Sukses

Operator Pelabuhan Diingatkan Jangan Cuma Kejar Untung, Tapi Juga Peduli Lingkungan

Kegiatan kepelabuhanan memiliki dampak langsung pada lingkungan, seperti tumpahan minyak, yang dapat mencemari lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mewanti-wanti pelabuhan tak boleh hanya mencari keuntungan ekonomi. Tapi perlu juga memperhatikan aspek lingkungan sebagai upaya pengurangan emisi karbon.

Ini merupakan bagian dari konsep greenport dalam pengelolaan pelabuhan yang ramah lingkungan. Menurutnya ini jadi satu keharusan yang perlu dikejar, sejalan dengan penerapan digitalisasi di pelabuhan.

“Green and smart port bukan hanya menjadi konsep, tetapi menjadi suatu keharusan yang harus dibangun secara konsisten. Bagaimana pelabuhan tidak hanya memiliki kepentingan ekonomi saja, tetapi juga memperhatikan lingkungan dan juga inklusif atau punya kepedulian sosial di kawasan sekitarnya. Seperti yang dilakukan bapak Presiden di Bali dengan menanam mangrove, dan upaya-upaya lainnya,” ujarnya dalam Green Port Awards 2022 di Kemenko Marves, Rabu (28/12/2022).

Kegiatan kepelabuhanan memiliki dampak langsung pada lingkungan, seperti tumpahan minyak, yang dapat mencemari lingkungan. Untuk itu, pengelola pelabuhan perlu menyiapkan langkah-langkah untuk menetralisir dampaknya.

Kemenhub berkomitmen untuk berupaya mengimplementasikan green port di Indonesia dengan menetapkan kebijakan-kebijakan untuk menjamin kelestarian lingkungan di pelabuhan.

“Semoga kegiatan award ini bisa memberikan stimulus bagi para pengelola pelabuhan dan stakeholder terkait lainnya di sektor pelayaran, untuk melakukan upaya secara sistematis dan menunjukkan komitmennya untuk turut menjaga lingkungan, selain fungsi ekonomi. Untuk mewujudkan green port, perlu komitmen kita semua,” tutur Menhub Budi.

Pemerintah melalui Kemenko Marves menargetkan 149 pelabuhan di Indonesia akan menerapkan green and smart port pada 2024 mendatang. Saat ini sudah ada 14 pelabuhan yang menerapkan.

Adapun sejumlah pengelola pelabuhan yang menerima penghargaan, di antaranya yakni: Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik, PT Krakatau Bandar Samudera - Terminal Umum Krakatau Bandar Samudera, Terminal Khusus PT. Pupuk Kalimantan Timur, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Bali Nusra Pelabuhan Benoa.

Kemudian, PT Pelindo Terminal Petikemas - Terminal Petikemas Semarang, PT Terminal Teluk Lamong, PT IPC Terminal Petikemas - Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 - Pelabuhan Tenau Kupang, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten - Pelabuhan Ciwandan, dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak Terminal Kijing. 149 Pelabuhan Terapkan Sistem Green dan Smartport

 

2 dari 3 halaman

Target Pelabuhan Hijau

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan ada 149 pelabuhan di Indonesia menerapkan greenport dan smartport. Artinya, ada peningkatan lebih dari 10 kali lipat dari jumlah saat ini.

Menko Luhut mengatakan saat ini ada 14 pelabuhan yang menerapkan greenport dan smartport. Seluruhnya menjalankan operasional yang berdampak positif bagi lingkungan dan menerapkan digitalisasi didalamnya.

"Kalau kita lihat sekarang ada 14 green dan smartport jadi tidak hanya green saja tapi smart port, dan 112 dibawah Pelindo dan 37 yang berada di berbagai macam instansi, dan ini semua harus kira bangun dan saya harapkan dapat selesai dalam waktu dua tahun kedepan," ujarnya dalam Greenport Awards 2022 di Kemenko Marves, Rabu (28/12/2022).

"Tahun depan saya berharap kita bisa menyelesaikan 149 supaya didigitalisasi, tahun ini 14," tambahnya.

Guna mengejar target itu, Menko Luhut menyebut pelabuhan lainnya bisa mencontoh pada 14 pelabuhan yang sudah lebih dulu menerapkan greenport dan smartport. Langkah ini menurutnya bisa membangun ekosistem kepelabuhanan yang mumpuni.

"Kalau sudah 14 ini jadi kita tinggal replikasi ke tempat lain dan inilah membangun suatu ekosistem kota bernegara sehingga jangan sampai negara ini drama karena anda senang lihat OTT (operasi tangkap tangan), itu karena ekosistem kita tidak bagus, jadi jangan membuat presepsi memotong apa yang pemerintah ingin lakukan, pemerintah ingin melakukan efisiensi dengan digitalisasi dengan bangun smartport dan greenport," bebernya.

Menko Luhut berujar kalau dia enggan mendengar berbagai alasan yang menghambat adanya proses digitalisasi di sektor pelabuhan. Padahal, peran Presidensi G20 sudah mampu mengangkat perhatian dunia ke Indonesia.

"Dampak dari G20 membawa Indonesia makin terkenal, jangan masih membawa yang istilah saya masih kampungan yang tidak perlu terjadi kalau bisa dihindari kita menghinfari dengan digitalisasi tadi, semua kegiatan kita bernergara harus dilakukan dengan digitalisasi dengan demikian kita efisien dan kita bisa menaikan penerimaan negara dan mengurangi sebanyak mungkin korupsi di sana-sini," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Kendor

Pada kesempatan ini, Menko Luhut menegaskan kalau perkembangan konektivitas dan digitalisasi pelabuhan di Indonesia sudah sesuai jalurnya. Maka, diperlukan upaya yang lebih keras untuk mengejar target-target yang ditetapkan.

"Saya senang sekali dan bangga melihat teman-teman di perhubungan, Pelindo, kita ini sejalan ayo kita terus tingkatkan jangan sampai kendor, karena saya bangga kalau ini jadi karena ini yang betul-betul membawa Indonesia menjadi negara yang bermartabat," kata dia.

Dia turut mengapresiasi 14 pelabuhan yang sudah menerapkan digitalisasi dalam operasionalnya. Apalagi, digitalisasi menurut Luhut mampu menekan praktik korupsi.

"Saya apresiasi atas terbangunya 14 pelabuhan yang sudah terintegrasi secara digital sehingga meminimalkan praktek korupsi di pelabuhan karena terblok oleh sistem yang kita bangun dan tahun depan kita harus buat 149 lagi dan kita harus bekerja keras untuk itu," pungkasnya.