Sukses

BERANI BERUBAH: Sangkar Burung Pembawa Untung Buat Keluarga Kecil

Hampir lima tahun sudah Muryanto menekuni bisnis ini menjadi seorang perajin sangkar burung.

Liputan6.com, Jakarta Muryanto, pria asal Klaten yang melepas statusnya dari seorang mekanik bengkel untuk kemudian berwirausaha. Pilihannya itu justru bisa membuatnya membuka bisnis sangkar burung yang mampu meraup pundi-pundi rupiah.

Hampir lima tahun sudah Muryanto menekuni bisnis ini menjadi seorang perajin sangkar burung. Meski harus banting stir, dia rela berusaha semaksimal mungkin hingga belajar dari banyak kesalahan demi menghidupi keluarga kecilnya.

“Karena saya kerja di bengkel itu nggak mencukupi kebutuhan keluarga kecil saya. Dan di bangunan pun saya juga nggak bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecil saya. Terus saya banting setir kerja di sangkar burung jadi perajin sangkar burung karena sangat menjanjikan sekali,” ceritanya kepada Tim Berani Berubah.

Bisnis membuat sangkar burung ini tentu tidak mudah. Ketika memulainya, Muryanto bercerita dia sempat kesulitan untuk membuat cetakan dan kandang yang tingkat. Tidak hanya itu, mengebor untuk jeruji sangkar burugnya pun tidak mudah. Meski demikian, dia tetap berusaha mencari jalan keluarnya.

Dia mengatakan, “Awal saya bikin sangkar itu kesulitan disaat buat sangkar cetakan sama kandang tingkat itu sangkar yang tingkat itu. Kesulitannya juga buat ngebor untuk ngelurusin jerujinya itu jeruji bambu itu. Saya terus berpikir dan saya otak atik harus ketemu ternyata saya otak atik dan saya berpikir sendiri terus saya ketemu dan ternyata jerujinya lurus terus.”

Sementara itu, dia memilih sangkar burungnya berawal saat dirinya pergi ke pasar di daerah Pedan, Klaten.

“Belajar sangkar burung ini saya melihat di pasar. Di Pedan itu melihat sangkar burung terus saya praktekin di rumah,” ungkap dia.

 

2 dari 2 halaman

Penghasilan Lebih Besar Dari Mekanik Bengkel

Kepada Tim Berani Berubah Muryanto mengungkapkan bahwa penghasilannya dari berbisnis sangkar burung ini jauh lebih baik jika dibandingkan ketika dirinya menjadi seorang mekanik di bengkel. Dia bahkan mampu meraup laba bersih sampai 2 jutaan.

“Perbedaannya itu jauh soalnya kalau buat sangkar burung itu penghasilannya lumayan daripada jadi mekanik bengkel motor dan di bangunan itu. Perbandingannya pokoknya jauhlah. Kalau satu minggu itu kalau kandang yang biasa yang harga 20 itu bisa sampai 70 juga bisa sampe 60. Kalau pendapatan bersih itu ya sekita 2,5 lah. Kalau kotor itu dapatnya 2 juta,” ungkapnya.

Produk hasil tangan Muryanto yang dijual dengan harga tertinggi sampai Rp 450 ribu ini pernah sampai ke Papua hingga Kalimantan. Ada pula harga yang paling rendah bisa mencapai Rp 20 ribu.

“Itu berbagai macam ukiran, berbagai macam ukuran dan model. Yang saya order ini sangkar saya itu yang paling jauh itu di Papua dan di Kalimantan, itu yang paling jauh. Yang paling dekat sekitar-sekitar sini aja,” tutur dia.

Menurut salah satu pembeli Slamet Riyadi, sangkar burung yang dijual dengan harga sebesar itu cukup sepadan dengan kualitas produknya.

“Kalau dari segi kualitas lumayan baiklah. Kalau dari ruji sama dari segi model-modelnya udah lumayan bagus. Ya kalau segitu sih kalau harga yang sekitar 35 itu udah standar menurut saya. Ya sama kualitas sepadan,” katanya.

Dengan kemampuannya ini yang sekaligus sudah menjadi hobi, Muryanto berharap bisnis akan terus berkembang.

“Insya Allah saya tetap lanjut dan saya tetap berusaha sekuat kemampuan saya karena saya sudah hobi dan ini sangat menjanjikan bagi saya. Mimpi saya pokoknya tetap sukses. Usahanya mudah-mudahan tetap berkembang. Menjalankan usaha tetap semangat tidak putus asa. Berani Berubah!,” pungkasnya.

Kisah ini pasti menjadi inspirasi agar lebih semangat dan pantang menyerah. Karena itu, mari ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com.