Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi hunian warga terdampak gempa Cianjur ke rumah tahan gempa, yakni rumah instan sederhana sehat (Risha) senilai Rp 150 juta per unit.
Nominal tersebut merupakan harga komponen Risha sudah termasuk biaya lahan, sanitasi, jaringan listrik dan saluran air bersih, serta prasarana, sarana dan utilitas di dalam perumahan.
"Harga per unit Risha yang kami bangun di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur senilai Rp 150 juta. Harga tersebut termasuk kelengkapan listrik, sanitasi, saluran air PDAM, dan PSU-nya," terang Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Senin (12/12/2022).
Advertisement
Iwan menyebut, Kementerian PUPR berencana membangun 200 unit rumah tahan gempa dengan teknologi Risha untuk relokasi warga terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR menunjuk PT Brantas Abipraya (Persero) menjadi pelaksana pembangunan, dan PT Indah Karya sebagai manajemen konstruksi.
"Selama 10 hari pembangunan kami sudah membangun 21 unit Risha. Kami targetkan untuk tahap pertama 80 unit selesai bulan Desember, dan tahap kedua 120 unit bulan Januari 2023," jelasnya
Risha merupakan salah satu teknologi rumah tahan gempa dengan struktur pracetak beton bertulang. Teknologi Risha dikembangkan oleh Puslitbang Perkim Kementerian PUPR sejak 2004.
3 Komponen Penting
Rumah ini memiliki tiga komponen penting, pertama yakni komponen utama (P1) berukuran 120 cm x 30 cm x 10 cm. Komponen utama ini berfungsi sebagai penopang struktur bangunan dan dibangun dengan sistem knock down dan dibaut.
Komponen kedua (P2) memiliki ukuran 120 cm x 20 cm dan 10 cm. Bagian komponen ini menjadi pemangku kolom struktur. Komponen ketiga (P3) memiliki ukuran 30 cm x 30 cm dan 10 cm dan menjadi pengikat komponen lainnya.
Bangunan Risha ini memiliki struktur tahan gempa dari beton bertulang. Adanya sistem sambungan tersebut membuat Risha memiliki perilaku seperti bangunan kayu.
Jadi, apabila terjadi gempa, bangunan ini tidak patah namun masih bisa bergoyang dan terjadi kerusakan parah. Diperkirakan Risha bisa menahan kerusakan gempa, sehingga bisa memberikan waktu bagi penghuni rumah keluar apabila terjadi keruntuhan.
"Komponen RISHA ini sudah sesuai SNI dan banyak dikembangkan oleh UMKM di seluruh Indonesia. Teknologi RISHA juga bisa digunakan untuk bangunan bertingkat dua lantai," pungkas Iwan.
Advertisement
10 Hari, Kementerian PUPR Sudah Bangun 21 Rumah Buat Warga Korban Gempa Cianjur
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah membangun 21 unit rumah instan sederhana sehat (Risha) untuk relokasi hunian warga terdampak bencana gempa Cianjur, Jawa Barat. Pembangunan ini dilaksanakan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
"Pembangunan Risha sudah berjalan 10 hari, dan tercatat sudah ada sekitar 21 unit yang terbangun di lapangan dari total target 200 unit yang akan dibangun. Jumlahnya akan terus meningkat karena prosesnya cepat sekali dan lebih mudah," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto saat melakukan peninjauan lapangan ke lokasi pembangunan Risha di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (11/12/2022).
Menurut Iwan, lokasi pembangunan Risha di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku yang telah disiapkan oleh pemda setempat sangat baik dan strategis. Lahan tersebut telah dinyatakan clear and clean untuk dibangun hunian.
Hal tersebut didasarkan atas justifikasi BMKG, bahwa daerah tersebut aman, tidak berada daerah patahan dan rawan lainnya. Badan Geologi juga menilai topografi aman dan layak bangun, serta sesuai tata ruang Pemda setempat.
"Mohon doa dan restu agar rencana pembangun 80 unit Risha tahap pertama bisa selesai pada akhir Desember. Untuk tahap kedua, sebanyak 120 unit akan kami upayakan selesai pada minggu ketiga bulan Januari 2023," imbuh Iwan
Terjunkan 180 Pekerja
Untuk mempercepat proses percepatan pembangunan Risha, Kementerian PUPR menunjuk PT Brantas Abipraya untuk menjadi pelaksana. Tercatat, ada sekitar 180 pekerja dan akan terus bertambah sehingga proses pengerjaan di lapangan bisa lebih cepat
"Kami juga membuka peluang padat karya bagi masyarakat terdampak bencana yang kehilangan pekerjaan untuk bisa bekerja membangun Risha," terangnya
Iwan menjelaskan, Kementerian PUPR juga akan melengkapi fasilitas perumahan ini dengan prasarana sarana dan utilitas yang memadai. Selain itu, jaringan listrik, saluran air bersih PDAM dan tempat pengelolaan sampah terpadu juga akan dibangun sehingga masyarakat yang direlokasi menjadi lebih nyaman.
"Risha ini dibangun dengan biaya Rp 150 juta per unit dan memiliki tipe 36 dan dibangun di atas lahan 75 meter persegi. Di dalamnya ada ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi dan dapur," pungkas Iwan.
Advertisement