Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus berkomitmen mendorong pelaku UMKM naik kelas jadi eksportir berdaya saing global. Salah satunya Mason Chocolate, penghasil produk coklat olahan asal Desa Tetag, Bali yang sejak 2017 sudah memproduksi coklatnya melalui proses bean to bar.
Produk ini menggunakan bahan baku biji cokelat yang diambil dari beberapa daerah di Indonesia dan kemudian diolah menjadi varian Single Origin atau Tropical Blend. Proses bean to bar konsisten ditekuni Mason Chocolate untuk dapat menghasilkan cita rasa coklat yang sesungguhnya.
Baca Juga
Kualitas dan keunikan dari cita rasa produknya terus menarik minat para pembeli baik dari dalam maupun luar negeri. Sampai saat ini, Mason Chocolate telah berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara, di antaranya Prancis, Italia, Belanda, dan Australia dengan kapasitas produksi 15 ton per tahun.
Advertisement
Kesuksesan ini tentu tidak lepas dari peran para petani kakao di Desa Devisa Kakao Jembrana, yang bekerja sama dengan Mason Chocolate dalam memberikan supply biji kakao fermentasi untuk kemudian diolah menjadi produk coklat.
Desa Nusasari di Kabupaten Jembrana, Bali merupakan Desa Devisa pertama yang mendapatkan pendampingan dari LPEI sejak 2012. Desa ini dikenal memiliki kualitas kakao yang baik dan pernah menjadi salah satu penghasil biji kakao fermentasi terbaik dunia versi cocoa of excellence 2017.
Program Desa Devisa LPEI menjadi program yang terus didorong guna mewujudkan lebih banyak lagi desa yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.
"Sebagai lembaga milik pemerintah, kami akan terus mendampingi dan memberikan pelatihan kepada desa-desa yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor. Sehingga dapat memenuhi kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan standar ekspor serta dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya," ujar Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso, Minggu (20/11/2022).
Selain mendukung kemajuan petani lokal, Mason Chocolate juga turut serta meningkatkan nilai perekonomian masyarakat melalui kerja sama dengan warga sekitar untuk membudidayakan perkebunan kakao miliki Mason Chocolate.
"Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan adanya kerja sama ini kami juga memberikan kesempatan bagi para kaum perempuan untuk ikut membangun bisnis Mason Chocolate. Sampai saat ini lebih dari 60 persen tenaga kerja kami adalah perempuan," ungkap Tiwi, Corporate Executive Chef Mason Chocolate.
85 Persen Produksi Cokelat Lokal Diekspor, Konsumsi Domestik Minim?
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika menjelaskan bahwa selama ini 85 persen dari total produksi cokelat domestik dijadikan produk ekspor. Hanya 15 persen yang digunakan untuk kebutuhan domestik.
Putu mengharapkan dengan adanya dorongan hilirisasi, penggunaan cokelat untuk industri domestik bisa terus ditingkatkan. Dengan demikian, cokelat akan lebih dioptimalisasi dan diolah menjadi produk yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi. “Kami sangat menghargai dan mengapresiasi tinggi industri yang mendukung kandungan dalam negeri. Langkah Aice Group menggunakan produk cokelat dalam negeri, kami harapkan akan terus bertambah. Langkah tersebut tentu diharapkan akan menjadi pendorong positif bagi berbagai industri makanan dan minuman dalam negeri lainnya,” ujar Ardika, dikutip Jumat (18/11/2022).
Sementara, Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Piter Jasman menjelaskan, peringatan Hari Kakao Indonesia yang ke-10 ini menjadi pendorong bagi berbagai kalangan stakeholder untuk meningkatkan konsumsi kakao.
Menurutnya, konsumsi per kapita dari produk cokelat di dalam negeri masih tergolong sangat rendah yakni kurang dari 1 kilogram per kapita. Ada gap yang cukup besar jika Indonesia dibandingkan dengan Eropa yang konsumsinya mencapai 10 kilogram per kapita.
“Peluang untuk mendorong konsumsi produk cokelat dalam negeri masih sangat besar. Kami berharap makin banyak investor masuk untuk memproduksi lebih banyak end product berbahan kakao. Sehingga kita dapat membantu ekonomi petani dan menjaga stabilitas harga kakao domestik”, ungkap Jasman.
Advertisement
Hilirisasi Industri Kakao
Sementara itu, produsen es krim AICE Group mendukung langkah hilirisasi industri pengolahan kakao nasional yang saat ini sedang gencar dilakukan Pemerintah.
AICE menyatakannya sebagai komitmen perusahaan dalam meningkatkan pembelian bahan baku dalam negeri dan sekaligus memperkuat industri pertanian dalam negeri.
Langkah Aice yang konsisten pembelian bahan baku dalam negeri dengan menggunakan kakao terbaik sebagai bahan baku es krim mendapatkan apresiasi dari Pemerintah.
Inovasi
Melihat adanya urgensi tersebut, Brand Manager sekaligus Juru Bicara AICE Group Sylvana Zhong menjelaskan bahwa dalam momen Hari Kakao Indonesia (HKI) tahun ini, perusahaannya meyakini hilirisasi pengolahan akan menjaga standarisasi kualitas dan makin mendorong industri makanan dan minuman (FMCG) untuk mengembangkan produk berbasis kakao.
Selain itu, hilirisasi yang dilakukan Pemerintah dipercaya akan meningkatkan daya saing dan quality control yang pada akhirnya akan memperkuat perekonomian petani kakao dalam negeri.
Perusahaan Aice berkomitmen besar memperkuat industri pengolahan dan pertanian kakao Indonesia. Aice selama ini juga menggunakan bubuk kakao domestik dari petani lokal dalam berbagai varian produk es krimnya.
Cokelat adalah salah satu komposisi bahan yang cukup dominan dalam berbagai produk es krim Aice yang diminati oleh masyarakat, seperti varian terbaru Aice Blueberry Cookies. Perusahaannya secara konsisten menggunakan produk kakao lokal dalam proses riset dan inovasi produk es krim yang mengandung cokelat.
Advertisement