Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengumumkan adanya Rp 1.000 triliun investasi macet lantaran masih menunggu perizinan masuk. Namun, Kementerian Investasi/BKPM mengaku terkejut dan baru mengetahui kabar itu.
"Waduh, saya enggak tahu tuh. Komunikasi belum ada sih. Terus terang informasi itu saya baru dapet pagi ini," ujar Sekretaris Kementerian Investasi/BKPM Ikmal Lukman di acara peluncuran Peta Peluang Investasi (PPI) 2022 di Conrad Hotel, Bali, Jumat (16/12/2022).
Baca Juga
Berdasarkan laporan Kemendagri, temuan Rp 1.000 triliun investasi macet itu didapat oleh Tim Investasi Presiden. Namun, Ikmal mengaku baru mendengar keberadaannya.
Advertisement
"Rasanya enggak ada. Investasi yang Kementerian Investasi/BKPM, itu amanahnya pak Presiden, semua satu pintu di Kementerian Investasi/BKPM. Enggak ada yang lain. Karena BKPM lah yang mengeluarkan NIB-nya, fasilitasnya, insentifnya. Semua ada di Kementerian Investasi/BKPM," imbuhnya.
Ikmal lantas meminta isu tersebut bisa langsung ditanyakan kepada Kemendagri. Pasalnya, ia benar-benar tidak memegang data soal itu.
"Enggak tahu juga tuh. Mungkin ditanyakan ke yang mengeluarkan sumber data itu. Tapi terus terang sih kita belum tahu itu," ungkapnya.
Menurut dia, kemungkinan adanya investasi mandeg dengan nilai sebesar itu sedikit kurang wajar, lantaran itu bakal turut menghambat proses pertumbuhan ekonomi.
"Kalau itu macet pertumbuhan investasi enggak bagus dong. Investasi kan yang kita umumkan realisasi diambil dari perusahaan-perusahaan, yang mereka mengisi online secara faktual seperti itu, itu yang kita umumkan," sebutnya.
"Kalau misal itu ada, terlihat pasti. Gede banget itu, 1/3 APBN," tandas Ikmal.
Seluruh Dunia Rebutan Investor, Jokowi Minta Izin Jangan Dipersulit
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada seluruh menteri dan pemerintah daerah untuk tidak mempersulit proses investasi di daerah. Hal ini ia tekankan karena saat ini seluruh negara tengah berebut investor.
"Semua rebutan yang namanya investasi, sekali lagi yang namanya investor itu jadi rebutan semua negara, oleh sebab itu, jangan sampai kita ada yang mempersulit. Saya tidak mau dengar lagi ada yang mempersulit, baik di pusat maupun di daerah. Baik di pusat di provinsi di kabupaten maupun di kota, semuanya jangan sampai ada yang menganggu ini," ujar Jokowi dalam rapat pembukaan rakornas investasi 2022 di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Kepercayaan para investor jangan sampai hilang karena salah memperlakukan. Dia bilang, kebijakan untuk investor harus di implementasikan dengan baik.
"Karena kepercayaan itu sudah kita peroleh, trustnya sudah kita peroleh. Sekarang bagaimana implementasi dari policy-policy yang telah kita ambil. Jangan sampai ada yang terganggu," ucapnya.
"Kepercayaan yang sudah kita dapatkan, jangan sampai hilang gara-gara kita salah men-treatment salah memperlakukan investasi yang masuk ke negara kita, karena ketatnya persaingan dalam merebut investasi," sambungnya.
Kepala negara mengajak pihaknya untuk terus mempelajari cara negara lain bisa ramai mendapatkan investor. Salah satu caranya, investor bisa diberikan insentif tambahan maupun tax holiday.
"Kenapa lebih berbondong-bondong ke sana, tidak berbondong-bondong ke sini, ada kebijakan tambahan, ada insentif tambahan, kita pelajari. Tax holiday, diberikan perlakuan-perlakuan yang lebih baik. Kita pelajari semuanya. Tapi kalau nanti di dalam pelaksanaan, masih ada yang ganggu-ganggu ya sudah buyar semuanya yang namanya policy kebijakan yang kita telah design," tutur Jokowi.
Advertisement
Indonesia Kuasai 25 Persen Porsi Investasi di Asia Tenggara
Indonesia masih menjadi tujuan utama investasi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Dalam riset yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company berjudul e-Conomy SEA 2022 Report, di Tahun ini Indonesia menarik 25 persen dari total nilai pendanaan swasta Asia Tenggara.
Deputy Head, Technology & Consumer and Southeast Asia, Temasek, Fock Wai Hoong menjelaskan, Indonesia tetap menjadi magnet bagi para investor karen memiliki fundamental yang kuat.
“Ekonomi digital Indonesia akan terus menarik minat investasi karena fundamentalnya yang kuat, seperti memiliki basis pengguna yang sangat aktif dalam jumlah besar dan ekosistem startup teknologi yang dinamis,” kata Fock Wai Hoong dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Bahkan dalam jangka panjang, Indonesia bersama Vietnam dan Filipina tetap menarik bagi investor. Hanya saja, adanya hambatan ekonomi makro, nilai transaksi pada Semester I-2022 turun USD 2 miliar akibat adanya kekhawatiran seputar profitabilitas dan valuasi.
Sebagai informasi, layanan keuangan digital (terutama yang berfokus pada pembayaran B2B dan layanan pinjaman) telah menggantikan sektor e-commerce sebagai sektor investasi teratas. Di semester I-2022, nilai investasinya telah mencapai USD 1,5 miliar.