Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sudah mulai bersiaga menghadapi masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru, atau Nataru 2023. Dia memperkirakan, mobilitas masyarakat selama masa tersebut bisa naik hingga 10 persen.
"Sebenarnya 5-10 persen. Tapi kadang-kadang tertumpu di satu waktu," ujar Menhub Budi Karya Sumadi saat dijumpai di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, dikutip Sabtu (3/12/2022).
Penumpukan diprediksi bukan hanya terjadi di jalur darat saja, tapi juga laut dan udara. Secara pola, meskipun waktu kepergiannya acap terjadi di waktu bersamaan, tapi Menhub menyebut pergerakannya kini relatif lebih tersebar (spreading).
Advertisement
"Udara juga gitu, satu lagi laut. Itu banyak yang dari Batam ke Medan. Lalu Makassar, Samarinda mau pulang ke NTT. Orang Papua yang mau pulang ke Ambon," imbuhnya.
Mengatasi situasi itu, Menhub siap mengerahkan milik negara sebagai moda angkutan tambahan selama musim libur Nataru 2023.
"Kalau nanti Nataru ini lebih spreading, ada yang dari Samarinda, Makassar, Papua, Batam. Jadi kalau ada tambahan kemacetan, kita bisa gunakan kapal negara ini," ungkapnya.
Untuk titik puncak kepadatan, ia meramal itu bakal terjadi mulai 23 Desember 2022. Meski begitu, Menhub meminta jajarannya bersiaga dari jauh-jauh hari sebelumnya.
"Mulai siaga per tanggal 20 (September 2022), ada warming up. Mulai aktif sebenarnya baru 23-24 (September 2022). Kapal itu lama (perjalannya). Bisa sampai berminggu-minggu. Jadi siaga dari sebelum tanggal 20 (September 2022)," tuturnya.
Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 Beroperasi Nataru 2022
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengecek kesiapan tahap akhir penyelesaian konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 sebelum siap dioperasikan. Hingga saat ini, untuk Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yakni telah mencapai progres 97,82 persen.
"Harapan kita pada akhir tahun ini Seksi 2 bisa dioperasikan untuk mendukung pelaksanaan libur Nataru akhir 2022, ataupun dapat difungsionalkan jika belum keluar SK pengoperasiannya dan dinikmati oleh masyarakat bersama-sama," ujar Danang dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/10/2022).
Danang menambahkan, Jalan Tol Semarang-Demak menjadi kunci penting dalam mengurai kemacetan yang sangat tinggi yang sering dialami pengendara yang melintas di Jalan Nasional Pantura sampai menuju ke Demak. Sehingga penyelesaian Jalan Tol Semarang-Demak ini harus segera diselesaikan.
"Selain itu juga, jalan yol ini memberikan akses yang mudah menuju Kota Demak, dan tentunya dapat meningkatkan interaksi ekonomi, meningkatkan pariwisata hingg mendukung kelancaran arus logistik dari Barat ke Timur, dari Jawa Timur ke Jawa Tengah hingga ke DKI Jakarta," imbuhnya.
Jalan Tol Semarang-Demak dikenal sebagai jalan tol atas laut yang terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang. Selain itu juga berfungsi untuk penahan banjir rob, serta mengatasi banjir dan genangan air yang selama ini menjadi permasalahan ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Advertisement
Uji Laik Fungsi
Direktur Utama PT PP Semarang-Demak Siswantono menambahkan, Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 ini siap dioperasikan sepenuhnya pada awal Januari 2023, dan direncanakan pada bulan November dan Desember sudah bisa dilakukan Uji Laik Fungsi.
"Semoga dengan hadirnya ruas bebas hambatan ini dapat membantu mengurai kemacetan bagi pengguna jalan yang lewat dari Semarang ke Demak, dimana saat ini kemacetan kendaraannya bisa mencapai 2 jam lamanya," tuturnya.
Jalan Tol Semarang-Demak memiliki total panjang 26,7 km dan terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 (Semarang - Sayung) sepanjang 10,69 km yang merupakan porsi pemerintah dan saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan untuk dilanjutkan konstruksinya.
Sementara Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 Km merupakan porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak. Ruas ini ditargetkan akhir tahun 2022 selesai konstruksinya secara keseluruhan dan dapat dioperasikan.Â