Sukses

Sri Mulyani: Sukuk Ritel Lebih Susah Dicari Ketimbang Tiket Blackpink

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut sukuk ritel yang diterbitkan pemerintah laris dibeli investor. Bahkan lebih laris daripada tiket konser gril band Blackpink.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut sukuk ritel yang diterbitkan pemerintah laris dibeli investor. Bahkan lebih laris daripada tiket konser gril band Blackpink yang bakal konser Maret tahun depan.

"Anak buah (saya) sampaikan lebih susah beli sukuk ritel dari pada tiket Blackpink," kata Sri Mulyani dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat, (30/12).

Sukuk yang dimaksud yakni Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 senilai Rp10 triliun. ST009 habis terjual lebih cepat dua hari sebelum masa penawaran berakhir yakni tanggal 11-30 November lalu.

"DJPPR di Kementerian Keuangan tercatat penjualan Sukuk ritel Rp10 triliun habis hanya dalam beberapa menit diterbitkan," kata dia

Larisnya sukuk ritel ini karena harganya yang bisa dibeli secara eceran mulai dari Rp1 juta. Dalam catatan Kementerian Keuangan ST009 ini dalam 2 hari saja sudah terjual Rp2 triliun.

Hingga masa akhir penawaran, sukuk ritel ini dibeli 35.397 investor. Dari jumlah tersebut sebanyak 13.412 di antaranya merupakan investor baru.

"Jumlah investor 35 ribu ini menggambarkan dalam komunitas Indonesia banyak potensi dari inevstor ritel yang perlu digarap bersama," kata Sri Mulyani.

Banyaknya investor pemula ini menjadi bukti generasi muda Indonesia nantinya akan menjadi pelaku bursa di masa depan. Baik untuk pasar saham, SBN maupun surat berharga lainnya.

Untuk itu, dia sangat menghargai berbagai insiatif yang bisa meningkatkan minat masyarakat terhadap perdagangan saham atau obligasi lainnya. Mulai dari diversifikasi, inovasi instrumen. Termasuk dari sisi peggunaan teknologi untuk menarik lebih banyak minat masyarakat menjadi investor pasar keuangan.

 

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Pamer Bandara Kuabang Kao, Dibangun Pakai Sukuk Negara Rp 37 Miliar

Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali memamerkan fasilitas bandara yang menjadi akses untuk destinasi wisata di Halmahera Utara, Maluku Utara. 

Dengan hadirnya Bandara Kuabang Kao, akses ke Halmahera Utara kini menjadi lebih mudah.

Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya pada Selasa (27/12), Sri Mulyani menunjukkan sekilas bangunan Bandara Kuabang Kao yang sudah dilengkapi berbagai fasilitas untuk calon penumpang dan pengunjung.

Disebutkan juga, bahwa Bandara Kuabang Kao memiliki terminal penumpang seluas 3.500 m2 dan mampu melayani hingga 160.000 penumpang per tahun.

"Sekarang akses ke Halmahera Utara pun jauh lebih mudah dengan hadirnya Bandara Kuabang Kao. Diresmikan pada tahun 2021, bandara ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam perjalanan jalur udara dari Manado," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya @smindrawati, dikutip Rabu (28/12/2022). 

Pembangunan bandara ini, jelas Sri Mulyani, dilakukan dengan menggunakan sukuk negara atau dikenal sebagai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

"Dibangun dengan #Uangkita dari Sukuk Negara Rp. 37 miliar," papar video unggahan Sri Mulyani.

" Artinya, #UangKita turut berkontribusi membangun kemajuan di Maluku Utara," ujar Menkeu.

3 dari 3 halaman

Demi Pengembangan Keuangan Syariah, BI Bakal Terbitkan Sukuk

Bank Indonesia akan menerbitkan sukuk BI atau SukBI, dalam rangka terus mendukung pembiayaan inklusif serta pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan November 2022, Kamis (17/11/2022).

“(akan) Menerbitkan instrumen sukuk Bank Indonesia (SukBI) yang menggunakan underlying berupa surat berharga pembiayaan inklusif (SukBI inklusif), dan diakui sebagai Surat Berharga Pembiayaan Inklusif (SBPI),” kata Perry.

Langkah tersebut merupakan komitmen Bank Indonesia dalam upaya memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.

Adapun upaya lainnya, yakni Bank Indonesia akan terus memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR tersebut untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya lebih awal.

BI juga akan memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan tetap berada di pasar sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder;

Melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah.