Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Jumat tetapi tetap berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan November 2022.
Hal ini setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan lebih banyak kenaikan suku bunga diperlukan untuk mengekang inflasi.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/12/2022), harga emas dunia di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD 1.792,91 per ons. Sementara harga emas berjangka AS menguat 0,8 persen menjadi USD 1.802,6.
Advertisement
“Banyak pedagang berfokus pada Fed dan ECB, yang menandakan bahwa pengetatan lebih lanjut akan terjadi dan kami telah melihat imbal hasil obligasi global naik secara signifikan, dan itulah mengapa harga emas mengalami penurunan minggu,” ungkap Analis Senior OANDA, Edward Moya.
The Fed pada hari Rabu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi Ketua Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan, meskipun kekhawatiran resesi meningkat. Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris mengisyaratkan strategi kenaikan suku bunga yang serupa.
Emas dianggap instrumen investasi yang tahan terhadap gejolak inflasi. Namun kenaikan suku bunga menahan lanju harga emas.
Commerzbank memperkirakan harga emas bisa jatuh kembali ke USD 1.750 per ons hingga ada kejelasan soal siklus kenaikan suku bunga The Fed. Namun dia memprediksi harga naik emas bisa menembus level USD 1.850 pada akhir tahun 2023.
Di tempat lain, harga perak naik 0,7 persen ke level USD 23,21 per ons, tetapi turun lebih dari 1 persen sepenjang minggu ini.
Untuk harga platinum turun 1,4 persen menjadi USD 991,91. Sedangkan harga palladium turun 3,7 persen menjadi USD 1.724,24, setelah turun lebih dari 8 persen di sesi perdagangan sebelumnya, dan menuju penurunan mingguan terbesar dalam lima bulan.
Harga Emas Hari Ini Terjungkal Kebijakan Suku Bunga The Fed
Sebelumnya, harga logam mulia dan perak harus rela kehilangan kemilaunya. Harga emas hari ini turun tajam di tengah kenaikan tajam indeks dolar AS.
Harga emas melemah usai pertemuan FOMC memberi tanda jika Federal Reserve masih bersandar pada kebijakan moneter yang hawkish.
Melansir laman Kitco, Jumat (16/12/2022), harga emas untuk perdagangan Februari turun USD 32 menjadi USD 1.786,00. Sementara harga perak untuk perdagangan Maret turun USD 0,836 menjadi USD 23,305.
Federal Reserve yang masih kukuh pada kebijakan hawkish membuat para pedagang dan investor bersikap "menghindari risiko" .
Data inflasi AS yang lebih baik dari perkiraan selama dua bulan tidak cukup untuk meyakinkan The Fed untuk melepaskan langkahnya dari pengetatan kebijakan moneter.
"Lebih tinggi untuk lebih lama" adalah kebijakan pasar yang diambil dari pertemuan FOMC minggu ini. Ini berarti suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, untuk memastikan Fed menekan inflasi dengan keras.
Advertisement
Suku Bunga dan Kebijakan The Fed
Sementara itu, pasar saham global tercatat lebih rendah semalam. Indeks saham AS lebih rendah pada tengah hari. Pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa dan Bank of England melihat BOE dan ECB menaikkan suku bunga utama mereka sebesar 0,5 persen.
Itu mengikuti kenaikan suku bunga setengah poin Federal Reserve AS. Bank sentral Swiss dan Norwegia juga menaikkan suku bunga mereka pada hari Kamis tetapi juga dalam pengetatan kebijakan yang lebih kecil.
China dan perjuangannya melawan Covid tetap berada mendekati pembakar depan pasar. Ada relatif sedikit vaksinasi dan hampir tidak ada vaksinasi yang efektif terhadap Omicron di Cina.
"Itu berarti virus akan melewati sebagian besar kontrol Covid yang tersisa." The Wall Street Journal mengatakan hari ini bahwa "Ekonomi Tiongkok mengalami pukulan besar pada bulan November" karena kebijakan penguncian Covid yang ketat.