Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, tingkat keterlibatan UMKM Indonesia di rantai pasok global masih rendah. Bahkan, Indonesia masih jauh berada di bawah capaian Vietnam.
Menurutnya, penyaluran pembiayaan dengan memperhatikan ekosistem bisa menjadi salah satu jawabannya. Misalnya dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster.
Baca Juga
Syarat penyaluran model pembiayaan ini adalah kepada kelompok usaha yang telah terintegrasi dari hulu ke hilir. Serta, bisa membuka ruang kerja sama antara UMKM dan pengusaha besar.
Advertisement
"Perlu diketahui, UMKM yang sudah terhubung ke rantai pasok industri di Indonesia ini baru 7 persen, yang terhuhbung ke global value chain baru 4 persen. Vietnam sudah 26 persen, karena itu KUR klaster ini menjadi sangat relevan untuk kita perluas untuk meningkatkan kemitraan usaha besar dan usaha kecil," paparnya dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir di Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Menteri Teten menuturkan, kalau melalui penyaluran KUR Klaster ini, mendorong UMKM untuk bisa terlibat dengan usaha besar. Termasuk menempatkannya dalam alur rantai pasok industri dalam negeri.
"sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya, atau naik kelas," sambung Teten.
Secara umum, dari data yang dimilikinya, hingga 31 Oktober 2022, realisasi penyaluran KUR telah mencapai mencapai Rp 299,64 triliun yang diberikan kepada 6,26 juta debitur. Realisasi itu mencapai 80,30 persen dari target penyaluran KUR 2022 mencapai Rp 373,17 triliun.
Sedangkan total outstanding Kredit Usaha Rakyat mencapai Rp450 triliun yang diberikan kepada 38,42 debitur dengan rasio non performing loan (NLP) di posisi 1,27 persen.
Punya Banyak Manfaat
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut kalau pemberitan Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster memiliki banyak manfaat. Namun, penyalurannya masih terbilang minim.
Menteri Teten mnegatakan KUR Klaster ini baru terserap oleh 1,39 juta debitur. Dengan nilai total yang disalurkan adalah sebesar Rp 4,8 triliun.
""Hingga hari ini baru terealisasi sebesar 4,8 triliun kepada sekitar 1,39 juta debitur. KUR klaster banyak positifnya, KUR klaster memberikan peluang pembiayaan kepada kelompok usaha dnegan palfon hingga 500 juta per pelaku usaha," ujarnya dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir, di Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Salah satu keuntungan yang diberikan adalah KUR klaster diberikan secara berkelompok untuk yang telah terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan begitu, bisa mengurangi potensi kredit macet. Pada saat yang sama, turut memudahkan perbankan dalam melakukan pemantauan atau monitoring.
"KUR klaster juga memperkuat kemitraan UMKM dengan usaha besar, menempatkan UMKM bagian dari rantai pasok industri, sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya, atau naik kelas," sambung Teten.
Advertisement
Kejar Target 30 Persen
Teten melihat, penyaluran KUR Klaster sendiri turut menjadi bagian tak terpisahkan guna menyejar target pemberian bantuan pembiayaan ke UMKM. Mengingat, porsi kredit perbankan ditarget sebesar 30 persen dari total pembiayaan.
"Tahun depan KUR akan ditingkatkan menjadi Rp 460 triliun dari tahun ini yang mencapai 373 triliun. Namun demikian masih banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang masih unbankable," kata dia.
"Sesuai dengan kebijakan bapak Presiden, pada 2024 porsi kredit perbaankan diharapkan mencapai 30 persen atau mencapai Rp 1.800 triliun dari saat ini yang baru mencapai 20 persen atau sekitar Rp 1.200 triliun," tambah Teten.
UMKM E-Commerce
Sejauh ini, KUR Klaster sudah diterapkan di sektor pertanian dan kali ini akan diterapkan ke pelaku UMKM di sektor lainnya. Teten mengatakan, UMKM yang terhubung perdagangan elektronik juga bisa memanfaatkan KUR Klaster.
“Ini bisa menjadi solusi bagi usaha mikro dan kecil yang terkendala masalah agunan pinjaman. Di sini lain kami juga terus mendorong pelaku UMKM uuntuk memanfaatkan aplikasi digital dalam pencatana keuanga mereka,” kata Menteri Teten.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah membuat piloting KUR Klaster berbasis koperasi dengan menyinergikan KUR dengan dana bergulir LPDB untuk koperasi.
“Peran koperasi sebagai agretator dan offtaker, dengan dukungan pembiayaan dengan bunga 6 persen, lebih meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha mikro dan kecil, karena selain bisa mengkonsolidasi usaha-usaha mikro guna mencapai skala ekonomi, menggantikan para tengkulak atau memotong rantai perdagangan, juga menjamin supplai yang lebih baik ke pasar,” katanya.
Advertisement