PT Timah Tbk (TINS) membatalkan kerjasama pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang semula akan dijalin bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Pembatalan disebabkan PT PLN (Persero) akan memasok listrik sekitar 25 Mega watt (Mw) ke kawasan Bangka Belitung.
"Ya kerjasama dengan PTBA itu dibatalkan, pertimbangannya PLN mau masuk kesana," kata Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Sukrisno, usai penandatangan nota kesepakatan, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (15/2/2013).
Sukrisno menjelaskan, pasokan listrik 25 MW yang berasal dari PLTU Tanjung Apiapi, Sumatera Selatan tersebut nantinya akan dialirkan melalui kabel bawah laut berkapasitas 150 kilo volt.
Advertisement
Dengan pasokan listrik dari PLN, kawasan Bangka Belitung dipastikan akan memperoleh listrik lebih cepat dibandingkan membangun sendiri PLTU. Dari perhitungan Timah, pembangunan PLTU bakal memakan waktu sekitar 2,5 tahun. Sementara dengan mekanisme pasokan listrik dari PLN, masyarakat Bangka Belitung dapat memperoleh listrik paling lama satu tahun.
"Rencananya pembangunannya 2,5 tahun, tapi dengan adanya pasokan listrik 25 Mw 2014, bisa lebih cepat," tutup Sukrisno.
Seperti di ketahui, Timah sebelumnya akan menggandeng PTBA untuk bersama-sama membangun PLTU di kawasan industri Tanjung Ular Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Menurut Sekretaris Perusahaan Timah, Agung Nugroho, listrik dari pembangkit tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pabrik tin chemical yang akan dibangun perseroan.Jika proyek PLTU ini dapat terlaksana, perseroan akan menghemat biaya operasional.
"Kapasitasnya sekitar 2x5 megawatt atau 2x8 megawatt. Saat ini masih dikaji," jelas Agung. (Pew/Shd)