Sukses

Harga Tempe dan Tahu Makin Mahal, Pedagang Pasar Tagih Subsidi Bulog

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di awal Desember 2022, harga tahu dan tempe masing-masing dibanderol Rp 11.680 per kg dan Rp 12.949 per kg di November 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga kedelai turut berimbas pada harga tahu tempe yang ikut melejit. Bahkan stok di pasar kian menipis. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di awal Desember 2022, harga tahu dan tempe masing-masing dibanderol Rp 11.680 per kg dan Rp 12.949 per kg di November 2022.

Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga tahu tempe tentu tidak lepas dari harga kedelai yang mahalnya di luar kebiasaan. 

"Yang biasanya harga kedelai cuman Rp 11 ribu, jadi Rp 14 ribu, bahkan ada yang jual Rp 15 ribu ke atas. Ini yang membuat harga pengrajin tempe dan tahu akhirnya tidak kuat membeli kedelai, menghentikan produksi, sehingga di pasar juga berkurang," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (7/12/2022).

Secara keseluruhan, Abdullah membeberkan alasan kenapa tahu dan tempe tersendat. Pertama adalah kondisi global dunia, kedua memang beberapa negara penghasil kedelai itu menahan stoknya sehingga harga relatif lebih tinggi.

Melihat situasi tersebut, ia menunggu mukjizat atas mandat kepada Perum Bulog, yang menyalurkan subsidi kedelai Rp 1.000 per kg bagi perajin tahu tempe. 

"Tetapi pemerintah sudah melakukan upaya. Kita tinggal tunggu beberapa saat ini agar harga kedelai bisa kembali normal dan mendapat subsidi. Semoga tidak dalam waktu yang lama, semoga," ungkapnya. 

"Kami berharap agar pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional mampu bekerja lebih maksimal, agar menjelang Nataru ini bisa pulih," kata Abdullah. 

2 dari 3 halaman

Tempe dan Tahu Makin Mahal, Gara-Gara Impor Kedelai Terlambat

Harga tahu dan tempe mengalami kenaikan pada November 2022 sehingga menjadi salah satu penyumbang angka inflasi. Sepanjang November 2022, masing-masing komoditas mengalami inflasi di atas 2 persen (mtm).

"Pergerakan di harga tahu dan tempe masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan harga-harga," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Berdasarkan data BPS, di November, komoditas tahu mengalami inflasi 2,12 persen (mtm) dan 12,43 persen (yoy). BPS mencatat harga tahu per kilogram di level Rp 11.680.

Begitu juga dengan harga tempe yang ikut naik di November menjadi Rp 12.949 per kilogram. Sehingga tingkat inflasinya naik 2,13 persen (mtm) dan 13,56 persen (yoy).

Kenaikan harga tahu dan tempe ini karena stok kedelai di dalam negeri yang mulai menipis. Sementara itu, informasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan) realisasi impor kedelai terlambat.

"Stok kedelai dalam negeri yang menipis sedangkan realisasi impor kedelai ini lambat," kata dia.

Sebagai informasi, produk pangan turunan kedelai mengalami kenaikan harga dalam 3 bulan terakhir. Bahkan secara tahunan harga komoditas tahu meningkat 12,43 persen dan tempe sebesar 13,56 persen.

"Kalau dilihat dari portal Chicago Board of Trade, tren keniakan harga kedelai sejak September 2022" kata dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Pemerintah Buka Kran Impor Kedelai 350 Ribu Ton, Desember Dilempar ke Pasar

Pemerintah melalui Perum Bulog akan mengimpor 350 ribu ton kedelai. Langkah impor demi mengatasi kenaikan harga komoditas tersebut yang mempengaruhi kenaikan harga tempe dan produk lainnya di dalam negeri.

Rencana impor kedelai ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. "Kedelai memang naik. Ini pasti belinya pada Juli-Agustus, karena mahal. Untuk itu, Presiden Joko Widodo langsung perintahkan pada rapat kemarin untuk Bulog impor kedelai," kata Mendag melansir Antara di Purbalingga. 

Kenaikan harga kedelai dipengaruhi oleh harga kedelai internasional yang naik dan pelemahan rupiah. Harga kedelai impor berulang kali mencetak level tertinggi sejak awal tahun. Pada 31 Januari 2022 harga kedelai terpantau Rp12.600 per kilogram (kg). Kemudian pada Juni 2022, harganya menjadi Rp14.100 per kg.

Selanjutnya pada 1 Juli 2022 harganya menjadi Rp14.200 per kg. Harga kedelai impor terus naik menjadi Rp14.300 per kg pada 29 September 2022.

Bulog akan mengimpor kedelai dengan harga sekitar Rp 11.000 per kg dan akan dijual di dalam negeri sebesar Rp 10.000, sehingga pemerintah mensubsidi sisa harganya.

Mendag menambahkan, kedelai tersebut akan diimpor dari beberapa negara, di antaranya Amerika Serikat dan Kanada.

"Perjalanan hingga sampai ke Indonesia kira-kita 40-50 hari. Jadi, Desember 2022 kita sudah punya kedelai murah, yakni Rp 10.000 per kg," ujar Zulkifli.