Sukses

Libur Natal Bawa Berkah Buat Garuda Indonesia, Penumpang Naik 30 Persen

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat ada kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan saat momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru. Bahkan, kenaikannya mencapai 30 persen.

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat ada kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan saat momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru. Bahkan, kenaikannya mencapai 30 persen.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkap ada kenaikan jumlah penumpang sebesar 30 persen selama momen Natal 2022. Kenaikan ini terjadi jika dibandingkan dengan data per November 2022 lalu.

Irfan menyebut masih akan mendata jumlah penumpang untuk periode peringatan Tahun Baru 2023. Itu berarti masih ada kemungkinan peningkatan kembali.

"Peningkatannya sih kalau dibanding November (sebesar) 30-an persen yang booking, kita masih liat penambahan-penambahan per hari. Masih ada seminggu lagi. Banyak yang pulang karena Natal, banyak yang pulang karen Tahun Baru," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/12/2022).

"Puncak peak season Garuda Indonesia Group 60 ribu penumpang per tanggal 23 Desember 2022," tambahnya.

Menurutnya, momen Nataru kali ini cukup berbeda dengan momen libur lebaran 2022. Itu merujuk pada jumlah penumpang yang dilayani maskapai pelat merah ini.

"Cuma yang ingin saya sampaikan, kami turut bertanya, kalau dibanding lebaran ini fenomenanya agak beda, kalau lebaran itu lebih banyak one way ya. Jadi orang mudik terus baliknya kosong. Nanti kita pas menjemput agak kosong, terus abis itu penuh," bebernya.

Kali ini, setiap perjalanan yang dilakukan Garuda Indonesia mencatatkan jumlah penumpang yang cukup banyak. Kendati, dia belum bisa menyebut angka pasti penumpang yang dilayaninya.

"Kalau ini banyak juga kayaknya yang natalan dan raun baruan di jakarta. Jadi lumayan lah komposisinya. Jadi ktia gak perlu melakukan hal-hal tertentu yang spesial ya. Kita juga sangat siap apabila memang ada kebutuhan tambahan pesawat khususnya ke destinasi-destinasi yang populer ya," sambung Irfan.

 

2 dari 4 halaman

Lebih Baik dari Kuartal III 2022

Lebih lanjut, Irfan mengaku optimistis kalau catatan penumpang akan lebih tinggi dari Kuartal III-2022. Salah satunya dampak dari peningkatan selama momen Nataru kali ini.

Namun, secara angka pasti, Irfan masuh ingin menunggu sampai rampungnya catatan penumpang hingga berakhirnya kuartal IV 2022.

"Jelas lebih baik dibandingkan kuartal III apalagi Desember ini, yang kedua tentu saja kita harapkan peningkatan pendapatan atau keuntungan dibandingkan semester pertama," tutur dia.

 

3 dari 4 halaman

Puncak Penumpang Nataru

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Irfan Setiaputra mengungkapkan, hari ini Jumat (23/12/2022), merupakan peak season perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 yang menggunakan maskapai Garuda Indonesia dan Citilink.

"Sementara, hitungan kita adalah peak-nya. Kita sekitar 60 ribuan (penumpang), gabungan Garuda dan Citilink," ujar Irfan, saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soetta, Jumat (23/12/2022).

Menurutnya, jumlah penumpang pada puncak arus liburan Natal dan Tahun Baru 2023 ini adalah angka tertinggi selama Pandemi COVID-19. Sebab, sebelumnya, angka tertinggi penumpang hanya 30 ribu penumpang saja.

"Kita hampir mencapai rekor terbaru kita selama Pandemi COVID-19, sebab pandemi ini mencapai 30 ribuan. Jadi alhamdulillah, suasana membaik untuk semuanya," ujar Irfan.

 

4 dari 4 halaman

Tingkatkan Layanan

Untuk itu, dia meminta, untuk seluruh petugas Garuda Indonesia dan Citilink, untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada penumpang Garuda Indonesia group.

Pasalnya, saat ini adalah moment berharga dan kebahagiaan bagi para penumpang yang ingin pulang kampung merayakan Natal atau pergi liburan saat pergantian Tahun Baru 2023.

"Garuda dan Citilink ingin melihat Nataru ini bukan sekedar teknis, saya sudah sampaikan ke teman-teman, ini masanya orang-orang sedang bersenang-senang, sedang berbahagia. Jadi kalau tidak bisa menambah kesenangan, jangan merusak kesenangan orang," tutur Irfan.

Maksudnya, jangan sampai petugas terutama yang bekerja di pelayanan, merusak pelayanan penumpang.

"Jangan merusak dengan sesuatu, seperti antrian yang tidak benar, tidak delay, sebisa mungkin kita fokus pada hal-hal seperti itu," katanya.