Liputan6.com, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry menargetkan untuk melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO) tahun depan. Rencananya, perusahaan akan melakukan IPO di tahun ini, namun urung dilakukan dengan alasan berbagai kondisi yang dihadapi.
Direktur Keuangan, TI, dan Manajemen Risiko ASDP Indonesia Ferry Djunia Satriawan mengungkapkan, rencana IPO perusahaan masih berjalan sesuai rencana. Hanya saja ada beberapa hal yang menjadi pertimbangannya.
Baca Juga
Menurut catatan, ASDP Indonedia Ferry tadinya membidik IPO pada kuartal-I 2022. Kemudian, mundur lagi menjadi akhir tahun 2022. Terbaru, kemungkinan IPO dilakukan di tahun depan.
Advertisement
"Itu masih on track, hanya saja kita melihat kondisi makro saat ini ya, di mana inflasi juga cukup tinggi, suku bunga juga meningkatkan, nilai tukar naik juga, kita melihat ketika kenaikan suku bunga, jadi kita melihat timing yang tepat," bebernya di sela-sela Media Gathering ASDP Indonesia Ferry, di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Dia menuturkan saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Usulan dari Kementerian BUMN juga jadi pertimbangan soal waktu yang tepat untuk IPO. Dalam hal ini, dia juga tak bisa memastikan apakah perusahaan akan melantai di bursa pada 2023 mendatang.
"Kita masih koordinasi dengan kementerian BUMN. Jadi entah tahun 2023 atau setelahnya, tapi yang jelas kita masih melihat timing yang tepat, itu aja sih sampe sekarang," terang Djunia.
Dalam konteks diskusinya dengan Kementerian BUMN, pihaknya juga menyoroti adanya rencana beberapa perusahaan pelat merah yang sama-sama akan melantai di bursa saham. Itu jadi pertimbangan tambahan untuk menentukan waktu yang tepat.
"Tergantung kondisi ekonomi makro dan arahan dari Kementerian BUMN. Karena harus disesuaikan dengan bumn mana juga yang akan IPO, harus ada strateginya," sambungnya.
4 BUMN Bakal IPO
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan terkait rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dari empat perusahaan BUMN pada 2023 mendatang.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan, empat perusahaan yang bersiap IPO antara lain PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energy (PHE), Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
"Penawaran saham kepada publik, khususnya dalam hal mendukung ketahanan energi dan juga ketahanan pangan di Indonesia,” kata Pahala dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Rabu (7/12/2022).
Di bidang ketahanan energi misalnya, Pertamina Hulu Energy dan Pertamina Geothermal Energy dengan tujuan meningkatkan cadangan migas nasional serta bagaimana bisa meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sambil mendukung peningkatan kapasitas energi untuk bisa menurunkan tingkat emisi karbon yang dihasilkan sektor energi
Sedangkan, di bidang ketahanan pangan lewat Palm Co dan juga Pupuk Kalimantan Timur bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan maupun hilirisasi industri kimia serta juga ketersediaan pupuk.
"Kami sampaikan atas dasar rencana strategis tersebut untuk bisa melakukan meningkatkan ketahanan pangan dan juga meningkatkan ketahanan energi. Ada empat rencana BUMN atau anak usaha BUMN yang kita rencanakan untuk bisa melakukan penawaran saham ke publik pada 2023 nanti,” kata Pahala.
Advertisement
Pertamina Geothermal Energy
Pertamina Geothermal Energy merupakan salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia saat ini berdasarkan jumlah kapasitas terpasang di mana sampai saat ini kapasitas terpasang yang bisa dihasilkan oleh PGE adalah sebesar 672 megawatt (MW).
"Kita berharap tentunya upaya untuk bisa melakukan penawaran saham ke publik dari anak usaha Pertamina power Indonesia tersebut merupakan bagian upaya kami untuk bisa melakukan unlock value bagi subholding di bidang energi baru dan terbarukan,” kata Pahala.
Pihaknya juga melihat saat ini dengan kinerja yang cukup baik, serta ada pertumbuhan baik didukung dengan kontrak jangka panjang antara PGE dengan PLN khususnya dalam hal menghasilkan listrik serta uap.
"Ini juga merupakan poin yang sangat positif untuk kami bisa melakukan IPO dan nanti IPO tersebut akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas terpasang dimana dalam lima tahun mendatang kita harapkan PGE bisa melakukan peningkatan kapasitas terpasang sampai dengan 600 megawatt," ujar dia.
Pertamina Hulu Energi (PHE)
Pertamina Hulu Energi merupakan subholding dari upstream PT Pertamina, PHE merupakan perusahaan produksi dan eksplorasi minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia berdasarkan total produksinya.
"PHE memiliki kontribusi yang penting bagi Pertamina dan kami berharap bahwa nantinya hasil IPO yang akan diperoleh dari pasar modal akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksi dalam lima tahun mendatang," kata dia.
Menurut ia, seperti diketahui bersama produksi minyak mentah di Indonesia dari waktu ke waktu memang menunjukkan adanya tren turun.
"Kami berharap dengan permodalan yang dimiliki oleh PHE bisa digunakan untuk melakukan pengembangan bagi wilayah kerja produksi yang saat ini sudah dimiliki oleh PHE baik di Indonesia dan sudah dikembangkan di luar Indonesia diharapkan bisa meningkatkan ketahanan energi,” ujar Pahala.
Advertisement
Palm Co
Perkebunan Nusantara atau Palm Co di mana Pahala berharap melalui penggabungan sejumlah perusahaan saat ini kegiatan utamanya adalah menghasilkan produk-produk atau pun komoditas yang terkait dengan kelapa sawit bagaimana bisa melakukan hilirisasi serta pengembangan dari bahan baku yang paling utama menghasilkan biosolar, seperti pome dan fame yang bisa meningkatkan ketahanan energi nasional lebih lanjut.
"Serta melalui pengumpulan dana tersebut kita berharap bisa melakukan bersama-sama dengan masyarakat untuk melakukan replanting ulang bagi perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh plasma yang berada di sekeliling PTPN khususnya yang terkait kelapa sawit tersebut," kata Pahala.
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT)
Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim anggota dari pupuk Indonesia dengan kapasitas yang dihasilkan yang terbesar dibandingkan usaha lainnya.
"Kami berharap hasil IPO nantinya dapat digunakan untuk capacity expansion baik itu untuk bisa pengembangan pabrik amoorea di Papua dan Papua Barat, bisa pengembangan pupuk amoorea juga di kawasan Maluku serta akselerasi pertumbuhan serta mendukung hilirisasi industri kimia,” kata dia.
Pada saat ini laporan keuangan untuk PKT sudah difinalisasi dan juga PKT sudah melakukan proses untuk pemilihan advisor baik itu financial advisor maupun legal advisor yang diharapkan untuk bisa mendukung pelaksanaan IPO tersebut.
Advertisement