Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jalan 2022, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan Ekshibisi Kendaraan Listrik dan Latihan Bersama Mobil Listrik Antar Perguruan Tinggi di Sirkuit Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Bandung pada 10-11 Desember 2022.
Acara ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Barat. Tujuannya, sebagai bentuk sosialisasi program pemerintah terkait kendaraan listrik, serta peningkatan pemahaman masyarakat terhadap teknologi jalan.
Baca Juga
"Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan tantangan bagi anak muda Indonesia untuk berinovasi mengembangkan teknologi kendaraan listrik agar penggunaannya makin dilirik oleh masyarakat umum," kata Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian dalam keterangan tertulis, Minggu (11/12/2022).
Advertisement
Hedy menjelaskan, program percepatan penggunaan kendaraan listrik adalah salah satu upaya pemerintah mengatasi pencemaran udara di Indonesia yang disebabkan oleh emisi karbon kendaraan, dan sebagai upaya untuk mengurangi subsidi BBM.
"Dengan membangun ekosistem kendaraan listrik, kita ingin jalan kita lebih sehat dan bebas polusi. Serta mengurangi subsidi BBM yang saat ini jumlahnya besar dan bersifat impor. Baterai kendaraan listrik menggunakan bahan baku nikel dimana kita merupakan salah satu produsen utamanya, sehingga lebih menguntungkan bagi kita secara ekonomi," kata Dirjen Hedy.
Â
Kegiatan Latihan Bersama Mobil Listrik ini berada di lintasan jalan percobaan di Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan yang dibangun dengan menggunakan beberapa inovasi teknologi jalan, yakni aspal plastik, aspal PG70 polimer, aspal PG70 karet alam, campuran aspal porous, beton porous, dan timbunan ringan.
Total terdapat 14 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang mengikuti acara ini. Antara lain, Politeknik Negeri Bandung, Telkom University, Politeknik Negeri Madura, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Subang.
Kemudian, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Politeknik TEDC Bandung, Universitas Bangka Belitung, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
60 Persen Baterai Kendaraan Listrik Dunia Bakal Dipasok dari Indonesia
Pemerintah Indonesia saat ini tengah membangun ekosistem kendaraan listrik. Presiden Joko Widodo menjamin industri ini bakal jadi incaran para investor 5 tahun ke depan.
"Kalau ini jadi percaya saya, perkiraan saya 2026-2027 kita sudah kelihatan lompatan ini akan kelihatan," kata Jokowi pada acara Kompas 100 CEO Forum 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).
Para investor ini kata Jokowi akan berbondong-bondong masuk ke industri motor listrik atau mobil listrik. Sebab Indonesia bisa memenuhi 50 persen kebutuhan kendaraan listrik di pasar.
"Inilah yang harus kita tangkap, saya kemarin hitungan-hitungan, 60 persen mobil listrik, kendaraan listrik akan tergantung dari EV battery kita. 60 persen dari pangsa pasar yang ada di dunia. Inilah kekuatan besar kita nanti. ," kata dia.
Dia pun mendorong para pengusaha untuk mengambil kesempatan berinvestasi di kendaraan listrik. Dia berharap akan ada kerja sama dalam bidang teknologi agar bisa melakukan transfer ilmu selain teknologinya.
"Silakan bapak ibu yg memiliki kekuatan untuk masuk ke sana. Sehingga nanti ada transfer teknologinya, ada transfer knowledgenya, dapat kita," kata dia.
Di sisi lain Jokowi menyebut ekspor nikel mentah mengalami peningkatan dari USD 1,1 miliar menjadi USD 20,8 miliar. Meski terlihat baik namun sebenarnya bukan itu yang jadi tujuan Indonesia.
"Ya itu bagus, tapi bukan itu tujuan kita. Itu baru step pertama, bukan tujuan utama kita di situ. Tujuan utama kita adalah membangun sistem, membangun ekosistem besar," kata dia.
Â
Advertisement
Hilirisasi Nikel
Jika industri hilirisasi nikel dan kendaraan listrik ini bisa diintegrasikan, maka akan banyak yang diuntungkan. Bukan hanya untuk kendaraan listrik tetapi industri baterai.
"Bukan urusan EV saja, bukan urusan sepeda motor listrik saja yang akan tergantung. Nanti yang namanya mobilnya, sasisnya kita skrg masih beli misalnya, setelah ini jadi semuanya dari dalam semuanya," kata dia.
"Pesawat, body semuanya beli juga dari kita sendiri. Sehingga akan datang itu perkiraan saya akan datang itu industri-industri yang berkaitan yang tadi saya sampaikan. Industri otomotif, industri pesawat, karena memang bahan-bahannya ada di kita," pungkasnya.Â