Sukses

Harga Emas Terbang di Atas USD 1.800 Usai Dolar AS Melemah

Harga emas di pasar spot terakhir naik 1,73 persen menjadi USD 1.818,18 per ons. Sementara harga emas berjangka AS naik 1,69 persen menjadi USD 1.828.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia hari ini melonjak 1 persen di atas level USD 1.800 pada perdagangan Selasa. Kenaikan harga emas dipicu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) setelah penyesuaian kebijakan Bank of Japan yang mengejutkan, sementara pasar juga membebani prospek strategi suku bunga Federal Reserve AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (21/12/2022), harga emas di pasar spot terakhir naik 1,73 persen menjadi USD 1.818,18 per ons. Sementara harga emas berjangka AS naik 1,69 persen menjadi USD 1.828.

Mengangkat daya tarik emas batangan di antara investor luar negeri, kurs dolar melemah karena yen Jepang melonjak setelah Bank of Japan memutuskan untuk meninjau kembali kebijakan kontrol kurva imbal hasil.

“Pedagang dan investor harus mempertahankan penawaran logam mulia hingga 2023, karena pasar bersiap untuk prospek resesi AS dan poros Fed yang menyertainya,” tambahnya.

Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu mengatakan bank sentral akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan bahkan ketika ekonomi tergelincir menuju kemungkinan resesi.

Harga emas batangan telah merosot lebih dari USD 260 sejak puncak Maret karena bank sentral meningkatkan upaya untuk melawan inflasi yang melonjak.

Sementara itu, China bergulat dengan lonjakan kasus COVID-19, dan Bank Dunia memangkas prospek pertumbuhannya untuk tahun ini dan berikutnya untuk konsumen emas batangan teratas.

2 dari 3 halaman

Mencari Sentimen Baru, Harga Emas Melemah Tipis

Kemarin, harga emas ditutup melemah dengan volume perdagangan yang cukup kecil di hari senin. Penurunan harga emas hari ini terjadi karena kenaikan imbal hasil obligasi AS pada juga ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi mengimbangi pelemahan dolar AS.

Mengutip CNBC, Selasa (20/12/2022), harga emas di pasar spot terakhir naik 0,02 persen menjadi USD 1.787,60 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD 1.797 per ons.

“Perdagangan cukup tenang. Kami mulai melihat bahwa ini biasa terjadi menjelang liburan dan pedagang emas dan perak sedang mencari sentimen fundamental baru setelah data bank sentral baru-baru ini," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Imbal hasil surat utang AS naik pada perdagangan Senin, sementara dolar AS melemah. Suku bunga yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve AS (the Fed) Jerome Powell mengatakan pada pekan lalu bahwa bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga tahun depan. Bank sentral besar lainnya juga mengisyaratkan hal yang sama.

Harga emas diperkirakan akan bergerak mendatar dan tanpa volume perdagangan yang besar menjelang akhir tahun ini. Beberapa investor terus mencari harga murah di pasar emas.

3 dari 3 halaman

Harga Emas Bakal Cerah di 2023? Simak Prediksinya

Akan ada beberapa peluang beli yang bagus bagi investor yang ingin memasuki pasar emas. Namun, harga emas yang lebih rendah hanya akan bertahan hingga akhir Desember 2022 dan awal 2023.

Hal tersebut seperti diungkapkan Ahli Strategi Komoditas RBC Capital Markets, Christopher Louney.

"Akan ada sejumlah peluang pembelian di sisa tahun 2022 dan awal 2023 sebagai persiapan untuk pergantian beberapa faktor makro negatif emas, dengan kemungkinan keluar sekitar akhir tahun depan sebelum 2024 dimulai dengan sungguh-sungguh. Menurut prospek kasus dasar kami," kata dia dilansir dari laman Kitco News, Senin (19/12/2022).

RBC Capital market mencari emas dengan rata-rata USD 1.890 per ons pada kuartal keempat tahun depan. RBC Capital Markets adalah bank investasi global yang menyediakan layanan di bidang perbankan, keuangan, dan pasar modal kepada perusahaan, investor institusi, manajer aset, dan pemerintah secara global.

Dalam prospek 2022, RBC memproyeksikan emas diperdagangkan pada USD 1.786 per ons pada kuartal keempat. Pada saat penulisan, emas spot diperdagangkan pada USD 1.787,50, turun 2,3 persen tahun ini.

Menurut Louney, tahun ini telah ditentukan oleh tarik-menarik emas, qntara penyimpanan nilai perdagangan yang didorong oleh inflasi dan faktor makro emas yang negatif.

"Tarik tarik itu menyebabkan harga lebih rendah hingga baru-baru ini, ketika pembicaraan telah berputar di sekitar kebijakan moneter dan guncangan ekonomi seperti apa yang mungkin kita hadapi pada tahun 2023 dan seterusnya," ahli strategi komoditas RBC menjelaskan.

"Investor makro telah berada di kursi pengemudi dan kemungkinan akan tetap demikian. Sementara alokasi investor untuk emas telah menurun secara signifikan dan risiko tetap ada, kami pikir emas akan memiliki lebih banyak momentum mengingat masa ekonomi yang bergelombang yang tampaknya akan datang," tambahnya.