Sukses

Erick Thohir Bakal Lahirkan Omnibus Law BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan membentuk 'Omnibus Law' versi BUMN dengan menyederhanakan jumlah Peraturan Menteri (Permen) BUMN

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan membentuk 'Omnibus Law' versi BUMN dengan menyederhanakan jumlah Peraturan Menteri (Permen) BUMN. Erick menilai jumlah Permen BUMN yang mencapai 45 Permen terlalu banyak.

"Kita mendorong juga Permen BUMN ini yang ada 45 dari 1998 sampai sekarang, InsyaAllah sebelum tutup tahun ini hanya tiga Permen, jadi omnibus law versi BUMN karena saya yakin direksi BUMN saya sendiri tidak baca 45 permen, kalau tiga saja cukup," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Senin (12/12).

Tak hanya menyederhakankan Permen BUMN, Erick juga terus mendorong penguatan Kementerian BUMN melalui rancangan undang-undang (RUU) BUMN agar keberhasilan transformasi dapat terus berkelanjutan siapa pun menterinya nanti. Melalui RUU BUMN, ucap Erick, Kementerian BUMN akan lebih bersifat korporasi agar memiliki kinerja yang sehat seperti BUMN.

"Kita mau setelah BUMN sehat, kementeriannya mesti sehat. Inilah yang kita dorong di RUU BUMN, salah satunya bagaimana kalau BUMN memberikan dividen, tim saya di kementerian yang gajinya Rp 4,5 juta sampai Rp 5 juta 4 mesti dapat merasakan dividen itu. Kalau tidak nanti kementeriannya tetap birokrasi, kecemburuan, sehingga BUMN-nya lari, kementeriannya birokrat," ucap Erick.

Erick Thohir berharap Kementerian BUMN dapat lebih bertindak sebagai korporasi, ketimbang birokrasi. Hal ini pun telah dilakukan oleh Kementerian BUMN di negara lain. 

Selain itu, Erick juga bakal menerapkan blacklist atau daftar hitam bagi sejumlah individu agar tidak bisa masuk ke dalam BUMN. Hal ini untuk menutup celah terjadinya tindak korupsi di perusahaan negara. 

"Kita akan mengumumkan yang namanya blacklist, individu-individu yang sudah terdeteksi korup atau pun yang rekam jejaknya ketika diberi kesempatan, mau pindah ke BUMN lain, kita blacklist. Ini sistem dan kita juga dorong yang namanya cetak biru 2024-2034 yang mana BUMN hanya menjadi 30," kata Erick.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir: BUMN Tak Lagi Jadi Menara Gading, Wajib Kolaborasi dengan Swasta

Menteri BUMN Erick Thohir melihat peluang perluasan kerja sama seiring dengan proses transisi energi baru terbarukan. Misalnya antara BUMN dengan perusahaan swasta atau bahkan perusahaan negara lain.

Ini tak terlepas dari momentum transisi energi yang jadi kepentingan setiap negara di dunia. Sehingga, bisa jadi satu peluang kerja sama antar negara.

Misalnya, dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Seperti PT Indonesia Battery Company (IBC) yang jadi bentuk kerja sama multipihak tersebut.

"Dalam pelaksanaan transisi energi, saya juga telah meminta BUMN untuk saling berkolaborasi dan saling mendukung. Bahkan, langkah transisi energi juga membuka peluang bagi BUMN untuk menggandeng pihak lain, mulai dari swasta hingga negara lain," ujar Erick Thohir saat wawancara dengan Liputan6.com, ditulis Minggu (11/12/2022).

Dia menuturkan, kalau BUMN tak lagi bisa menjadi menara gading. Artinya, sulit dicapai atau diraih. Erick menegaskan, kalauu saat ini BUMN harus bisa menggandeng pihak-pihak lain.

"BUMN, seperti yang sering saya sampaikan, tidak boleh lagi menjadi menara gading dan asyik sendiri. Eranya sudah berubah, kini saatnya saling bekerja sama dan mencari solusi atas sejumlah persoalan, termasuk masalah transisi energi," ungkap Erick Thohir.

"Bicara energi, BUMN berkomitmen mendukung target pemerintah dalam mencapai emisi net zero pada 2060 dan mengurangi 32 persen emisi pada 2030," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Kekuatan Indonesia

Pada kesempatan ini, Erick menyebut kalau BUMN punya peran besar dalam mengejar kemajuan ekonomi Indonesia. Mengingat BUMN kuasai satu pertiga ekonomi nasional.

"Dari kesehatan, pangan, hingga ekonomi. Sejak awal, saya selalu menekankan kepada seluruh direksi dan komisaris BUMN untuk dapat membantu Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan, kesehatan, dan energi," bebernya.

Tiga sektor ini menurutnya jadi aspek vital di dalam negeri. Guna memanfaatkan pertumbuhan ekonomi, ada 2 kekuatan utama, yakni sumber daya alam (SDA) dan pasar yang terbuka lebar.

"Tapi, kita ketahui bersama, kedua kekuatan utama tersebut selama ini hanya menjadi sumber bagi pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja negara lain. Paradigma ini yang ingin kita ubah," ungkap Erick.