Sukses

Inflasi AS Melambat, Rupiah Perkasa ke Posisi 15.556 per Dolar AS

Kurs rupiah pagi ini menguat 101 poin atau 0,65 persen ke posisi 15.556 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.657 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat tajam pada Rabu pagi dipicu melambatnya inflasi di Amerika Serikat.

Kurs rupiah pagi ini menguat 101poin atau 0,65 persen ke posisi 15.556 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.657 per dolar AS.

"Dengan mulai turunnya nilai inflasi, market berekspektasi laju kenaikan suku bunga lebih lambat dari sebelumnya," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama dikutip dari Antara, Rabu (14/12/2022).

Data inflasi AS yang dirilis tadi malam menunjukkan bahwa pada November inflasi AS berada di level 7,1 persen (yoy), turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 7,7 persen (yoy).

Secara bulanan, indeks harga konsumen naik 0,1 persen (mom) pada November dibandingkan bulan sebelumnya 0,4 persen (mom).

Perlambatan inflasi menunjukkan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga The Fed yang paling agresif dalam 40 tahun, akhirnya mulai memperlambat permintaan dan mengurangi tekanan harga secara lebih luas.

The Fed memulai pertemuan penetapan kebijakan terakhir 2022 pada hari ini. Dengan inflasi yang mulai turun, The Fed diperkirakan akan memperlambat kenaikan suku bunga hingga tahun depan dan diproyeksikan akan mencapai kurang dari 5 persen pada Maret 2023.

 

 

2 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Bank sentral diprediksi akan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen pada Rabu (15/12), lebih kecil dari kenaikan sebelumnya 75 basis poin.

"Indeks dolar juga bergerak menjauhi titik tertingginya di tahun ini sehingga memberikan peluang penguatan bagi mata uang yang dipasangkan dengan USD termasuk juga rupiah," ujar Revandra.

Pada Selasa (13/12) lalu, rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen ke posisi 15.657 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.628 per dolar AS.

3 dari 4 halaman

Tegas! Rupiah Digital Tak Akan Gantikan Uang Fisik

Sebelumnya, belakangan topik kehadiran rupiah digital hangat menjadi perbincangan. Ini setelah Bank Indonesia (BI) menerbitkan lembar putih (White Paper) desain Rupiah Digital dalam Pertemuan Tahunan BI pada 30 November lalu.

Ternyata banyak publik yang masih bertanya apakah penerbitan Rupiah Digital di masa depan akan menggantikan uang fisik (kartal)?

Melalui Postingan resmi akun instagram Bank Indonesia bahwa uang fisik tidak akan digantikan uang digital, Pada Senin (12/12/2022).

Uang Digital prinsipnya adalah uang dengan pembayaran seperti biasanya. Hanya saja perbedaanya bentuknya seperti uang digital. 

3 jenis bentuk uang dan apa yang membedakan?

Bank Indonesia mengeluarkan 3 jenis bentuk uang dalam pembayaran yang sah yaitu : Uang Fisik (Kartal), Uang berbasis Rekening, Uang berbasis digital.

Dalam keterangan melalui akun instagram Bank Indonesia ada 3 jenis bentuk uang yang dikeluarkan tersebut. 

Sebagai bukti pembayaran yang sah ketiganya punya fungsi yang sama yaitu bisa digunakan untuk alat tukar (Medium of Change), satuan hitung (Unit of Account), dan alat penyimpanan nilai (Store of Value).

Dalam penggunaan uang berbasis digital ini Bank Indonesia memudahkan penggunaan transaksi melalui dunia metaverse.

4 dari 4 halaman

Tiga Alasan Bank Indonesia Terbitkan Rupiah Digital

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan ada tiga alasan yang mendasari Bank Indonesia mengeluarkan Rupiah Digital. Hal itu disampaikan Perry dalam acara Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital, Senin (5/12/2022). 

Alasan pertama, Perry mengatakan, Bank Indonesia satu-satunya lembaga negara yang berwenang mengeluarkan digital currency yang disebut Digital Rupiah, yang lain tidak sah.

Alasan kedua, Bank Indonesia ingin melayani masyarakat. Meskipun sebagian masyarakat masih ada yang menggunakan alat pembayaran konvensional yakni menggunakan uang kertas, ada juga yang menggunakan uang elektronik seperti kartu debit maupun kredit.

“Saat ini ada masyarakat yang masih menggunakan uang kertas Rupiah sebagai pembayaran, kemudian masih ada yang menggunakan pembayaran berbasis rekening. Namun, anak cucu kita membutuhkan pembayaran digital, maka dari itu BI akan memfasilitasi dengan mengeluarkan Digital Rupiah,” jelas Perry.

Adapun alasan ketiga Perry menyebut dengan adanya rupiah digital ini bisa digunakan untuk kerjasama internasional dengan negara lain. Bank Indonesia juga bekerja sama bank-bank sentral lain di dunia untuk mengembangkan CBDC. 

“Kita sudah sepakati CBDC pada G20 desainnya seperti apa untuk inklusi keuangan, lalu bagaimana CBDC bisa bekerja secara internasional. Jadi BI mengeluarkan CBDC agar kita bisa terus melakukan kerjasama internasional, maka dari itu nanti ke depannya ada exchange rate dari Rupiah Digital, digital dolar, digital ringgit,” ujar Perry.

Perry menekankan, dengan adanya Rupiah Digital nanti sebagai alat pembayaran, bukan berarti uang kertas dan kartu debit atau pembayaran melalui elektronik wallet dihilangkan. Semuanya masih akan ada, karena BI ingin melayani semua kebutuhan masyarakat.