Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus mewanti-wanti soal perekonomian global dan ekonomi Indonesia. Salah satunya mengenai pasokan pangan dan pasokan energi.
Mengingat, dua aspek ini punya peran besar dalam mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Dimana, konsumsi rumah tangga memiliki andil besar dalam porsi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Hati-hati mengenai pasokan pangan, hati-hati mengenai pasokan energi yang harus betul-betul kita jaga agar konsumsi rumah tangga tetap tumbuh dengan baik sehingga growth kita akan sesuai dengan target yang telah kita buat," ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Advertisement
Dia mengungkapkan, konsumsi rumah tangga menjadi aspek penting. Dalam hal ini, Jokowi juga ingin penopang ekonomi Indonesia nantinya bisa bergeser ke sektor produksi.
"Terkait dengan menjaga konsumsi rumah tangga. Karena PDB ekonomi kita ini sangat dipengaruhi besar sekali yang berkaitan dengan konsumsi, ini harus sedikit demi sedikit kita ubah agar dari konsumsi bisa masuk ke produksi yang mempengaruhi," paparnya.
Sebelumnya, dia menuturkan kalau Indonesia kini tengah memiliki lanskap ekonomi yang baik. Sebut saja, angka pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen, inflasi 5,7 persen, dan konsumsi rumah tangga mencapai 5,4 persen. Tingkat ekspor juga masih tumbuh sebesar 21,6 persen.
Jokowi mengungkap kalau ekspor barang-barang dari Indonesia bakal mengalami penurunan. Ini imbas dari kondisi ekonomi global yang terjadi.
"Menurut saya ekspor, ekspor Indonesia yang tahun ini (dari) tahun yang lalu melompat sangat tinggi sekali tapi hati-hati tahun depan bisa menurun. Karena problem di Tiongkok yang belum selesai. Tingkat ekonomi mereka juga turun karena policy no covid," ungkapnya.
Â
Eropa Resesi
Jokowi lagi-lagi mengingatkan potensi resesi di negara-negara barat seperti Uni Eropa. Menurutnya, pelemahan ekonomi yang terjadi, bakal mempengaruhi ekonomi Eropa menuju resesi yang tinggal menunggu waktu.
"Kemudian di uni eropa juga sama, pelemahan ekonomi pasti. Resesinya kapan tinggal ditunggu saja, kita tunggu saja, pelemahan ekonomi pasti," ujarnya.
"Di Amerika juga sama, The Fed Fund Rate terus naik, artinya tuh ngerem pertumbuhan artinya ekonominya pasti akan melemah ekspor kita kesana juga gede banget, ekspor kita ke Tiongkok ke China itu gede banget ke Uni Eropa juga gede, oleh sebab itu hati-hati, hati-hati," imbuh Jokowi.
Â
Advertisement
Jangan Salah Ambil Kebijakan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti jajaran menteri di kabinetnya soal pilihan kebijakan yang diambil. Menurutnya, dalam mengambil kebijakan, perlu dilakukan secara hati-hati.
Kalau tidak, akan berimbas buruk pada kondisi ekonomiIndonesia. Hal ini juga disampaikannya untuk para pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
"Kalau ekonomi dunia gonjang-ganjing hati-hati, lanskap ekonomi global nanti juga akan bisa berimbas ke kita, oleh sebab itu strateginya harus benar. Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi sulit dihitung, sulit dikalkulasi," ungkapnya dalam pembukaan Musyawarah Nasional Hipmi, mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/11/2022).
"Hati-hati membuat kebijakan, begitu salah sedikit, bisa berdarah-berdarah dan itu sudah ada contohnya, saudara-saudara tau," tegasnya.
Â
Kondisi Ekonomi Inggris
Sementara itu, Jokowi menuturkan, kalau di Inggris tengah dalam kondisi yang tak sebaik Indonesia. Ini jadi salah satu imbas dari salahnya mengambil kebijakan dalam merespons kondisi ekonomi global.
"Inggris, salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa kemana-mana. Inilah yang kita tidak mau. Saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini, jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," bebernya.
"Kenapa tiap hari, setiap minggu saya masuk ke pasar-pasar, baru saja tadi pagi saya masuk ke pasar di Boyolali, saya cek harga-harga yang naik apa, harga yangbstabil apa, supaya kita dapat feeling-nya, jangan keliru kita membuat kebijakan," sambung Jokowi.
Â
Â
Advertisement