Liputan6.com, Jakarta Sebagai perusahaan pengembang proyek energi surya yang mengawali bisnisnya di Indonesia, kini SUN Energy telah melakukan ekspansi proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ke Kawasan Asia Pasifik sejak tahun 2021.
Hingga akhir tahun 2022 ini, SUN Energy telah mencatatkan portofolio bisnis hingga 280 MWp yang tersebar di 4 negara, Indonesia, Thailand, Australia, dan Taiwan.
Baca Juga
SUN Energy berkomitmen untuk mengharumkan nama Indonesia dengan terus mengembangkan skala bisnis melalui ekspansi proyek energi surya serta inovasi maupun pengembangan teknologi proyek di tahun mendatang.
Advertisement
Di penghujung tahun 2022 ini, SUN Energy mendapatkan sebuah penghargaan pada ajang “Commercial and Industrial Energy South East Asia Leadership Awards 2022” pada kategori Best C&I Service Company Award.
“Melalui penghargaan yang kami terima di penghujung tahun 2022, SUN Energy berharap dapat turut mengharumkan nama Indonesia karena kami mengawali bisnis ini dari Indonesia hingga kini bertumbuh di Kawasan Asia Pasifik," kata Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson, Selasa (20/12/2022).
"Mitra bisnis kami kini lebih dari 100 perusahaan, diantaranya perusahaan besar hingga menengah yang berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan. Penghargaan ini sekaligus menjadi motivasi bagi kami, SUN Energy untuk senantiasa mewujudkan komitmennya dalam menyediakan layanan terbaik kepada para pelanggan melalui penyediaan energi terbarukan di sektor komersial dan industrial.” jelas dia.
Penghargaan bertaraf internasional ini juga menjadi wujud keseriusan SUN Energy dalam melakukan ekspansi bisnis sebagai perusahaan pengembang PLTS lokal pertama yang berkiprah di kancah global.
Di tengah ekspansi bisnis yang dilakukan, SUN Energy senantiasa memastikan layanan jasa dalam menyediakan sistem PLTS bagi para pelanggan yang berasal dari berbagai sektor industri,
“Kami memahami bahwa saat ini pertumbuhan minat akan energi bersih mengalami peningkatan sebagaimana tuntutan global dalam mereduksi dampak dari krisis iklim. Peningkatan yang tengah terjadi ini mendorong SUN Energy untuk memberikan pelayanan terintegrasi guna menjawab segala kebutuhan pelanggan, kami juga menyertakan peran teknologi dan inovasi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi penggunaan sistem PLTS sebagai wujud pemanfaatan energi bersih,” tutup Dion.
Sambut KTT G20 Bali, Menko Luhut dan Menteri Basuki Resmikan PLTS Waduk Muara
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Waduk Muara (Estuary Dam), di Bali jelang KTT G20 2022.
Pembangunan PLTS dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi tampungan air di Waduk Muara yang dibangun oleh Kementerian PUPR. Sehingga mendukung upaya pengurangan dampak perubahan iklim dan transisi energi terbarukan yang sejalan dengan salah satu isu global pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Menko Luhut mengatakan, Pemerintah Indonesia bertanggungjawab terhadap generasi berikutnya. Sehingga pengelolaan sumber daya perlu menjadi prioritas.
“Kita punya 5.087 danau dan 300 bendungan, seluruh sumber daya tersebut akan kita optimalkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Saat ini, kita menyaksikan pembangunan PLTS terapung yang pertama di Indonesia dan ini akan kita jadikan showcase pada KTT G20,” ujar Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/11/20229.
Selain menjadi locus kegiatan PT PLN (Persero) membangun PLTS di kawasan Waduk Muara Nusa Dua, Kementerian PUPR juga memiliki bendungan baru dan lama yang direhabilitasi untuk mengembalikan fungsi utamanya sebagai sumber penyedia air baku. Waduk Muara misalnya, direhabilitasi untuk melayani kebutuhan air baku untuk kawasan pariwisata utama di Bali.
“Waduk Muara Nusa Dua berperan penting dalam memasok air baku pada kawasan pariwisata utama di Bali, seperti kawasan Kuta, Benoa, Nusa Dua dan sekitar Bandara I Ngurah Rai,” imbuh Menteri Basuki.
Advertisement
Meningkatkan Suplai Air
Rehabilitasi Waduk Muara dirancang untuk dapat meningkatkan suplai air baku untuk PDAM Kabupaten Badung sebesar 500 liter per detik atau meningkat 200 liter per detik dari pasokan sebelumnya.
Rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua seluas 35 hektare mulai dikerjakan sejak Februari 2022 dengan biaya APBN senilai Rp 44,3 miliar.