Sukses

Punya Cadangan dan Sumber Daya Nikel Solid, ANTAM Optimis Bisa Fokus Hilirisasi Nasional

Sebagai anggota anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, Antam tercatat tercatat memiliki cadangan dan sumberdaya yang sangat besar dan berkualitas tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Fenomena penggunaan kendaraan listrik semakin ramai di tengah masyarakat. Kampanye mobil listrik semakin kencang seiring dengan Indonesia yang menjadi Presidensi G20. Sehingga masyarakat semakin akrab dengan kendaraan listrik.

Selain itu, isu mengenai kendaraan listrik tak luput dengan pengelolaan komoditas nikel yang menjadi bahan baku EV Battery. Di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) merupakan salah satu produsen nikel terbesar yang juga terlibat dalam rantai EV Battery yang diinisiasi Pemerintah.

Keterlibatan Antam dalam rantai EV Battery bersama perusahaan pelat merah lain yang menjadi pemegang saham IBC dinilai sangat wajar mengingat Antam memiliki sumber daya nikel yang solid. Sebagai anggota anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, Antam tercatat tercatat memiliki cadangan dan sumberdaya yang sangat besar dan berkualitas tinggi.

Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie menyebut bahwa pada 2021, Antam memiliki cadangan bijih nikel sebesar 381,91 juta wet metric ton (wmt) dan sumber daya sebesar 1.408,72 juta wmt.

“Dengan dimilikinya cadangan dan sumberdaya nikel yang solid ini, kami meyakini Antam akan bisa berfokus pada hilirisasi yang telah dilakukan sejak tahun 1974,” katanya.

Faisal menyebut, sebagai perusahaan yang mempunyai saham dwi-warna, Antam telah melakukan inisiasi hilirisasi sejak tahun 1974 melalui pembangunan Pabrik Feronikel (FeNi) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

“Sejalan dengan semangat Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir untuk meningkatkan value chain nikel di Indonesia yang melimpah, Antam senantiasa mengoptimalkan pengolahan komoditas nikel dan melakukan hilirisasi,” tambahnya.

Dengan potensi komoditas nikel yang besar, Antam berkomitmen untuk terus melakukan hilirisasi di komoditas nikel. Faisal menyampaikan bahwa perusahaannya secara selektif melakukan berbagai penjajakan kerjasama dengan calon mitra strategis guna memaksimalkan nilai tambah komoditas nikel melalui berbagai proyek hilirisasi.

“Melalui komitmen hilirisasi yang salah satunya diwujudkan dalam keterlibatan Antam pada rantai EV Battery Indonesia, kami ingin mendukung komitmen Pemerintah dalam mewujudkan green energy. Hal ini juga diharapkan dapat membantu mewujudkan upaya pemerintah dalam mencapai net zero emission di tahun 2060,” tutupnya.

 

(*)