Liputan6.com, Jakarta PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sepakat untuk memberikan pembiayaan hijau senilai USD 93,75 juta atau Rp1,46 triliun kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Fasilitas tersebut merupakan bagian dari pinjaman sindikasi yang bernilai total USD 750 juta, yang ditandangani bersama oleh para kreditur dan PLN pada Jumat (23/12/2022), dengan Bank BTPN dan SMBC bersama-sama berperan sebagai coordinating mandated lead arranger and bookrunner, serta green loan coordinator.
Baca Juga
Bank BTPN dan SMBC memberikan fasilitas pembiayaan hijau tersebut untuk mendukung aktivitas PLN dalam upaya transisi energi menuju energi terbarukan.
Advertisement
“Kami berkomitmen untuk menyalurkan pembiayaan berkelanjutan untuk kegiatan usaha berwawasan lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” kata Head of Wholesale and Commercial Banking Bank BTPN Nathan Christianto di Jakarta.
“Kami mendesain produk pembiayaan hijau ini salah satunya untuk nasabah korporasi yang mendukung keberlanjutan, termasuk melalui proyek energi terbarukan, untuk kita secara bersama-sama mencapai emisi nol bersih,” tambah Nathan.
Di luar pinjaman sindikasi ini, Bank BTPN telah menyalurkan pinjaman untuk kegiatan berwawasan lingkungan menurut definisi Otoritas Jasa Keuangan sebesar Rp6,7 triliun per akhir September 2022, naik 52 persen dari Rp4,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selain sektor energi terbarukan, Bank BTPN juga mendesain produk pembiayaan hijau untuk sektor transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, efisiesi energi, serta bangunan berwawasan lingkungan.
Pembiayaan Hijau
Pada 2021, Bank BTPN memberikan pembiayaan hijau sebesar Rp1,06 triliun kepada PT Kepland Investama untuk pembiayan kembali kembali kredit yang digunakan untuk pembangunan International Financial Centre (IFC), Tower 2 di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta.
Insiatif Bank BTPN dalam menyalurkan pinjaman hijau berlandaskan pada dua hal, yaitu program SMBC “Roadmap Addressing Climate Change” dan POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
“Roadmap Addressing Climate Change” merupakan komitmen SMBC, sebagai salah satu anggota Aliansi Perbankan Nol Bersih (Net-Zero Banking Alliance), untuk menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasinya dengan rencana nol emisi pada 2050. SMBC juga berkomitmen untuk mencapai nol bersih melalui operasinya secara grup pada 2030, yang salah satu misinya adalah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan yang ditargetkan mencapai ¥30 triliun pada 2030.
“Sejalan dengan komitmen tersebut, kami berharap penyaluran pembiayaan hijau yang dilakukan Bank BTPN dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah. Dengan potensi yang sangat besar untuk terus tumbuh, pembiayaan hijau merupakan salah satu aspek pendanaan terpenting guna menciptakan ekonomi berkelanjutan yang kian jadi tuntutan,” tutup Nathan.
Advertisement
Laba Bersih BTPN Tumbuh 18 Persen Jadi Rp 2,41 Triliun hingga Kuartal III 2022
PT BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 18 persen pada Januari-September 2022 dibanding tahun lalu. Hal ini seiring upaya BTPN untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp 2,41 triliun sepanjang Januari-September, dibanding Rp2,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
"Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan resminya, Selasa (1/11/2022).
Pertumbuhan laba bersih BTPN terutama dikontribusi oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit.
Pendapatan operasional naik 4 persen year-on-year (yoy), didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang naik 4 persen yoy menjadi Rp8,669 triliun per akhir September 2022 dan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen yoy.
Kenaikan pendapatan bunga bersih ini didorong oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23 persen yoy dan pembiayaan syariah sebesar 11 persen yoy. Sementara itu, biaya kredit turun 19 persen yoy menjadi Rp1,29 triliun.
"Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit,” kata Henoch.
Total Penyaluran Kredit
Total kredit yang disalurkan Bank BTPN meningkat 13 persen yoy menjadi Rp155,43 triliun per akhir September 2022 seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang optimistis.
Pertumbuhan kredit Bank BTPN ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 11 persen yoy pada akhir September 2022 menurut data Bank Indonesia.
Pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9 persen yoy menjadi Rp199,90 triliun pada akhir kuartal III 2022.
BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41 persen, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56 persen dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88 persen pada akhir Agustus 2022.
BTPN menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank. DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1 persen yoy menjadi Rp103,88 triliun pada akhir September 2022.
Advertisement