Sukses

Jalan-jalan ke China Tak Perlu Karantina Lagi Mulai 8 Januari 2023

Perubahan tersebut mengakhiri sebagian besar tindakan paling ketat yang telah diberlakukan di China selama hampir tiga tahun karena adanya kebijakan nol-Covid.

Liputan6.com, Jakarta Pada Senin malam, China mengumumkan bahwa para pelancong tidak perlu lagi melakukan karantina setibanya di negara yang dijuluki sebagai Negeri Tirai Bambu itu mulai 8 Januari.

Perubahan tersebut mengakhiri sebagian besar tindakan paling ketat yang telah diberlakukan di China selama hampir tiga tahun karena adanya kebijakan nol-Covid.

Seperti yang diketahui, sejak Maret 2020, pelancong yang sampai di China harus dikarantina, biasanya dilakukan di hotel selama 14 hari. Masa isolasi itu kemudian mulai meningkat menjadi 21 hari atau lebih untuk beberapa pelancong, sebelum China mulai memotong waktu karantina di musim panas ini.

Kemudian kebijakan saat ini mensyaratkan lima hari karantina di fasilitas terpusat, diikuti tiga hari di rumah.

Melansir CNBC, Selasa (27/12/2022), Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa mulai 8 Januari, pihak berwenang akan berhenti melacak kontak dekat pasien Covid, menghentikan penetapan area berisiko Covid, dan membatalkan tindakan Covid yang telah memperlambat impor barang.

Komisi itu mengatakan para pelancong ke China hanya perlu menunjukkan tes virus negatif dalam 48 jam terakhir dan tidak perlu lagi mengajukan kode kesehatan yang jelas. Namun, selama dalam penerbangan, penumpang harus tetap memakai masker, kata pengumuman itu.

Seperti yang diketahui, perekonomian China melambat tahun ini di tengah kontrol Covid yang ketat yang mengunci Shanghai selama sekitar dua bulan, serta bagian lain negara itu. Beijing tiba-tiba mengakhiri banyak pembatasan awal bulan ini. Sementara itu, infeksi Covid lokal melonjak, menekan sistem kesehatan masyarakat yang sudah kewalahan.

 

2 dari 2 halaman

Dibutuhkan lebih banyak penerbangan

Persyaratan karantina masuk dan tindakan terkait Covid lainnya telah mempersulit bisnis asing di China untuk mendatangkan staf, eksekutif, dan teknisi pabrik.

"Hanya karena perbatasan dibuka bukan berarti perjalanan akan segera bangkit kembali," kata presiden Kamar Dagang Amerika di China Michael Hart pada pekan lalu.

Dia mencatat jumlah penerbangan yang tersedia masuk dan keluar dari China harus pulih. "Saya rasa maskapai AS atau internasional tidak akan segera kembali normal karena pesawat itu sudah terbang ke rute lain," kata Hart.

"Mungkin berbeda dengan maskapai China, karena pesawat hanya duduk di landasan tanpa melakukan apa-apa," lanjut dia.

Pada 2019, China mengatakan ada 670 juta perjalanan internasional masuk dan keluar negeri. Pada 2021, jumlahnya turun menjadi 128 juta, menurut Administrasi Imigrasi Nasional.

China mengatakan pada Senin nanti akan meningkatkan pengaturan visa bagi orang asing untuk memasuki negara itu guna melanjutkan pekerjaan, bisnis, belajar, mengunjungi kerabat dan pertemuan lainnya.

Kemampuan warga China untuk bepergian ke luar negeri akan "dilanjutkan dengan tertib," kata pengumuman itu dalam bahasa China.

Selama pandemi, Beijing mencegah warga China mendapatkan paspor atau meninggalkan negara itu kecuali mereka memiliki tujuan bisnis yang jelas dan khas.

Sebelumnya, turis Tiongkok dan pembelanjaannya ke luar negeri — terutama untuk barang-barang mewah — telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi bisnis di banyak tempat wisata internasional.

https://www.cnbc.com/2022/12/27/china-to-end-quarantine-for-international-travelers.html

 

 

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • KArantina