimalkan pengembangan energi terbarukan tersebut. Dia menegaskan, Pertamina memiliki rantai nilai pasok yang cukup kuat dari sisi hulu hingga hilir guna mendukung Pertamina NRE agar lebih fokus dalam pengembangan bisnis EBT.
“Ini kami akan dukung Pertamina NRE dari hulu ke hilir agar bisa menggantikan 'kakaknya', maka akses yang ada diberikan seperti rencana investasi ke depan itu sudah ada,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Nicke meyakini Pertamina NRE adalah subholding Pertamina yang bisa menjadi ujung tombak untuk membangun bisnis masa depan Pertamina, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mencapai target net zero emission tahun 2060 melalui tiga pilar strategisnya, yaitu solusi rendah karbon (low carbon solutions), pengembangan energi baru dan terbarukan, dan pengembangan bisnis energi masa depan.
Bisnis Pertamina NRE
Diketahui, saat ini Pertamina NRE mengelola pembangkit listrik energi baru dan terbarukan dengan total kapasitas hingga September 2022 mencapai sekitar 1,6 GW yang terdiri dari geothermal, surya, dan biogas. Pertamina NRE juga tengah mengembangkan nature-based solutions, bisnis karbon, hidrogen, serta berpartisipasi dalam ekosistem kendaraan listrik melalui Indonesia Battery Corporation (IBC).
Pertamina NRE secara aktif berkolaborasi dengan mitra strategis dalam berbagai inisiatif. Beberapa kerja sama tersebut secara resmi ditandatangani dalam rangkaian acara presidensi G20 di Nusa Dua, Bali, antara lain head of agreement perdagangan karbon dengan Pertamina Hulu Energi dan Kilang Pertamina International; kerjasama studi untuk pengembangan hydrogen bersama IGNIS, Sembcorp, TEPCO, dan Krakatau Steel; serta kerja sama penyediaan biometan dengan PTPN III dan Pertagas Niaga.
Komitmen kuat untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) terintegrasi dalam pengelolaan bisnis Pertamina NRE dalam rangka membangun bisnis yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah tidak saja bagi perusahaan tapi juga bagi para pemangku kepentingan.
Advertisement