Sukses

Menko Airlangga Blak-blakan Untung-Rugi Perang Rusia-Ukraina ke Indonesia

Menko Airlangga menuturkan sejumlah keuntungan yang didapatkan Indonesia dari perang Rusia-Ukraina. Utamanya, adanya kenaikan harga komoditas dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkap sejumlah kerugian dari kondisi geopolitik global yang memanas antara Rusia dan Ukraina. Di luar itu, Indonesia juga mendapat keuntungan dari perang yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini.

Seperti dampak ke banyak negara, krisis energi jadi salah satu dampak buruk yang dialami. Imbasnya ke Indonesia adalah kenaikan harga BBM karena meningkatnya biaya impor minyak ke Indonesia.

"Hal ini dilihat dari tingginya harga energi. Termasuk harga BBM di Indonesia," ungkap Airlangga Hartarto, di International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).

Menurut hitungan ekonomi, kenaikan harga BBM menyumbang peran besar terhadap kenaikan tingkat inflasi Indonesia. Sebut aja di kuartal-III 2022 ketika harga BBM subsidi mengalami kenaikan.

"Kondisi perekonomian masih punya berbagai tantangan perfect storm, Covid-19 juga belum selesai, sekarang ada terkait perang, tentu ini berpengaruh termasuk (harga) BBM," ungkapnya.

Ini menjadi beberapa catatan dampak buruk yang ditemui oleh Menko Airlangga. Menurut catatan, inflasi Indonesia di Agustus 2022 berada di angka 4,96 persen secara tahunan.

Sementara, inflasi pada September mencapai 5,9 persen, imbas dari kenaikan BBM Subsidi di awal bulan tersebut. Kendati begitu, tingkat inflasi Indonesia mengalami penurunan di Oktober 2022 dengan 5,7 persen.

 

2 dari 5 halaman

Keuntungan ke Indonesia

Pada kesempatan itu, Menko Airlangga juga menuturkan sejumlah keuntungan yang didapatkan Indonesia dari perang Rusia-Ukraina. Utamanya, adanya kenaikan harga komoditas dalam negeri.

Untuk diketahui, Indonesia menjadi salah satu pemain ekspor komoditas di dunia. Dengan dibatasinya komoditas mineral yang keluar dari Rusia, Indonesia malah mendapatkan untung.

Dampak positifnya, beberapa wilayah pertambangan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Misalnya di Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Secara spasial di wilayah Indonesia pertumbuhan membaik. Tertinggi ada di Sulawesi mencapai 8,25 persen, kemudian Maluku-Papua 7,51 persen. Tentu semua ini didorong oleh harga mineral yang tinggi," sambungnya.

Sementara itu, secara makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,7 persen di Kuartal III 2022. Meski ada prediksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut pertumbuhan ekonomi global menurun.

Untuk tahun 2022, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi di ang 3,2 persen dan di 2023 semakin turun ke 2,7 persen. Artinya, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu lebih baik dari proyeksi pertumbuhan secara global.

"Berdasarkan hal itu Indonesia menjadi negara yang jadi the bright spot. Jadi, masyarakat di level Asean relatif lebih resilien soal tantangan ekonomi," pungkas Menko Airlangga.

 

3 dari 5 halaman

Posisi Strategis Indoneisa di APEC

Dunia masih berjuang menghadapi dampak multidimensi dari pandemi Covid-19 dan kembali dihadapkan pada tantangan baru. Penajaman konflik geopolitik, krisis pangan dan energi, inflasi tinggi, serta peningkatan risiko resesi ekonomi masih terus berlangsung, diikuti dengan dampak perubahan iklim yang serius.

Dalam APEC Leaders' Retreat Session 2 yang merupakan agenda penutup rangkaian APEC Economic Leaders' Meeting (AELM), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir mewakili Presiden Joko Widodo, Sabtu (19/11). Dalam acara tersebut, para pemimpin APEC membahas topik Trade and Investment for Sustainable and Inclusive Growth.

Menko Airlangga melihat bahwa posisi strategis APEC dapat menjadi bagian dalam solusi krisis yang terjadi, mengingat ekonomi anggota APEC mewakili lebih dari 60 persen PDB dunia dan 48 persen perdagangan global. Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga mengajukan tiga langkah yang dapat dilakukan.

Pertama, menyelarasan kebijakan perdagangan dan teknologi. APEC perlu mengembangkan pendekatan kreatif, modern, dan komprehensif untuk mendukung perdagangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan inklusi dan partisipasi para pemangku kepentingan pembangunan, meningkatkan akses dan fasilitasi perdagangan digital berbasis teknologi, serta meningkatkan daya saing kawasan melalui penguatan perdagangan berbasis multilateral yang adil, terbuka, inklusif, dan fasilitatif.

 

4 dari 5 halaman

Rantai Pasok

Kedua, memperkuat ketahanan ekonomi melalui rantai pasok yang tangguh, kuat, dan terintegrasi. Pandemi telah menunjukkan kerentanan rantai suplai yang ada, sehingga penting untuk memperkuat resiliensi terhadap berbagai potensi disrupsi.

Untuk itu, perlu dibangun mekanisme information sharing untuk peringatan dini gangguan rantai suplai, meningkatkan pembangunan infrastruktur logistik, serta mengurangi carbon footprint sistem logistik kawasan untuk perdagangan yang lebih hijau.

Selain itu, UMKM juga perlu difasilitasi agar semakin terintegrasi ke dalam rantai pasok global dengan mengatasi kesenjangan digital dan menghilangkan hambatan struktural yang ada.

"Jumlah UMKM saat ini sebesar 97 persen dan menampung 50 persen lapangan pekerjaan baru secara global. UMKM berperan penting dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan ekstrem," ungkap Menko Airlangga, Sabtu (19/11/2022).

Langkah ketiga, APEC perlu meningkatkan komitmen untuk menciptakan ekonomi bersih dan berkeadilan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan investasi dan kebijakan perdagangan yang kondusif, mengembangkan teknologi inovatif, serta memberikan insentif untuk mendukung transisi ekonomi bersih.

"Mari kita tingkatkan kerja sama untuk pemulihan dan kebangkitan yang lebih kuat, baik secara lingkungan maupun ekonomi," ujar Menko Airlangga kepada para pemimpin APEC yang hadir.

 

5 dari 5 halaman

Posisi Strategis

 

Dalam APEC Economic Leaders' Meeting tersebut, para pemimpin Ekonomi APEC berhasil menyepakati 2022 APEC Leaders' Declaration yang sampai pada hari pertama penyelenggaraan AELM masih mengalami kebuntuan mengenai isu perang Ukraina. Untuk memecah kebuntuan, para pemimpin Ekonomi APEC sepakat untuk menggunakan rumusan dalam G20 Leaders' Declaration mengenai isu tersebut, sehingga deklarasi dapat diterima oleh seluruh pihak.

"Indonesia merupakan satu-satunya negara yang tergabung dalam tiga forum kerja sama internasional, yaitu G20, APEC, dan ASEAN. Indonesia memiliki posisi sangat strategis untuk menjembatani ketiga forum kerja sama tersebut. Terdapat benang merah antara G20, APEC, dan ASEAN, yaitu semangat togetherness dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada," tegas Menko Airlangga.

Dalam kegiatan tersebut, Menko Airlangga juga banyak menerima apresiasi dari para pemimpin Ekonomi APEC serta IMF atas keberhasilan kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.