Sukses

Jokowi Minta KUR Menyasar ke Petani Kopi Toraja

Jokowi mengaku bangga dengan adanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sistem klasterisasi. Salah satunya bisa memperkuat ekosistem perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster bisa diperluas. Utamanya ke sektor peternakan atau sektor nelayan.

Menurutnya, dua kelompok ini perlu juga menjadi perhatian dari sisi pembiayaan. Ini juga tak terlepas dari sektor-sektor penggerak ekonomi nasional.

"Saya kita model-model KUR klaster ini kalau diperbanyak bisa nanti masuk ke peternak, baik yang daging atau petelur, bisa masuk ke nelayan yang berkaitan dengan tambak," ujar Jokowi dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir, di Istana Negara, Senin (19/12/2022).

"Kelompok-kelompok seperti ini, klaster-klaster seperti ini yang memang harus diperbanyak," tegasnya.

Jokowi mengaku bangga dengan adanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sistem klasterisasi. Salah satunya bisa memperkuat ekosistem perdagangan.

Dalam hal ini termasuk dari proses hulu hingga hilir dengan melibatkan UMKM. Sebagai contoh, adanya KUR klaster holtikultura yang diberikan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittihaq.

"Kredit usaha rakyat (KUR) total sudah 39,4 juta UKM yang memanfaatakan ini. dan saaya senang sekaranga da model KUR klaster, ini bener memang harus diklasterkan, harus diklasterkan, saya senang tadi ada pondok pesantren yang sampai dapat sekian miliar untuk urusan holtikultura," ungkapnya.

Melalui sistem ini, Jokowi bangga melihat hasil produksi seperti sayur bisa masuk ke jaringan penjualan yang luas. Artinya, ada pihak yang menjadi penyerap hasil partanian, serta ada jaminan pembeli di sisi konsumen.

Selain sektor ini, Jokowi juga menyinggung soal pengembangan ekosistem kopi di Toraja. Di sektor ini, Jokowi menyebut ada dana sekitar Rp 50 miliar untuk pengembangan ekosistem usaha.

 

2 dari 3 halaman

Sektor Lainnya

Jokowi juga mengisahkan klaster ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan. Sebagai contoh, ada pusat oleh-oleh asal Bali, Krishna yang mendapat pendanaan tambahan.

"Pengrajin berproduksi, ada off-taker, ada penjamin pembelinya, kemudian ada showroom untuk menjual barang-barang itu. Artinya dari produksi sampai masuk ke konsumen itu menjadi jelas," kata dia.

Beberapa contoh ini, menurut Jokowi, mampu meyakinkan para pemberi pinjaman kalau uang yang diberikannya bisa dikembalikan. Alasannya, proses bisnis dari hulu-hilirnya berjalan secara baik dan tentunya memberikan keuntungan ke semua pihak.

"Sehingga yang meminjamkan uang bank maupun lembaga non-bank itu juga yakin bahwa uang yang kita pinjamkan ini bisa kembali," pungkas Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Hubungkan Kelompok Usaha

Lebih lanjut, Jokowi menekankan kalau program pembiayaan melalui sistem ini bisa berdampak baik. Termasuk soal menghubungkan kelompok usaha dengan modal yang bisa didapatkan

"Sekali lagi, program pembiayaan berbasis ekosistem ini akan sangat baik dan menhubungkan kelompok usaha dengan modal agregasi, agregator dan konsolidasi dengan para penjamin, pembeli atau offtaker," ungkapnya.

Kemudian, dia berharap langkah ini bisa menyerap sebanyak-banyaknya barang dari kelompok yang ada. Serta, bisa memberikan kepastian pasar, menurunkan risiko kredit pembiayaan dari lembaga penyalur KUR utamanya perbankan.

"Dan sekali lagi KUR klaster ini dapat dilaksankan di semua sektor baik perkebunan rakyat, perikanan rakyat, peternakan rakyat, industri UMKM dan usaha-usaha lain yang memiliki peluang pasar yang besar atau produk-produk unggulan di dalam negeri kita agar daya saing semuanya meningkat dan bisa masuk ke pasar global," pungkasnya.