Liputan6.com, Jakarta Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto, menyampaikan total transaksi yang diperoleh dari acara UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022 hingga 17 Desember 2022 baru mencapai Rp 8,7 miliar. Artinya masih jauh dari target sebesar Rp 15 miliar.
"Dari sisi transaksi selama pameran berlangsung hingga hari ini sudah mencapai Rp 8,7 miliar dari target BRI adalah Rp 15 miliar. Artinya sudah 58 persen. Masih ada lagi 15 hari ke depan, sehingga kami sangat yakin target itu bisa kita lampaui," kata Amam dalam closing ceremony EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022, di JCC, Sabtu (17/12/2022).
Baca Juga
Cerita Agen Mitra UMi BRI di Merauke yang Membantu Keluarga Menuju Kesejahteraan
Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Lokal Hadirkan Inovasi Kacang Nepo sebagai Camilan Khas yang Diminati
Cerita Sukses Pengusaha Lokal Mengolah Kacang Nepo hingga Jadi Camilan Khas yang Diminati Didukung Pemberdayaan BRI
Acara diselenggarakan secara offline pada 14-18 Desember 2022 di Jakarta Convention Center (JCC). Sebelumnya, Opening ceremony UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022 dilakukan pada Kamis (15/12).
Advertisement
Optimisme itu muncul terlihat dari angka-angka yang ditargetkan dalam penyelenggaraan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENUER 2022 tahun ini,"Kami sangat yakin semuanya bisa terlampaui," imbuhnya.
Adapun penyelenggaraan tahun 2022 kali ini diikuti 500 UMKM bazzar online dan 250 UMKM showcase, dengan dealing Business Matching mencapai USD75 juta (Rp 1,2 triliun).
Dari hasil kegiatan Business Matching ini juga akan bisa didapatkan preferensi dan trend pasar internasional. Kegiatan Virtual Business Matching UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022 diselenggarakan mulai dari 6–8 Desember 2022 ini menghasilkan 241 Business Matching Activity dengan total deal sebesar USD 76,7 Juta atau sekitar Rp.1,2 triliun.
"Dari business matching kita berharap akan ada USD 75 juta deal ternyata dalam penyelenggaraan ini ada USD 76,7 juta atau setara Rp 1,2 trilun. Keberhasilannya memang banyak sekali kegiatan business matching yang terlaksana, ada 241 business matching selama tiga hari pelaksanaan itu dimana ada 174 UMKM peserta export ini yang berkesempatan melakukan busines matching," ujarnya.
UMKM
Dalam kegiatan tersebut ada 43 deal dan 43 buyer yang berasal dari 20 negara yang melakukan deal dengan para UMKM yang melakukan expo pada acara UMKM export Brilianpreneur 2022 ini
Menurut dia pencapaian ini tentunya berkat promosi dan media campaign yang dilkukan oleh tim publikasi BRI. Promosi ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
"Kita mempromosikan kegiatan untuk UMKM ini di Broadway di New York City. Kita juga membanjiri artikel-artikel luar negeri yang terkait dengan kegiatan ini, inilah yang membuat business matchingnya bisa berhasil nyata," pungkasnya.
Advertisement
Dukung BRILianpreneur, Menteri Teten Pede Target Ekspor UMKM 17 Persen Bisa Tercapai
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki masih optimistis target 17 persen porsi ekspor oleh UMKM bisa terpenuhi di 2024. Dia menyebut, berbagai dukungan dari banyak pihak dapat membantu mengejar target ini.
Menurutnya, saat ini porsi ekspor dari UMKM baru mencatatkan 15 persen. Artinya masih ada perbedaan sekitar 2 persen dari total ekspor yang dilakukan dari Indonesia.
“Kami menyambut baik upaya dari berbagai pihak yang turut mendorong kontribusi ekspor UMKM terus meningkat,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony UMKM Expo(rt) BRILianpreneur mengutip keterangan resmi, Kamis (15/12/2022).
Salah satunya melalui event yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-18 Desember 2022, yang diharapkan kontribusi ekspor UMKM bisa mencapai target Pemerintah pada 2024.
“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ujarnya.
Menteri Teten turut mengapresiasi capaian business matching antara UMKM dan buyer di BRILianpreneur yang sudah menyentuh kontrak bisnis di angka Rp1,2 triliun. Ia menyakini, angka tersebut terus naik hingga berakhirnya gelaran event BRILianpreneur.
“Saya mendukung penuh kegiatan BRILianpreneur dan mengajak masyarakat menggunakan produk lokal dan bangkit bersama,” ucap Teten.
Meski begitu kata MenKopUKM, hal itu juga tak lepas dari tantangan yang ada. Setidaknya disebutkan Teten, ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor yaitu, kualitas, kuantitas yang terkait logistik, dan literasi.
Jalin Kerja Sama
Dalam mengatasi berbagai kendala dan tantangan tersebut, Kemenkop UKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.
Tak hanya itu, diperlukan juga terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor. Ia menekankan, sebesar 96 persen lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro.
Namun, karena lapangan kerja yang tersedia juga harus berkualitas, ia pun mendorong usaha mikro lebih lagi dan naik kelas, sehingga kapasitas maupun kualitas produknya yang dihasilkan berkualitas.
“Di mana market demand-nya ada, karena banyak pula komoditas produk UMKM yang diekspor tapi ekosistemnya belum baik, harus diperbaiki bersama seluruh pihak,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten mendorong pembiayaan kepada UMKM bukan hanya modal kerja, tetapi juga investasi untuk meningkatkan kapasitas. Di dalam negeri, Pemerintah aktif meningkatkan belanja UMKM dengan target 40 persen tahun ini.
“Tapi Presiden Jokowi memberikan arahan angka tersebut terus ditingkatkan. Saya yakin kita bisa berhasil dan mampu menyerap lebih dari 40 persen produk UMKM. Termasuk UMKM yang masuk dalam rantai pasok industri dan BUMN,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyebut, Pemerintah terus mengampanyekan konsumsi produk UMKM sebab hal itu terbukti di capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 mencapai 5,7 persen, yang sekitar 54 persennya ditopang oleh konsumsi rumah tangga melalui belanja produk dalam negeri.
Advertisement