Liputan6.com, Jakarta Indonesia Battery Corporation (IBC) mengambil alih sebagian kepemilikan saham PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) selaku produsen motor listrik GESITS, yang ditandai lewat penandatanganan perjanjian jual-beli saham (SPA) antara kedua korporasi.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyambut baik penandatanganan SPA antara WIKON dan IBC. Menurut dia, ini merupakan sebuah sinergi yang baik bagi BUMN untuk membangun mata rantai ekosistem dari Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
Pahala mengatakan, sinergi antara IBC dan WIKON merupakan sebuah inisiatif strategis Menteri BUMN Erick Thohir, untuk memangkas biaya operasional guna mengejar target penyediaan 2 juta motor listrik di jalanan Indonesia pada 2024.
Advertisement
"Saya betul betul berharap bagaimana ke depannya kita betul-betul mendorong pengembangan EV di Indonesia. Termasuk juga melakukan beberapa perubahan bisnis model, diantaranya pengembangan baterai swap yang memang bisa betul-betul dikembangkan untuk bisa menurunkan biaya overrun ownership cost para pemilik motor. Ini merupakan salah satu kendala yang mungkin yang paling utama," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12/2022).
Selain itu, Pahala mendorong supply chain operation dan komersialitas GESITS juga perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas terhadap GESITS dapat dilakukan dengan mengembangkan partnership dengan mitra-mitra strategis, termasuk dengan membangun partnership dengan produsen otoparts.
Diharapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) GESITS yang sekarang sudah mencapai 47 persen dapat dinaikkan ke arah 60 persen. Terlebih pada kapabilitas perakitan baterai kendaraan listrik dalam negeri terintegrasi oleh IBC.
"Dengan terjalinnya sinergi antara IBC dan WIKON, diharapkan dapat merealisasikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan menguasai pangsa pasar diataas 20 persen," imbuhnya.
Pengambilalihan Saham
Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan, proses pengambilalihan saham WIMA merupakan langkah IBC dalam mengakselerasi pembentukan ekosistem kendaraan listrik nasional yang terintegrasi dengan industri baterainya.
Sinergi kedua perusahaan diyakini sebagai perpaduan yang tepat, dimana WIKON sebagai perusahaan yang telah lama berkecimpung di industri autoparts serta menjadi produsen dari motor listrik GESITS, dengan IBC sebagai Holding Industri Baterai Kendaraan Listrik yang didirikan oleh MIND ID,
"Kolaborasi antara WIKON dan IBC dilakukan dengan mendorong GESITS sebagai platform kendaraan motor listrik roda dua yang terintegrasi dengan end to end value chain EV battery dan EV Ecosystem dari hulu ke hilir. Termasuk pemanfaatan jaringan yang telah dimiliki oleh grup BUMN yang menaungi IBC untuk pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (charging station maupun battery swapping station)," tuturnya.
"Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, yakni 2 juta unit motor listrik di tahun 2025, maka dampak dari penggunaan kendaraan listrik tersebut mengurangi emisi CO2 hingga 8,25 juta ton CO2 per tahun dan potensi pengurangan impor BBM mencapai 7,6 juta barel per tahun," terang Toto.
Sementara Direktur Utama WIKON Dwi Johardian mengungkapkan, salah satu kekuatan yang ditawarkan oleh IBC terletak pada ekosistem industri baterai terintegrasi, dimana baterai merupakan komponen utama sebagai sumber energi untuk kendaraan listrik dan ikut berkontribusi signifikan pada komponen biaya kendaraan listrik di pasar.
"Dengan demikian, kolaborasi WIKON dan IBC merupakan langkah yang tepat bagi pengembangan GESITS sebagai kendaraan motor listrik roda dua karya anak bangsa pertama," ujar Dwi Johardian.
Advertisement
Beli Mobil Listrik Dapat Insentif Rp 80 Juta, Ini Syaratnya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Karta mengungkapkan pemerintah indonesia akan memberikan insentif ke masyarakat yang akan membeli mobil listrik dan motor listrik.
Dia merincikan besaran insentif yang akan diberikan yakni untuk pembelian mobil listrik sebesar Rp 80 juta, mobil listrik hybrid akan diberikan insentif Rp 40 juta. Sementara untuk motor listrik baru akan diberikan sekitar Rp 8 juta dan untuk motor listrik konversi Rp 5 juta.
"Pemerintah sekarang dan dalam tahap finalisasi begitu, untuk memberikan insentif terhadap pembelian mobil atau motor listrik. Insentif akan diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia," ujar Agus, Jakarta, ditulis Kamis (15/12).
Agus menjelaskan, pemberian insentif ini sangatlah penting, karena melihat dari negara-negara lainnya yang maju akan penggunaan kendaraan listrik negara tersebut juga memberikan insentif kepada masyarakatnya, seperti negara Eropa, China hingga Thailand.
"Insentif ini juga tentu masing-masing negara punya kebijakan berbeda," jelasnya.
Dengan mengalihkan kendaraan listrik tersebut, dia menyebut ada 4 manfaat dengan memberikan insentif kepada masyarakat, pertama Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan nikel juga menjadi salah satu bahan baku utama untuk batre.
Kedua dengan semakin banyaknya mobil dan motor berbasi listrik secara fiskal juga akan terbantu karena subsidi bahan bakar berbasis fosil akan semakin berkurang.
"ketiga dengan kita memberikan insentif ini terhadap pembelian mobil atau motor kita akan merasa produsen-produsen mobil listrik di dunia akan semakin cepat realisasi investasi mobil atau motor di indo, itu manfaat," terangnya.
Keempat dengan ini Indonesia dapat membuktikan komitmen untuk mengurangi karbon emisi.
Penjualan Mobil Listrik di 2022 Meningkat Tajam Dibanding Tahun Lalu
Perlahan tapi pasti, penjualan mobil listrik di Indonesia terus menunjukkan grafik meningkat. Hal itu dibuktikan dengan torehan di sepanjang tahun ini apabila dibandingkan dengan pencapaian di tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik dari Januari sampai Oktober 2022 mencapai 6.000 unit.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, industri penjualan kendaraan listrik di 2022 melonjak drastis dibandingkan 2021 yang hanya bisa mencatatkan angka kurang dari 1.000 unit. Angka penjualan tahun ini dipastikan akan terus naik mengingat belum tutup tahun.
"Di 2022 ini mengalami booming (penjualan mobil listrik). Jadi pada tahun lalu di bawah 1.000, tahun ini sampai dengan Oktober 2022 sudah 6.000 unit. Cukup tinggi sekali, sebagian besar produksi dalam negeri seperti Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5 serta sebagian lagi masih impor," kata Nangoi di acara Indeks Kepercayaan Industri, Kamis (1/12/2022).
Menariknya angka penjualan 6.000 unit itu didapat dari mobil jenis listrik murni atau berbasis baterai. "Itu untuk mobil listriknya saja, pure listrik. Belum kita hitung dengan mobil jenis hybrid atau yang lainnya," tambah dia.
Lebih lanjut, Nangoi menjelaskan, stimulus mengapa angka penjualan mobil listrik bisa tumbuh pesat di tahun ini ditengarai suksesnya acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang mengangkat kendaraan listrik sebagai salah satu tema.
Di lain hal dipicu juga berbagai regulasi dan dan kebijakan pemerintah yang turut mempercepat penggunaan serta ekosistem mobil listrik.
"Ada 800 unit dipakai di KTT G20, sisanya dari animo masyarakat yang mulai naik. Bila kita lihat, kendaraan seperti Wuling Air ev dan Ioniq sudah banyak sekali di jalanan sekarang," pungkasnya.
Advertisement