Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Kenaikan harga minyak dunia terdongkrak pelemahan dolar AS di tengah prospek yang memburuk untuk badai musim dingin utama AS memicu kekhawatiran bahwa jutaan orang Amerika mungkin mengekang rencana perjalanan selama musim liburan.
Dikutip dari Antara, Rabu (21/12/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari terdongkrak 19 sen atau 0,2 persen ke level USD 79,99 per barel.
Baca Juga
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari menguat 90 sen atau1,2 persen, menjadi menetap di USD 76,09 per barel.
Advertisement
Harga minyak didukung oleh pelemahan dolar dan rencana AS untuk mengisi kembali cadangan minyak buminya, tetapi kenaikan dibatasi oleh ketidakpastian atas dampak meningkatnya kasus COVID-19 di China.
Dolar yang lebih lemah mendukung harga, membuat minyak lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Wilayah Midwest dan Great Lakes dapat mengalami badai salju besar mulai Kamis (22/12/2022), sementara udara dingin yang bergerak ke timur dapat menyebabkan pembekuan cepat yang menyebabkan penurunan suhu yang cepat di seluruh negeri, menurut Layanan Cuaca Nasional AS.
Minyak pemanas berjangka telah turun lebih dari 4,0 persen sejak awal pekan menjadi USD 3,03 per galon pada Selasa (20/12/2022).
"Badai dapat sangat mempengaruhi perjalanan pada musim liburan ini - saya senang saya tidak bepergian," kata John Kilduff, mitradi Again Capital LLC di New York.
Operasi Pipa Keystone
Harga juga tertekan setelah diberitakan bahwa TC Energy Corp mengajukan rencananya untuk memulai kembali operasi pipa Keystone kepada regulator AS, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, hampir dua minggu setelah pipa 622.000 barel per hari (bph) pecah menimbulkan tumpahan minyak terburuk di Amerika Serikat dalam sembilan tahun.
Sementara China telah melonggarkan pembatasan pandemi, lonjakan kasus COVID-19 merusak prospek permintaan bahan bakar dan menambah ketidakpastian tentang pemulihan ekonomi negara tersebut, kata analis CMC Markets Tina Teng.
Kota-kota di seluruh China telah berlomba untuk menambah tempat tidur rumah sakit dan membangun klinik pemeriksaan demam karena kekhawatiran internasional meningkat bahwa keputusan Beijing untuk membongkar rezim "nol-COVID" yang ketat dapat mengakibatkan kematian dan mutasi virus.
Washington berencana membeli hingga 3 juta barel minyak untuk Cadangan Minyak Strategis setelah rilis rekor tahun ini sebesar 180 juta barel.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun minggu lalu sekitar 200.000 barel sementara persediaan bensin dan sulingan diperkirakan lebih tinggi, jajak pendapat Reuters awal menunjukkan pada Senin (19/12/2022).
Advertisement
Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Geliat Ekonomi China
Harga minyak naik pada perdagangan hari Senin karena optimisme akan pelonggaran pembatasan Covid-19 di China. Optimisme ini mengalahkan kekhawatiran resesi global yang akan membebani permintaan energi termasuk harga minyak mentah.
China, importir terbesar minyak mentah dunia, diperkirakan akan mengalami gelombang pertama kasus COVID-19 dari tiga gelombang setelah melonggarkan pembatasan mobilitas. Namun pelonggaran ini dilakukan guna meningkatkan dukungan ekonomi pada 2023.
“Tidak diragukan lagi saat ini semua sentimen masih negatif sehingga mempengaruhi harga minyak,” kata analis Avatrade, Naeem Aslam.
“Namun, tidak semuanya begitu negatif karena China telah berjanji untuk melawan semua pesimisme tentang ekonominya, dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.” tambah dia.
Mengutip CNBC, Selasa (20/12/2022), harga minyak mentah Brent naik 76 sen menjadi menetap di USD 79,80 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 90 sen menjadi USD 75,19 per barel.
Perdagangan hari Senin sangat bergejolak. Di awal perdagangan harga minyak dunia sempat melambung tetapi kemudian anjlok.
“Kenyataannya di sini adalah bahwa kita masih memiliki ketakutan akan resesi besar yang membayangi cakrawala yang belum hilang,” kata direktur energi berjangka di Mizuho, Bob Yawger.
“Akan sulit untuk mendapatkan keuntungan besar di sini.” tambah dia.
Perang Rusia
Harga minyak melonjak menuju rekor tertinggi USD 147 per barel di awal tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Namun kemudian harga minyak anjlok karena kekhawatiran pasokan tersingkir oleh ketakutan resesi.
Beberapa lembaga dunia dan juga ekonom melihat bahwa prospek ekonomi di tahun depan sangat suram. Beberapa hal yang mendasari adalah kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi membuat perlambatan ekonomi.
Masih mengenai Rusia, para menteri energi Uni Eropa pada hari Senin menyetujui batas harga gas, setelah pembicaraan berminggu-minggu tentang tindakan darurat yang telah memecah opini di seluruh blok karena berusaha menjinakkan krisis energi.
Batas tersebut dapat dimulai pada 15 Februari 2023, dokumen yang merinci kesepakatan akhir menunjukkan. Kesepakatan itu akan disetujui secara resmi oleh negara-negara secara tertulis, setelah itu dapat mulai berlaku.
Advertisement