Liputan6.com, Jakarta Ketika hari menyambut malam dan turun hujan, rumahnya gelap gulita. Kabel listrik yang tersalur dari tetangganya putus karena terayun oleh pohon pisang dari kebun belakang rumah.Â
Kira-kira begitulah cerita Nurma, seorang wanita berusia 40 tahun yang tinggal di Desa Tancung, Wajo, Sulawesi Selatan. Namun kini, hati Nurma jauh lebih bahagia karena rumah bertingkat dengan tangga kayu miliknya, ditenagai listrik gratis dari Pemerintah.Â
Baca Juga
Ya, Nurma adalah salah satu dari ribuan orang yang mendapat bantuan listrik lewat Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Kebahagiaan Nurma menerima bantuan tersebut tergambar jelas diwajahnya saat kedatangan Tim Direktorat Jenderal (Ditjen) Ketenagalistrikan.Â
Advertisement
Kepada Tim Ditjen Ketenagalistrikan, Nurma tak segan memperlihatkan bagian bawah rumahnya yang ‘terparkir’ dua alat penenun manual. Tetangganya, seorang ibu berusia lanjut terlihat sedang menenun kain untuk sarung.Â
Di antara alat tenun itu, ada bale-bale kayu dengan satu lampu di atasnya. Nurma juga mengajak Tim Ditjen Ketenagalistrikan naik ke rumahnya yang didominasi warna kuning. Nurma berharap dengan instalasi listrik milik sendiri, pelita yang padam tiba-tiba tak terjadi lagi.Â
"Lebih enak punya (instalasi) listrik sendiri," ujar ibu dua anak itu.Â
Program BPBL untuk Pemerataan Akses Listrik
Program BPBL hadir untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu melalui pemerataan akses listrik dan percepatan penyediaan tenaga listrik dalam rangka meningkatkan Rasio Elektrifikasi. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar menyampaikan hal tersebut, Sabtu (10/9/2022), dalam Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Desa Tancung, Wajo, Sulawesi Selatan.Â
"Kementerian ESDM telah merencanakan sebanyak 3.860 rumah tangga calon penerima BPBL untuk Provinsi Sulawesi Selatan, di mana untuk Kabupaten Wajo rencananya akan dipasang sebanyak 576 rumah tangga di tahun 2022 ini," ujar Wanhar.
Menurut Wanhar, kecukupan dan keadilan merupakan hal penting untuk mempermudah akses listrik kepada masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu atau yang berada di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T). Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Rasio Elektrifikasi mencapai 100% pada tahun 2022, dengan memenuhi akses listrik bagi seluruh desa dan dusun di daerah 3T.Â
"Hingga semester II tahun 2022, Rasio Elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga Indonesia mencapai 99,56%. Masih ada 347.141 rumah tangga yang belum berlistrik dan sebagian besar tersebar di daerah 3T," ujar Wanhar.
Untuk diketahui, Program BPBL merupakan sinergi antara Pemerintah melalui Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI. Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris menyampaikan Program BPBL menggunakan anggaran APBN.
"Pada Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI tanggal 27 September 2021, kami menginisiasi Program BPBL atau meteran listrik gratis. Tahun ini program ini untuk sebanyak 80.000 rumah tangga yang tersebar di 22 Provinsi. Tahun depan lebih banyak lagi," ujar Andi Yuliani Paris.Â
Program BPBL ini akan diteruskan di tahun 2023 dengan menyasar 83.000 rumah tangga di seluruh Indonesia
Â
(*)
Â