Liputan6.com, Jakarta - Harga telur ayam di beberapa wilayah di Indonesia tengah mengalami kenaikan hingga tembus Rp 30 ribu per kilogram (kg). Kenaikan harga telur ini disebut karena adanya gangguan produksi di tingkat peternak.
Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) Alvino Antonio menyebut, gangguan produksi itu sempat terjadi akibat cuaca. Dampaknya, produksi turun sekitar 3-8 persen. Dengan begitu, harga di tingkat peternak dan di tingkat konsumen mengalami kenaikan.
"Ada gangguan produksi karena cuaca bisa mempengaruhi produksi turun 3-8 persen," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (16/12/2022).
Advertisement
Selain adanya faktor cuaca di sektor hulu, Alvino melihat adanya peningkatan permintaan dari konsumen. Mengingat momentum Natal 2022 dan Tahun 2023 yang kerap menjadi pemicunya.
Bahkan, Piala Dunia Qatar 2022 yang sedang berlangsung ikut jadi faktor peningkatan konsumsi masyarakat.
"Piala dunia pada begadang sambil makan Indomie dan telur. Menjelang Nataru permintaan telur dari tahun ke tahun memang permintaannya selalu naik," sambungnya.
Mengacu pada panel harga Badan Pangan Nasional, harga telur di DKI Jakarta dan Jawa Barat terpantau sebesar Rp 31.000 per kilogram. Sementara, angka tertinggi berada di kawasan Indonesia timur. Yakni, Maluku dan Nusa Tenggara Timur yang harganya masih bertengger di Rp 34.000 per kilogram.
Sudah Mulai Turun
Lebih lanjut, Alvino mengamini kalau dalam beberapa hari ke belakang memang terjadi lonjakan harga telur. Namun, dalam 2 hari terakhir harganya sudah mulai turun.
"Harga telur sejak 2 hari lalu turun lagi sekitar Rp 500-1.000 per kg, sebelumnya memang naik sempat di konsumen sekitar Rp 30.000 - Rp 31.000 (per kilogram)," ungkapnya.
Â
Harga Daging Sapi dan Telur Ayam Melambung
Seperti tahun-tahun sebelumnya, harga kebutuhan pokok dan pangan mengalami kenaikan menjelang pergantian tahun. Di Di Desember 2022 ini, kenaikan tertinggi dialami oleh daging sapi.
Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI Teguh Stiawan menjelaskan, sejumlah harga bahan pokok di pasar tradisional DKI Jakarta mulai merangkak naik jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Kenaikan tertinggi terjadi pada daging sapi yang saat ini sudah mendekati Rp 150.000 per kilogram (kg).
"Kita tahu bahwa per hari ini data dari pasar-pasar di DKI Jakarta harga daging sampai Rp 142 ribu per kilogram," kata Teguh di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Selain daging sapi, harga telur ayam juga ikut melambung Rp 35.000 per kg dari harga normal berkisar Rp 25.000 per kg. Harga ayam potong juga naik berkisar Rp 35.000 per kg sampai Rp 40.000 per kg.
"Sayur kol (naik) dari Rp 12.000 (kg) menjadi Rp 15.000. Tomat Rp 16.000 sampai Rp 20.000 per kg," ucapnya.
Oleh karena itu, Ikappi mendesak pemerintah untuk segera turun tangan mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Nataru. Mengingat, sejumlah harga pangan berpotensi terus mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan.
"Kami minta kepada pemerintah untuk menjaga dan memastikan stok terjaga dengan baik yang ada di pasar tradisional, sehingga natal dan tahun baru kenaikannya tidak siginifikan," ucapnya.
Advertisement
Jaga Stok dan Inflasi, NFA Desak Daerah Wajib Punya Neraca Pangan
Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) kembali menekankan urgensitas daerah untuk memiliki neraca pangan. Itu didorong untuk menjaga ketersediaan stok sekaligus inflasi pangan.
Deputi 3 Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto, pihaknya telah melakukan berbagai strategi dan upaya ekstra dalam pengendalian inflasi pangan.
Itu dimulai dengan penyusunan data pangan yang terintegrasi jadi satu data neraca pangan, yang kini sedang disinkronisasikan oleh Badan Pangan Nasional bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, hingga Perum Bulog.
"Saya mendorong data neraca pangan ini juga dilakukan di masing-masing provinsi dan kabupaten, agar dapat diambil kebijakan yang tepat sesuai kondisinya masing-masing," pinta Andriko dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra, Jumat (9/12/2022).
Arahan itu juga bentuk tindak lanjut penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022, tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Itu dilakukan melalui konsolidasi penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) bersama seluruh Dinas Urusan Pangan Daerah, yang menjadi tugas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Bila sudah terbentuk data neraca pangan, Andriko melanjutkan, maka mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit akan lebih efektif. Termasuk untuk operasi pasar hingga gelar pangan murah serentak di seluruh wilayah Indonesia.
"Sebelumnya, pada Agustus 2022 kami telah melaksanakan pengiriman gula dan minyak goreng ke NTT dengan tol laut. Kami juga telah memobilisasi sapi dari Sumbawa ke Jakarta, jagung dari NTB ke daerah sentra peternak, dan bawang merah ke daerah konsumen," paparnya.
"Langkah ini jadi quick win pengendalian inflasi menjelang HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan Nataru 2022-2023," pungkas Andriko.Â