Sukses

Kenangan Jonan Terhadap Sosok Subroto, Eks Menteri ESDM Era Soeharto

Dikatakan Jonan jika mantan menteri ESDM era Soeharto ini merupakan sosok yang bisa menjadi panutan.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Menteri ESDM periode 2016-2019 Ignasius Jonan turut melawat ke persemayaman mantan Menteri Pertambangan dan Energi Subroto di Kementerian ESDM.

Dia pun memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok almarhum Subroto. Dikatakan mantan menteri ESDM era Soeharto ini merupakan sosok yang bisa menjadi panutan.

Hal ini diungkap Jonan usai melakukan lawatan di Ruang Sarulla Gedung Chairul Saleh, Kementerian ESDM, Rabu (21/12/2022) siang. 

"Jaid beliau (berusia) 99 tahun, sekitar 16 tahun di kabinet pada waktu saya masih sangat kecil sekali, jadi kalau tidak salah waktu 1972 dimulai beliau di kabinet dan sampai 1988," kata dia mengenang, Rabu (21/12/2022).

Alm Subroto baginya adalah panutan utamanya bagi orang-orang yang bergelut di sektor pertambangan. Lebih khusus lagi di sektor minyak dan gas bumi (migas).

"Nah bagi kami yang di sektor pertambangan dan energi terutama di migas, ini sosok beliau itu mungkin salah satu yang menjadi sosok yang panutan lah sejak beliau bertugas sebagai Mentaben (Menteri Pertambangan dan Energi) maupun sampai hari ini," ungkapnya.

"Jadi banyak wisdom banyak saran masukan sampai beliau sudah berusia senja sekali itu tetap menjadi referensi bagi banyak orang," sambung Jonan.

 

2 dari 3 halaman

Subroto Award

Jonan mengungkap momen berkesannya dia dengan Alm Subroto. Salah satunya saat dia menjabat dan sejalan dengan inisiasi lahirnya Subroto Award.

Subroto Award sendiri merupakan penghargaan bagi pelaku di sektor pertambangan dan energi. Nama ini diambil sebagai penghargaan atas jasa dari Alm Subroto.

"Interaksi langsung pada waktu saya mulai ditugaskan di Kementerian ESDM, bulan Oktober 2016 jadi wakru itu pak sekjen Kementerian ESDM, pak Teguh Pamuji mengusulkan kepada saya untuk membuat penghargaan kepada para stakeholder di sektor ESDM ini dengan nama Subroto award," ujar pria yang terakhir bertemu almarhum pada September 2022 lalu.

"Jadi itu dimulai di tahun 2017, 2018, 2019, dan sampai sekarang masih dilanjutkan untuk menghormsti jasa-jasa beliau di sektor pertambangan dan energi," pungkasnya.

Mantan Presiden RI periode 2004-2009 dan 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut melayat Subroto. SBY datang sekitar pukul 13.00 WIB siang ini.

Ketika datang, SBY langsung disambut Menteri ESDM Arifin Tasrif yang lebih dulu berada di lokasi. Sejumlah pejabat Kementerian ESDM pun terlihat mendampingi di lokasi.

SBY terlihat mengenakan baju berwarna hitam dan mengenakan peci. SBY berada di lokasi lawatan kurang lebih 30 menit.

Setelah berbincang dengan kerabat dan keluarga Alm Subroto, SBY kemudian langsung masuk ke mobilnya untuk kembali ke kediamannya.

Sebelumnya, ada pula mantan Menteri Keuangan Chatib Basri yang melawat Alm Subroto. Mantan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil juga terlihat sempat hadir.

Untuk diketahui, Alm Subroto disemayamkan sementara di Ruang Sarulla gedung Chairul Saleh Kementerian ESDM. Sejumlah kursi berjejer di sisi kanan Alm Subroto.

 

3 dari 3 halaman

Duka Sri Mulyani

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengucapakan bela sungkawa atas meninggalnya Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Subroto pada Selasa 20 Desember 2022. Prof. Dr. Subroto merupakan Menteri ESDM ke-9 yang menjabat pada periode 29 Maret 1978 - 21 Maret 1988.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semua adalah milik Yang Kuasa dan akan kembali kepadaNya. Saya berduka cita atas meninggalnya Prof. Dr. Soebroto, M.A," kata Sri Mulyani dikutip dari Instagram pribadinya @smindrawati, Rabu (21/12/2022).

Menkeu mengatakan, Subroto merupakan Guru Besar dan gurunya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Beliau salah satu teknokrat senior generasi pertama yang luar biasa kompeten, flamboyan, dan disegani serta dikenal secara global.

Kata Menkeu, Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Indonesia 1971-1978. Namun beliau sangat dikenal sebagai Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia @kesdm selama satu dekade 1978-1988.

Pada masa itu produksi minyak Indonesia cukup besar dan Indonesia menjadi anggota OPEC yang aktif. Prof Subroto pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) 1988-1994 - sebuah masa yang penuh tantangan dengan gejolak harga minyak akibat perang teluk, dan peran Prof Subroto dikenal dan disegani di dunia perminyakan.