Sukses

30 Bulan Lawan Covid-19, Bos BI Bongkar Kondisi Indonesia Saat Ini

Selama 30 bulan terakhir melawan Covid-19, Indonesia mampu bertahan dan memasuki masa pemulihan.

Liputan6.com, Jakarta Situasi global makin tak menentu sejak pandemi Covid-19 terjadi di awal 2020. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan berbagai tantangan global siap menghadang pertumbuhan ekonomi yang sempat lesu dihantam pandemi. Dampak perang Rusia dan Ukraina menjadi tantangan Indonesia di masa pemulihannya.

"Dunia masih bergejolak, kita belum tahu kapan perang Rusia dan Ukraina akan berakhir," kata Perry dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/11).

Perang belum selesai, ketegangan antara Amerika Serikat dan China terkait perang dagang kembali menjadi ancaman. Bahkan China saat ini masih melanjutkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) hingga 6 bulan ke depan.

"Perang dagang AS dan Tiongkok kembali memanas, lockdown di Tiongkok 6 bulan lagi," kata dia.

Di sisi lain, harga energi dan pangan juga masih tinggi. Pasokan dan distribusi barang masih tersendat. Selain itu ada risiko stagflasi dan resesi yang disertai inflasi tinggi (reflasi) masih berpotensi.

"(Masih ada) risiko stagflasi dan bahkan resflasi, persepsi risiko investor global negatif," kata dia.

Meski begitu, Perry optimis Indonesia bisa bertahan ditengah kondisi ekonomi global yang penuh dengan gejolak. Mengingat selama 30 bulan terakhir melawan Covid-19, Indonesia mampu bertahan dan memasuki masa pemulihan.

"30 bulan kita melawan covid, dan kini gejolak global. Alhamdulillah Indonesia mampu bertahan dan kini pulih," kata dia.

Selama itu juga kata Perry, stabilitas tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi tinggi lebih baik dari banyak negara lain. Berbagai capaian ini pun tercapai berkat sinergi dan koordinasi yang baik antara bank sentral dan pemerintah.

"Ini hasil sinergi dan inovasi. Kebijakan pemerintah dan BI yang kuat khususnya fiskal moneter di bawah kepemimpinan langsung Presiden Jokowi," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Resesi Global Bukan Rintangan, BI Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2023 dan 2024

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2022 mencapai 5,72  persen (year on year/yoy). Sedangkan jika dihitung secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 1,81 persen. Sejumlah pihak meyakini pertumbuhan ini masih terus berlanjut sampai akhir tahun dan juga beberapa tahun ke depan. 

Keyakinan tersebut juga diungkap oleh  Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia sangat yakin ekonomi Indonesia di  2023 tumbuh  4,5 persen hingga 5,3 persen. Kemudian di  2024 terus meningkat hingga 5,5 persen. Keyakinan ini tidak terhalang dengan adanya risiko resesi global tahun depan.  

"Pertumbuhannya akan cukup baik 4,5 persen - 5,3 persen pada 2023 dan meningkat 4,7 persen - 5,5 persen pada 2024," kata Perry dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).

Selain itu, tingkat inflasi akan kembali pada sasarannya yakni 2-4 persen di tahun 2023. Kemudian di tahun 2024 kembali terkendali di kisaran 2,5 persen. 

"Inflasi yang masih sangat tinggi sekarang akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen pada dan 2,5 plus minus 1 persen pada 2024," katanya. 

Tak hanya itu, dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diproyeksi terus membaik. Diperkirakan dalam 5 tahun ke depan ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingg 5,8 persen.

"Dalam jangka menengah pertumbuhan ekonomi dapat meningkat 5 persen sampai 5,8 persen pada 2027," kata dia. 

Dari sisi inflasinya, Bos BI ini optimis tingkat inflasi bisa terkendali di angka 2,5 persen plus minus 1 persen. Asalkan ketahanan eksternal semakin kuat. 

"Inflasi rendah 2,5 plus minus 1 persen, (dengan) ketahanan eksternal semakin kuat," kata dia.

Optimisme tersebut bisa tercapai dengan sinergi erat antara subsidi energi pemerintah, kenaikan suku bunga acuan bank sentral, stabilitas rupiah. Termasuk koordinasi tim pengendalian inflasi pusat dan daerah serta adanya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. 

3 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72 Persen di Kuartal III 2022

Untuk diketahui, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 mencapai 5,72  persen (year on year/yoy). Sedangkan jika dihitung secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 1,81 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekonomi Indonesia tumbuh cukup impresif sebesar 5,72 persen pada kuartal III 2022 di tengah tantangan ekonomi global berupa inflasi dan ancaman resesi. 

Hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 tumbuh 5,72 persen kalau dibandingkan kuartal III-2021.Tren pertumbuhan ekonomi tahunan semakin kuat dan menuju pemulihan,” ucap Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor BPS Senin (7/11/2022).

Sedangkan secara komulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I hingga III 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 tumbuh 5,4 persen.