Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) turut meramaikan gelaran Sail Tidore Expo 2022 yang digelar pada 24-29 November 2022. Dalam kesempatan ini PLN juga memamerkan kendaraan listrik, khususnya motor listrik.
Komisaris PLN Tedi Bharata menyampaikan, kampanye kendaraan listrik dalam gelaran Sail Tidore 2022 merupakan salah satu upaya menjalankan transisi energi dengan beralih dari energi berbasis fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga
"Transisi energi menjadi salah satu hal utama yang dibahas dalam G20, bagaimana negara-negara anggota G20 mendorong penggunaan renewable energy. PLN mendukung upaya tersebut melalui percepatan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle di Indonesia," ujar Tedi dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).
Advertisement
Senada, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) Awat Tuhuloula menyampaikan, perseroa berkomitmen untuk mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan aktif mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik di Maluku Utara.
"Khusus untuk mendukung ekosistem mobil listrik, kami akan segera menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Maluku Utara yang berlokasi di Kota Ternate. Akhir tahun 2022 ini kami targetkan pembangunan SPKLU tersebut tuntas," jelas Awat.
Walikota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim mengapresiasi kampanye kendaraan listrik yang dihadirkan di booth PLN. Ia mengatakan, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan akan mendukung program-program yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan PLN terkait percepatan penggunaan kendaraan listrik.
"Kami juga yakin dan akan mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Karena ini terbukti hemat sekali. Kami pun segera menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas pemerintah," kata Ali.
Potensi Permintaan Kendaraan Listrik Dunia Sentuh 55 Juta Unit hingga 2040
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri acara “The First Production of Local Electrified Vehicle: From Indonesia to the World” yang diadakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Dalam acara ini, Menko Airlangga mengingatkan para pengusaha mengenai pentingnya sektor otomotif mendukung era elektrifikasi sistem transportasi Indonesia.
Airlangga Hartarto menjelaskan, di tengah berbagai tantangan The Perfect Storm yang tengah melanda dunia saat ini, perekonomian Indonesia tetap mampu bangkit dan meneruskan tren pemulihannya.
Pada Kuartal III 2022, perekonomian Indonesia tetap melanjutkan pertumbuhan positif yakni sebesar 5,72 persen (yoy). Indonesia juga disebut sebagai “the bright spot in the dark”, dengan perekonomian yang mampu tumbuh di atas rata-rata perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas. Industri pengolahan non migas mampu tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 16,10 persen terhadap PDB. Sementara itu, pertumbuhan sektor otomotif sendiri berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri Alat Angkutan merupakan salah sektor industri yang tergabung dalam industri pengolahan non migas, dan sektor ini pun bertumbuh cukup signifikan sejak Kuartal II-2021 lalu sehingga mampu meneruskan tren pemulihan sampai tumbuh mencapai 10,26 persen pada Kuartal III-2022.
Dari sisi produksi, utilisasi industri kendaraan bermotor pada Oktober 2022 lalu mencatatkan capaian sebesar 69,20 persen, sudah meningkat lebih tinggi dibandingkan selama pandemi yang rata-rata hanya sebesar 40 persen.
Ke depannya, sektor industri diharapkan mampu untuk terus tumbuh dan tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali mengalami ekspansi ke level 51,8 pada Oktober 2022 atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.
“Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Akan tetapi, Car Ratio R4 di Indonesia masih relatif rendah yaitu sebesar 99 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif masih berpotensi besar untuk tumbuh di masa depan,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).
Advertisement
Potensi Permintaan Mobil Listrik
Berdasarkan data Gaikindo, pada Oktober 2022 secara wholesales dari pabrik ke dealer mobil baru tercatat sebanyak 93,19 ribu unit atau tumbuh 23,37 persen (yoy) jika dibandingkan Oktober 2021.
Sementara itu, potensi permintaan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik di dunia diperkirakan juga akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga 2040 (sumber: Bloomberg).
Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV untuk Transportasi Jalan.
“Berbagai regulasi turunan dari Perpres tersebut juga telah diterbitkan dalam rangka mempercepat pengembangan ekosistem KBL-BB di Indonesia. Semoga langkah produksi mobil dengan teknologi elektrifikasi ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan ekonomi serta mendukung komitmen Net Zero Emission,” jelas Menko Airlangga.
Investasi Toyota
Selain itu, Toyota Group sudah menyiapkan lahan besar untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Ditambah lagi, investasi sebesar USD 2 miliar atau sekitar Rp 28,3 triliun akan disiapkan untuk lima tahun ke depan.
Kemudian, Toyota Group juga telah menyiapkan xEV Center “The First Electrification Learning Center” sebagai advokasi publik untuk elektrifikasi. Fasilitas ini akan ditingkatkan sebagai capability center guna mempersiapkan SDM dan keahlian masa depan Indonesia menuju era elektrifikasi yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah.
“Kami mengucapkan selamat kepada PT TMMIN atas produksi perdana kendaraan elektrifikasi lokal Indonesia untuk dunia, yakni kendaraan Toyota Kijang. Semoga ini turut mendorong terciptanya ekosistem EV secara berkelanjutan. Saya juga berharap nanti mobil jenis lain, baik SUV atau MPV, bisa menggunakan teknologi EV,” tutup Menko Airlangga.
Advertisement