Sukses

Indeks Kepercayaan Industri Desember 2022 Naik Tipis Jadi 50,9

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) kedua pada Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) kedua pada Desember 2022. Hasilnya, terjadi sedikit peningkatan yang menunjukan optimisme pelaku usaha naik terhadap tingkat pemulihan/pertumbuhan ekonomi.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, pihaknya telah menerima laporan survey IKI Desember 2022 dari perusahaan industri sebanyak 8.277 laporan.

"Hasilnya adalah, IKI pada Desember 2022, nilai IKI 50,90 atau meningkat 0,01 dari IKI November 2022 sebesar 50,89," jelas Febri dalam sesi konferensi pers, Jumat (30/12/2022).

Dari nilai IKI tersebut, ia menambahkan, 11 subsektor mengalami ekspansi dan 12 subsektor mengalami kontraksi. Secara perhitungan, kalau nilai indeksnya di bawah 50 maka ditetapkan statusnya kontraksi. Sementara bila di atas 50 maka dapat dikatakan stabil atau ekspansi.

Febri melaporkan, dari 11 sektor industri yang mengalami ekspansi punya share produk domestik bruto (PDB) hingga 74,9 persen.

"Jadi, ini artinya sektor-sektor yang mengalami ekspansi adalah sektor-sektor yang share PDB-nya besar. Share PDB sektor-sektor ekspansi pada November adalah 71,3 persen," terang dia.

Sementara 12 subsektor yang mengalami kontraksi per hasil survei IKI Desember 2022 sebesar 25,1 persen. Itu berkurang dari November 2022, sebesar 28,7 persen.

Penyebab utama, Febri menjelaskan, terdapat 11 subsektor yang berasal dari subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia dengan share PDB industri pengolahan non-migas sebesar 7,2 persen, statusnya naik jadi ekspansi.

"Itu yang membuat IKI pada Desember ini naik signifikan," kata Febri.

 

2 dari 3 halaman

Menperin Target Pertumbuhan Industri Capai 5,4 Persen pada 2023

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membidik pertumbuhan industri 5,1 persen hingga 5,4 persen pada 2023 dengan harapan kondisi global kian membaik.

"Dengan bekal pengalaman dan pelajaran yang diperoleh, kita tetap optimis menghadapi tahun 2023. Kami memperkirakan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,01 persen pada 2022 dan pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh antara 5,1 persen - 5,4 persen," kata Menperin dikutip dari Antara, Selasa (28/12/2022).

Sejalan dengan hal tersebut, nilai ekspor industri manufaktur diperkirakan pada kisaran 210,38 miliar dolar AS pada 2022 dan 225 miliar dolar AS hingga 245 miliar dolar AS pada 2023.

Sementara untuk nilai investasi, Menperin perkirakan akan mencapai Rp439 triliun pada 2022 dan Rp450 triliun - Rp470 triliun pada 2023.

Sedangkan penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan mencapai sebesar 19,2 juta tenaga kerja sampai 20,2 juta tenaga kerja pada 2023.

Untuk mencapai hal tersebut, Kemenperin menggulirkan beberapa program utama tahun depan, di antaranya Indonesia kembali dipercaya untuk menjadi partner country pada Hannover Messe 2023, suatu event pameran teknologi industri terbesar dunia, pada 17-21 April 2023 di Hannover, Jerman.

"Hannover Messe 2023 tidak hanya sebagai ajang promosi bagi Indonesia, tetapi juga untuk menunjukkan kesiapan dan kapabilitas sektor manufaktur Indonesia menuju era digital. Event ini juga membuka jalan yang lebar bagi masuknya investasi ke dalam negeri maupun kemitraan pelaku industri pada jaringan rantai suplai global (global supply chain)," kata Agus.

3 dari 3 halaman

Restrukturisasi Mesin

Selain itu, program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil akan mendapat perhatian khusus sebagai upaya mengakselerasi peningkatan kinerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di pasca pandemi COVID-19.

Kemenperin juga akan mengembangkan dan memperkuat program kemitraan yang saling menguntungkan antara industri pengolahan susu dengan koperasi atau peternak sapi perah lokal.

"Program ini didukung juga oleh digitalisasi rantai pasok susu. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian industri pengolahan susu dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor," kata Agus.

Selanjutnya, pembangunan fasilitas produksi fitofarmaka di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan Jakarta yang mencakup gedung fasilitas produksi fitofarmaka; peralatan proses produksi fitofarmaka; dan peralatan pendukung dan utilitas fasilitas.