Liputan6.com, Jakarta - Harga telur ayam jelang Nataru (Natal dan Tahun Baru 2023) terpantau masih tinggi, dimana secara rata-rata lebih dari Rp 31 ribu per kg. Bahkan, nilai jual diprediksi bisa melonjak capai rekor baru bila pemerintah tidak melakukan pengendalian harga telur ayam.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, harga telur ayam saat Nataru biasanya pasti mengalami kenaikan mengikuti lonjakan permintaan pasar.
Baca Juga
"Harganya otomatis mengikuti. Makanya, apa yang dilakukan pemerintah sesungguhnya? Kalau pemerintah melakukan upaya pengendalian yang cepat, maka akan mudah juga diselesaikan," kata Abdullah Mansuri kepada Liputan6.com, Senin (19/12/2022).
Advertisement
"Tapi kalau tanpa ada pengendalian, menurut saya ya berat. Sejauh ini belum (terlihat upaya pengendalian harga)," keluh dia.
Menurut informasi yang didapatnya, pemerintah bakal menambah pasokan telur ayam di tingkat bawah. Abdullah menyatakan, nasib harga telur ayam sepenuhnya bergantung pada pasokan.
"Harga Rp 31.000 per kg, bahkan Rp 32.000, ini tertinggi dalam sejarah. Rata-rata harga standarnya Rp 27.000 per kg. Artinya, kenaikannya di luar perkiraan kita. Tertinggi biasanya cuman Rp 30 ribu, ini Rp 31-32 ribu, parah," tuturnya.
"Makanya segera lah pemerintah jangan cuman ngomong doang, upaya turun ke bawah. Kalau enggak, harganya tetap akan sama, dan makin tinggi," tegas Abdullah.
Abdullah menyampaikan, fase pertama permintaan tinggi atas telur ayam bakal segera terjadi pada periode 20-23 Desember 2022. "Artinya besok (Selasa, 20 Desember) sampai tanggal 23 akan ada ritme kenaikan permintaan tinggi," imbuhnya.
Sementara fase kedua akan terjadi saat jelang dan pasca Tahun Baru 2023, dimana permintaan pasokan telur ayam pun bakal naik.
"Permintaan tinggi itu sebentar lagi. Kalau pemerintah tidak melakukan upaya di saat permintaan tinggi, maka gejolaknya juga akan tinggi," tekan Abdullah Mansuri.
Harga Telur Ayam Merangkak Naik Sejak Maret 2022, Ini Biang Keroknya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, harga telur ayam ras sejak bulan Maret terus meningkat. Komoditas ini sempat mengalami penurunan harga di bulan Oktober, yakni Rp 26.725 per kilogram.
"Harga telur ayam ras masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto, dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (1/12).
Namun, penurunan harga tersebut tidak berlangsung lama. Di bulan November harga telur ayam ras kembali naik lagi menjadi Rp 27.476 per kilogram.
Sehingga secara bulanan inflasi telur ayam ras naik 2,77 persen (mtm) dan 17,11 persen (yoy).
"Telur ayam ras memberikan andil tertinggi di bulan November," kata dia.
Setianto menjelaskan kenaikan harga telur ayam ras ini terjadi karena ayam petelur memasuki masa afkir dini. Maksudnya, produksi telur ayam mengalami penurunan karena hanya bisa memproduksi sekitar 20 persen-25 persen dari kondisi normal.
Sementara itu, dalam waktu bersamaan, di bulan November terjadi kenaikan permintaan telur ayam ras. Sehingga kenaikan harga telur ayam ras tidak bisa terhindarkan.
"Kenaikan harga ini karena kondisi afkir dini dan peningkatan permintaan di bulan November," pungkasnya.
Â
Advertisement
Mendag Bantah Harga Telur Ayam Masih Mahal: Ngarang, di Solo Rp 27.000
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menepis isu kenaikan harga telur ayam di pasaran. Menurut hasil pantauan lapangannya di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, harga telur ayam masih terjaga di kisaran Rp 27.000 per kg.
"Kamu ngarang tuh. Saya baru pulang dari Solo, Solo Rp 27.000 (per kg) harganya," ujar Zulkifli Hasan saat ditemui di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Adapun menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per Jumat (16/9/2022) hari ini, harga telur ayam ras segar secara nasional memang mengalami penurunan sekitar 0,99 persen, atau Rp 300 per kg.
Namun, rata-rata harganya di lingkup nasional kini masih di kisaran Rp 30.100 per kg.
Bila dirinci secara provinsi, harga telur ayam ras segar termurah berada di Bali pada kisaran Rp 24.300 per kg. Sementara tertinggi berada di Papua, mencapai Rp 41.250 per kg.
Harga telur ayam termurah sendiri mayoritas memang berada di Pulau Jawa, seperti di Jawa Tengah (Rp 26.200 per kg) dan Jawa Timur (Rp 26.550 per kg).
Kemudian diikuti Lampung (Rp 27.100 per kg), Banten dan Jambi (Rp 27.150 per kg), serta Jawa Barat (Rp 27.250 per kg).
Sementara untuk harga telur ayam di DKI Jakarta masih sedikit lebih tinggi, yakni pada kisaran Rp 28.500 per kg, menjadikannya sebagai provinsi di Pulau Jawa dengan harga telur ayam tertinggi.Â