Sukses

IFG Berkomitmen Pimpin Transformasi Industri Keuangan Non-Bank

Transformasi IFG sejalan dengan inisiatif transformasi yang didorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Financial Group (IFG) berkomitmen memimpin transformasi di industri keuangan non-bank di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan inisiatif transformasi yang didorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Direktur Utama IFG Robertus Billitea mengungkapkan, IFG menyadari sepenuhnya langkah strategis transformasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN sebagai motor pendorong pertumbuhan kinerja BUMN dalam tiga tahun terakhir ini.

"Sejalan dengan transformasi tersebut, IFG terus mendorong transformasi anak-anak perusahaan melalui berbagai inisiatif baik dari segi bisnis, operasional, maupun dalam memastikan dampak keberlanjutannya bagi masyarakat," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2022).

Holding BUMN  Sektor Asuransi, Penjaminan dan Investasi terus ini akan terus menjalankan inisiatif transformasi dalam upaya restrukturisasi portofolio dan model bisnis perusahaan, penguatan fokus bisnis setiap perusahaan, penerapan tata kelola perusahaan yang prudent serta manajemen risiko yang kokoh, peningkatan kompetensi bisnis dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta peningkatan sinergi antar anggota holding.

Dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir, upaya transformasi yang dilakukan IFG telah membuahkan hasil kinerja yang solid. Hingga akhir 2021, IFG membukukan laba bersih berjalan sebesar Rp 3,4 triliun atau lebih besar 55,27 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 2,2 triliun.

 

2 dari 3 halaman

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Sebagai bentuk kontribusi nyata bagi Masyarakat Indonesia, sinergi IFG dan anak perusahaan juga telah merealisasikan komitmen pelaksanaan program tahunan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Realisasi atas program tersebut mencapai Rp126,05 miliar atau sekitar 126,61% dari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) TJSL tahun lalu. Realisasi tersebut juga termasuk pelaksanaan program sosial kemasyarakatan yang dijalankan di luar Departemen TJSL IFG dan anak perusahaan sebesar Rp32,68 miliar.

Pelaksanaan program TJSL tahun lalu menyasar beberapa fokus, antara lain program pendanaan UMK (PUMK), yang menyerap pembiayaan sebesar Rp38,77miliar atau sekitar 85,23% dari RKA 2021.

Program tersebut menyediakan pembiayaan dan pembinaan terhadap usaha mikro dan usaha kecil, dengan sasaran mendorong mitra binaan usaha mikro dan usaha kecil untuk dapat naik kelas melalui peningkatan kapasitas usaha.

 

3 dari 3 halaman

Creating Shared Value

Selain itu, Program TJSL tahun lalu melaksanakan program Creating Shared Value (CSV) yang tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan, melainkan juga mendukung bisnis inti perusahaan, di antaranya melalui program Literasi Risiko bertajuk: Webinar UMKM Sadar Risiko, "Usaha Aman, Kita Nyaman", Program “Traffic Hero”, dan Program “Bank Sampah Salarea”.

Capaian ini tentunya tidak lepas dari peranan sinergi yang baik antara Kementerian BUMN, IFG dan anak perusahaan IFG.

“Sebagai holding dengan 10 anak perusahaan di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, kami berharap bahwa sinergi yang terjalin baik antara IFG, anak perusahaan dan Kementerian BUMN dapat terus memberikan kontribusi dan dampak yang dapat dirasakan secara nyata dan langsung oleh masyarakat Indonesia,” ujar Robertus.