Sukses

Beredar Video Pekerja Pabrik iPhone Terbesar Dunia Ricuh, Protes Gaji hingga Kondisi Pabrik

Foxconn buka suara terkait kericuhan yang terjadi di pabrik iPhone terbesar di dunia di Zhengzou, China.

Liputan6.com, Jakarta - Kericuhan dilaporkan terjadi di pabrik iPhone terbesar di dunia milik Foxconn di Zhengzou, China.  Terlihat pada video yang beredar media sosial menunjukkan ratusan pekerja bentrok dengan aparat, banyak dari mereka yang terlihat mengenakan pakaian hazmat putih, di situs pabrik Foxconn di Zhengzhou.

Dalam rekaman video itu, yang kini telah diblokir, juga terdengar beberapa pengunjuk rasa mengeluhkan gaji dan kondisi kebersihan di lingkungan pabrik. Adapun keluhan tentang pekerja yang dites positif Covid-19 tidak dipisahkan dari staff lainnya.

Dilansir dari CNN Business, Kamis (24/11/2022), para pekerja juga terdengar menuduh Foxconn tidak memenuhi janji mereka tentang bonus dan paket pembayaran setelah mereka tiba untuk bekerja di pabrik.

Selain rekaman video, sejumlah keluhan yang diposting secara anonim di platform media sosial juga menuduh Foxconn mengubah paket gaji yang sebelumnya ditawarkan.

Foxconn pun sudah buka suara terkait video kericuhan di pabriknya yang beredar di media sosial. Produsen iPhone itu juga mengklarifikasi keluhan terkait gaji dan karyawan yang dites positif Covid-19.

Dalam pernyataannya, Foxconn mengatakan bahwa "tunjangan selalu dipenuhi berdasarkan kewajiban kontrak" setelah beberapa karyawan baru di Zhengzhou mengajukan banding kepada perusahaan mengenai tunjangan kerja pada Selasa (22/11).

Foxconn juga membantah spekulasi tentang karyawan yang positif Covid-19 yang tinggal di asrama pabrik Foxconn di Zhengzhou, sebagai kabar yang "tidak benar."

"Sebelum karyawan baru pindah, lingkungan asrama menjalani prosedur standar untuk desinfeksi, dan hanya setelah tempat tersebut lolos pemeriksaan pemerintah, karyawan baru diizinkan untuk pindah," terang Foxconn.

"Mengenai perilaku kekerasan, perusahaan akan terus berkomunikasi dengan karyawan dan pemerintah untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi,"demikian pernyataan Foxconn, yang diterjemahkan dari bahasa mandarin. 

2 dari 4 halaman

Kebijakan Nol Covid-19 di China Picu Perlambatan Pengiriman Produk Terbaru Apple

Seperti diketahui, fasilitas pabrik Foxconn di Zhengzhou merupakan situs perakitan iPhone terbesar di dunia.

Pabrik ini biasanya menyumbang sekitar 50 persen hingga 60 persen dari kapasitas perakitan iPhone Foxconn secara global, menurut Mirko Woitzik, direktur global solusi intelijen di Everstream, penyedia analisis risiko rantai pasokan.

Apple awal bulan ini memperingatkan tentang gangguan pada rantai pasokannya, dengan mengatakan bahwa pelanggan akan merasakan dampaknya.

“Kami sekarang memperkirakan pengiriman iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max yang lebih rendah dari yang kami perkirakan sebelumnya," kata raksasa teknologi itu dalam sebuah pernyataan.

"Pelanggan akan mengalami waktu tunggu yang lebih lama untuk menerima produk baru mereka," ungkap Apple.

Hingga pekan lalu, waktu tunggu untuk produk iPhone 14 telah mencapai 34 hari di Amerika Serikat, menurut laporan dari UBS.

Kekhawatiran publik telah meningkat di bawah kebijakan nol-Covid-19 di China yang belum menunjukkan akhir, yang terus melibatkan lockdown ketat dan pembatasan perjalanan hampir tiga tahun setelah pandemi Covid-19. Kebijakan ini mendorong hambatan pada aktivitas industri dan rantai pasokan.

3 dari 4 halaman

Besar-besaran, Foxconn Rekrut 100.000 Pekerja di Pabrik Apple Terbesar Dunia

Sebelumnya, Foxconn membuka lowongan besar-besaran ketika lebih dari 100.000 orang telah mendaftar untuk perekrutan di produsen Apple terbesar dunia. Kabar perekrutan itu datang dari laporan media pemerintah China, Yicai.

Dilansir dari CNN Business, Kamis (24/11/2022) perekrutan dilakukan pada saat Apple menghadapi kendala rantai pasokan yang signifikan di fasilitas pabrik di kota Zhengzhou, China. 

Foxconn sebelumnya juga memperkirakan pengiriman iPhone 14 akan tercapai tepat saat musim belanja liburan utama dimulai.

"Kuota akhirnya terpenuhi. Dan proses perekrutan kami sekarang ditutup sementara," kata seorang eksekutif Foxconn, Yang Han, di Zhengzhou kepada Yicai.

Berita itu muncul setelah wabah baru Covid-19 bulan lalu membuat sejumlah pabrik memberhentikan produksi mereka, menyebabkan beberapa pekerja yang cemas dilaporkan melarikan diri.

Sejumlah video yang beredar beberapa waktu lalu menunjukkan banyak orang meninggalkan Zhengzhou, ibu kota provinsi tengah Henan, dengan berjalan kaki. Video tersebut menjadi viral di media sosial China pada awal November 2022.

Hal itu mendorong Foxconn untuk meningkatkan upaya mendapatkan stafnya kembali. Untuk mencoba membatasi dampak, perusahaan mengatakan telah menawarkan bonus hingga empat kali lipat untuk pekerja di pabrik bulan ini.

"Itu benar-benar (masa) sulit," ungkap Yang Han.

"Foxconn dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja kali ini, (dan) kami harus berterima kasih kepada pemerintah kami," tambahnya. 

4 dari 4 halaman

Pejabat Daerah Hingga Veteran Militer Dilaporkan Ikut Bantu Operasi Pabrik Foxconn

Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang China juga telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan meminta beberapa pejabat dan veteran militer untuk turun tangan menangani dampak wabah baru di fasilitas Foxconn.

Menurut pemberitahuan perekrutan yang diposting oleh biro urusan veteran Changge, kota lain di provinsi Henan, para pejabat telah meminta pensiunan personel militer untuk "mengambil inisiatif agar berpartisipasi" untuk "kembali bekerja."

"Karena perubahan kebijakan pencegahan dan pengendalian pandemi, ada kekurangan pekerja produksi Foxconn di Zhengzhou ," tulis biro itu dalam sebuah posting di akun WeChat resminya.

Awal pekan ini, manajer Foxconn lainnya mengatakan kepada China Newsweek, sebuah majalah yang didukung negara, bahwa pabrik itu kekurangan sekitar 100.000 pekerja.

Namun Foxconn tidak segera menanggapi permintaan komentar resmi terkait kabar tersebut.

Beberapa pemerintah daerah di Henan baru-baru ini juga meminta pejabat untuk bergabung dengan aktivitas produksi, menurut beberapa laporan media pemerintah China.