Sukses

Tips Listrik Aman Saat Liburan Natal dan Tahun Baru

Berikut tips agar listrik tetap aman saat Liburan Natal dan Tahun Baru.

Liputan6.com, Jakarta Libur Natal dan Tahun Baru 2023 sudah di depan mata. Mendekati penghujung tahun, masyarakat biasanya menghabiskan waktu ke kampung halaman atau berlibur ke tempat pariwisata.

PT PLN (Persero) mengimbau masyarakat agar memastikan kelistrikan rumah dalam kondisi aman saat ditinggalkan. Dengan begitu, masyarakat bisa nyaman dan tenang saat berpergian.

“Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan sistem kelistrikan yang aman, masyarakat bisa tenang di kampung halaman ataupun saat di tempat wisata,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto, Sabtu (17/12/2022).

Berikut ini tips aman meninggalkan rumah saat liburan:

1. Cabut peralatan elektronik yang tidak digunakan dari colokan listrik.Pastikan Anda mencabut peralatan listrik yang tidak digunakan agar lebih aman dari kemungkinan korsleting.

2. Nyalakan lampu penerangan seperlunya. Penting untuk menjaga penerangan di beberapa bagian seperti teras, bagian tengah dan sisi belakang rumah agar tetap terpantau situasinya, terutama bagi yamg memasang kamera pengawas (cctv).

3. Isi token/bayar tagihan listrik Bagi masyarakat yang ingin pergi meninggalkan rumah, pastikan listrik dalam kondisi aman. Bagi pelanggan pra bayar, isi token listrik terlebih dahulu sebelum berpergian. Begitu juga bagi pelanggan pasca bayar, bayar dulu tagihan listrik sebelum meninggalkan rumah. Hal ini untuk menghindari listrik padam.

4. Titipkan tetangga atau melapor kepada RT setempat. Jika ada tetangga yang tidak berpergian, sebaiknya minta tolong untuk mengawasi rumah. Atau Anda bisa melapor kepada Ketua RT setempat. Hal ini juga penting untuk memastikan keamanan rumah.

Bagi masyarakat yang ingin membutuhkan informasi lebih bisa mendownload PLN Mobile. Di aplikasi ini pelanggan PLN bisa menikmati berbagai layanan kelistrikan seperti token dan pembayaran, penyambungan baru, ubah daya dan migrasi, serta masih banyak lagi layanan kelistrikan lainnya.

 

2 dari 3 halaman

PLN Istirahatkan PLTU dengan Kapasitas 6,7 GW hingga 2030

PT PLN (Persero) tengah berusaha mengurangi emisi karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimilikinya. Hingga 2030, PLN menargetkan setidaknya ada 6,7 Giga Watt (GW) listrik berbasis energi fosil yang akan dipensiunkan.

Hal ini diungkap Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso dalam diskusi panel Editor Energi and Mining Society (E2S), Selasa (13/12/2022). Upaya ini jadi langkah yang diambil PLN untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan (EBT).

"Kita ada coal retirement program ini program di 2022 ini jangka pendek ada 3,2 GW kita percepat masa operasinya, yang kita ganti dengan pembangkit yang berbasis EBT yang ramah lingkungan," kata dia.

Pensiunkan PLTU jadi salah satu langkah pemerintah untuk mendorong bauran energi bersih. Tujuannya, untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Adi menyampaikan, selain dari target 3,2 GW dalam jangka pendek, ada beberapa PLTU juga yang akan pensiun pada rentang 2030-2040. Besarannya sekitar 3,5 GW, artinya ada total 6,7 GW listrik berbasis energi fosil yang akan pensiun hingga 2030.

"Dan juga ada secara natural karena usia pembangkit tersebut akan berakhir pada 2030-2040, maka di tahun 2030 ini akan ada tambahan 3,5 GW lagi, sehingga total sampai 2030 ada 6,7 GW PLTU yang tidak dioperasikan lagi," sambung Adi.

Kendati begitu, dia tidak mengungkap PLTU mana saja yang masuk dalam daftar pensiun dini tersebut. Mengingat, pemerintah sendiri telah mengeluarkan aturan untuk tidak memperpanjang masa operasional PLTU yang sudah tua, serta melarang pembangunan PLTU baru.

"Itu merupakan satu komitmen PLN untuk mempercepat bagaiamana kita bertransformasi untuk pembangkitan-pembangkitan yang berbasis fossil menjadi pembangkitan yang berbasis renewable energi," paparnya.

3 dari 3 halaman

AS Mau Suntik Dana USD 20 Miliar untuk EBT

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) disebut telah menyampaikan wacana pemberian USD 20 miliar untuk upaya menekan emisi karbon di Indonesia, termasuk melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ternyata, sejumlah proyek yang berkaitan dengan energi baru terbarukan juga jadi sasaran penggunaan dana tersebut.

Dana ini disalurkan melalui komitmen yang disebut Just Energy Transition adn Partnership (JETP) yang lahir dalam Presidensi G20 Indonesia. Ini disebut jadi komitmen negara G20 dalam menekan emisi karbon di dunia.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin menyebut beberapa sektor yang bakal dilirik penggunaan dana tersebut. Mulai dari pensiunkan PLTU hingga proyek pembangkit EBT.

"I thinks all above, semuanya. Karena itu bukan mauku ya, itu harapannya, kita mau fokus itu dulu, karena targetnya kan di power dulu, karena kan targetnya kan power sector emission ya," kata dia dalam Media Briefing JETP, di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Dia memang menegaskan untuk langkah awal, prioritasnya adalah untuk mendukung pensiun dini PLTU. Meski demikian, prosesnya akan dilakukan secara bertahap, dengan dana yang dikucurkan dari JETP juga per proyek pensiunan.