Sukses

Sri Mulyani Pamer Laboratorium Baru UNPAD Dibiayai Negara, Nilainya Rp 30 Miliar

Laboratorium baru di Universitas Padjajaran dibangun melalui APBN UangKita senilai Rp 30,67 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memamerkan laboratorium baru yang pembangunannya dibiayai Pemerintah atau melalui penyaluran dana dari APBN.

Laboratorium baru, yang berada di Universitas Padjajaran ini dibangun melalui pembiayaan APBN UangKita dengan nilai sebesar Rp 30,67 miliar.

Melalui sebuah unggahan di laman Instagramnya pada Kamis (1/12/2022), Sri Mulyani merilis cuplikan video yang menunjukkan bangunan laborarium UNPAD yang modern.

"Laboratorium Sentral UNPAD ini dibangun dengan APBN #UangKita!," tulis Sri Mulyani di Instagram, dikutip Kamis (1/12/2022).

"Tahu kan seberapa pentingnya sebuah fasilitas penelitian untuk kemajuan Indonesia? Nah, laboratorium di @universitaspadjadjaran dibangun melalui pembiayaan APBN #UangKita yang berasal dari @isdb_stories dengan nilai komitmen sebesar Rp3 0,67 miliar," sambungnya. 

Sri Mulyani menambahkan, laboratorium ini diharapkan dapat menjadi tempat kolaborasi bagi para peneliti.

"Dengan dukungan peralatan yang lebih canggih dan memadai, laboratorium ini diharapkan dapat menjadi tempat kolaborasi bagi para peneliti untuk menciptakan inovasi yang lebih unggul," katanya.

"#IniPunyaKita, keren kan ?!," tambah Menkeu.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)

Pada awal November 2022, Sri Mulyani Indrawati telah mengungkapkan bahwa defisit APBN 2022 diperkirakan kurang dari 3,92 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, defisit di 2023, ditargetkan terjaga di level 2,84 persen.

"Kita perkirakan akan lebih rendah dari 3,9 persen sehingga ini jadi bekal yang sangat baik untuk mengatasi tahun 2023," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, pada 3 November 2022.

2 dari 3 halaman

Kemenkeu: Tak Ada Anggaran Kendaraan Dinas Listrik di APBN 2023

Kementerian Keuangan menegaskan tidak alokasi untuk membeli kendaraan listrik untuk keperluan dinas di kementerian/lembaga (KL) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Namun tidak ada larangan juga bagi KL untuk membeli kendaraan elektrik jika memiliki anggaran untuk membeli kendaraan dinas.

"Tidak ada anggaran (beli kendaraan elektrik), kita tidak pernah dialokasikan secara khusus. Tapi kalau ada pengadaan agar membeli kendaraan listrik," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, Kementerian Keuangan, Made Arya Wijaya saat ditemui di Hotel Swiss-Belinn, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/11) malam.

Made menjelaskan, sekarang ini pemerintah tidak memiliki referensi khusus untuk membeli kendaraan listrik. Artinya, belum ada juga standar harga yang bisa menjadi acuan pemerintah membeli kendaraan listrik.

"Saat ini kita tidak punya referensi mobil listrik, ini belum ada," kata dia.

Berbeda dengan pembelian kendaraan dinas konvensional yang memang sudah ada aturannya. Misalnya, kata Made untuk kendaraan dinas 3.500 CC untuk pejabat setingkat menteri, 3.000 CC untuk pejabat eselon I, dan seterusnya dengan CC yang lebih rendah.

"Nah kalau ini ada semua (ketentuannya)," kata dia.

Made mengatakan ketentuan yang sama tidak bisa berlaku bagi pengadaan kendaraan listrik untuk keperluan dinas. Sebab pada kendaraan listrik berbasis baterai tidak mengenal CC. Sebagai pembeda, kendaraan ramah lingkungan ini menggunakan kategori penggunaan daya listrik sebagai sumber energi.

"Mobil listrik ini enggak ada CC-nya, jadi tergantung watt-nya," kata dia.

3 dari 3 halaman

Pemerintah Usahakan Tak Ada Duit APBN di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pembiayaan kereta cepat Jakarta-Surabaya akan diupayakan melalui pendanaan kreatif non APBN. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan Kereta Cepat Jakarta hingga Surabaya merupakan rencana jangka panjang.

"Di tengah keterbatasan kemampuan APBN, kami harus mencari alternatif melalui pendanaan kreatif. Sehingga tidak mengganggu APBN yang diprioritaskan untuk kebutuhan yang lebih mendasar,” ucap Menhub Budi di Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Dia menyampaikan, membangun sebuah infrastruktur transportasi umum dengan kapasitas besar, memang membutuhkan proses panjang, seperti halnya pembangunan MRT, yang pembangunannya dilakukan secara jangka panjang dan bertahap.

Dia menyebutkan, MRT sudah diinisiasi sejak lama yaitu tahun 1985, namun membutuhkan proses yang panjang hingga akhirnya dimulai konstruksi pembangunannya mulai akhir 2013."Butuh waktu 28 tahun lebih untuk mewujudkannya. Begitu juga kereta cepat tentu membutuhkan jangka waktu panjang,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Menhub, pemerintah harus memiliki rencana jangka panjang untuk memproyeksikan kebutuhan infrastruktur transportasi di masa depan."Tentunya rencana jangka panjang dipersiapkan secara matang dengan melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga dan juga pihak terkait lainnya, untuk bersama-sama membahasnya,” tuturnya.

Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi tidak hanya selesai ketika membangun fisiknya, tetapi juga harus memastikannya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga yang sudah dibangun tidak sia-sia begitu saja.

"Kami juga memiliki rencana bahwa kereta cepat ini nantinya akan dihubungkan dengan sejumlah simpul transportasi misalnya dengan Bandara Kertajati, yang diproyeksikan jika tol Cisumdawu telah selesai maka Bandara Kertajati akan semakin ramai,” katanya.