Sukses

Kebutuhan Baja Nasional Diproyeksi Capai 100 Juta Ton di 2050

Diperkirakan kebutuhan baja nasional akan mencapai lebih dari 100 juta ton pada saat visi Indonesia Maju tercapai pada tahun 2050.

Liputan6.com, Jakarta Senior Advisor The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Purwono Widodo mengungkapkan, industri baja nasional akan berperan semakin penting bagi pembangunan perekonomian nasional yang terus mengalami peningkatan untuk mewujudkan Indonesia Maju.

"Kami memperkirakan kebutuhan baja nasional akan mencapai lebih dari 100 juta ton pada saat visi Indonesia Maju tercapai pada tahun 2050. Dengan demikian dibutuhkan investasi yang sangat besar hingga mencapai lebih USD 80 miliar," ujarnya usai penutupan event IISIA Business Forum (IBF) 2022 di Surabaya, ditulis Senin (5/12/2022).

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ini mengatakan, pada tahun 2050 kebutuhan baja akan meningkat pesat, industri baja nasional seperti halnya industri baja di negara maju lainnya akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang beralih menjadi negara maju.

"Industri baja telah menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi di Jepang, Korea Selatan, termasuk akhir-akhir ini di China dan India. Inilah yang ingin kita realisasikan, membangun kemandirian industri di Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Purwono, pihaknya bersyukur ajang pameran industri besi dan baja yang pertama dilakukan di Indonesia di Kota Surabaya, mulai 1 sampai 3 Desember ini berjalan dengan sukses dan lancar.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan terselenggaranya IBF 2022 dan turut berperan dalam membuka peluang sinergi bisnis maupun menjembatani usulan kebijakan kepada pemerintah untuk mendukung industri baja nasional. Kegiatan ini perlu secara rutin dilakukan,” ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

IBF 2022

Ketua Pelaksana IBF 2022, Henry Setiawan menambahkan, pada ajang pertama IBF 2022 di Surabayaini berhasil menarik sebanyak lebih kurang 4.500 pengunjung.

"Dan telah dilakukan penandatanganan sembilan Memorandum of Understanding (MoU) antara IISIA dengan Asosiasi Industri sebagai sinergi dalam mengoptimalkan potensi nasional dalam rangka membangun kemandirian industri dan perekonomian nasional," ujarnya.

MoU tersebut diantaranya MoU IISIA dengan Kementerian Perindustrian RI dan KADIN, Perusahaan Institusi Perkapalan Dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO), Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia (GAPEKSINDO), Perkumpulan Pelaksana Konstruksi Nasional (ASPEKNAS), Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO),

Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Kesepakatan Bersama antara PT Krakatau Steel Tbk dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI) bersama PT Krakatau Jasa Logistik (PT KJL) terkait pengangkutan produk, serta Kesepakatan Kerja Sama PT KAI dengan PT KJL terkait gudang hub produk baja.

“Jumlah keseluruhan peserta pameran sebanyak 91 perusahaan dan dalam IBF 2022 ini turut berpartisipasi juga pemerintah baik pusat maupun daerah, perusahaan-perusahaan ternama," ucap Henry.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Ajang Edukasi

"Perbankan, asosiasi industri, serta institusi pendidikan dalam pameran maupun kegiatan seminar yang sudah dilakukan sebanyak tujuh segmen, serta talkshow sebanyak empat sesi,” imbuh Henry.

Henry berharap, ajang IBF 2022 ini dapat menjadi edukasi kepada para pelaku industri maupun masyarakat atas pentingnya menggunakan produk-produk unggulan dalam negeri dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga penerapan P3DN dan TKDN dapat maksimal dilakukan untuk peningkatan utilitas produk baja nasional.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, sponsor, nara sumber, maupun pihak-pihak lainnya yang telah mendukung terselenggaranya IBF 2022 ini. Sampai bertemu lagi pada IISIA Business Forum selanjutnya tahun depan di Jakarta,” ujarnya.